Friday, February 25, 2011

Kunjungan Kehormatan Manajemen PTTEP Malunda Limited dan PTTEP South Mandar Limited ke pemerintah Prov. SULBAR


Mamuju, kunjungan kehormatan Manajemen PTTEP Malunda Limited dan TTEP South Mandar Limited ke pemerintah provinsi Sulawesi Barat yang berlangsung pada tanggal 22 Februari 2011 bermaksud untuk meminta dukungan kepada pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dalam rangka melaksanakan survei seismik di Blok Malunda dan Blok South Mandar. Blok Malunda terletak di wilayah Kabupaten Majene dengan luas wilayah 5.000 km2 dan Blok South Mandar terletak di wilayah Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Majene dengan luas wilayah 3.800 km2.Survei Seismik direncanakan berlangsung pada bulan Maret 2011 dengan kondisi kedalaman laut hingga 2.000 meter.

Pihak pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dalam hal ini diwakili oleh Wakil Gubernur Sulawesi Barat menyampaikan, berterima kasih atas kujungan kehormatan Manajemen PTTEP Malunda Limited dan PTTEP South Mandar Limited ke pemerintah Provinsi Sulawesi Barat.Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat mendukung penuh serta memberikan apresiasi yang tinggi kepada Perusahaan PTTEP Malunda Limited dan PTTEP South Mandar Limited yang melakukan ekplorasi di wilayah Provinsi Sulawesi Barat serta menekankan kepada pihak Perusahaan PTTEP Malunda Limited dan PTTEP South Mandar Limited harus mensosialisasi kegiatan ekplorasi ke masyarakat serta melakukan koordinasi ke pemerintah setempat.

Thursday, February 17, 2011

Migas Sulsel-Sulbar Segera Digarap



Jakarta, Tribun — Pemerintah melalui departemen energi dan sumber daya manusia mengumumkan pemenang lelang sembilan blok minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia.
Dua blok berlokasi di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) dan dua blok lainnya di Sulawesi Barat (Sullbar). Investor pemenang tender segera menggarap blok migas tersebut.

Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi, Luluk Sumiarso mengumumkan pemenang tender itu di Jakarta, Jumat (2/3).
Perusahaan asal Kanada, Talisman (South Makassar) Ltd memenangkan tender blok Sigeri sementara PT Sigma Energy Petrogas akan menggarap sumur gas di Enrekang.
Blok sumur di Sulbar akan digarap investor asal Amerika Serikat (AS), Esso, dan patungan PT Pertamina dengan Statoil ASA dari Norwegia.
Blok migas di Sulsel berlokasi di Kabupaten Enrekang, sekitar 236 kilometer dari Makassar dan di lepas pantai sekitar Sigeri, Kabupaten Pangkep.
Sedangkan blok migas Sulbar terdapat di lepas pantai Sulawesi Barat di Karama, Kabupaten Majene dan di blok Mandar di Kabupaten Mamuju.
Setelah ditetapkan sebagai pemenang, keempat investor pemenang tender segera melakukan eksplorasi tahap awal yang direncanakan berlangsung tahun 2008 mendatang.
Data dari Badan Pelaksana Hulu (BPH) Migas menyebutkan, cadangan minyak bumi di wilayah Sulsel-Sulbar mencapai 112,30 miliar barel.

Empat Investor
Menanggapi hasil tender tersebut, Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh mengatakan blok minyak tersebut ditenderkan sejak tahun lalu.
“Pertamina dan Esso sudah menghubungi kita dan kami welcome saja jika ada pihak yang mau masuk membangun di daerah kami,” kata mantan anggota DPR RI ini.
Anwar menambahkan, ada dua perusahaan asing yang masuk untuk membangun sumur minyak di Sulbar. Satu blok di Suremana, Pasang Kayu, Mamuju Utara, perbatasan dengan Sulawesi Tengah dan di blok Budong-budong, Kabupaten Mamuju.
Sulbar memiliki tujuh blok sumur minyak yang berada di sepanjang 852 kilometer garis pantai. Dengan bertambahnya dua perusahaan tersebut, Anwar berharap dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Semoga tidak terjadi dampak negatif seperti permasalahan dampak lingkungan dan kendala lainnya.
Jika perusahaan ini mulai bekerja, kita sangat berharap masyarakat Mandar tidak menjadi penonton terhormat,” tegasnya.
Anwar berharap investor yang masuk memberdayakan masyarakat Mandar sebagai tenaga kerja sesuai dengan kapasitas mereka.
“Persiapan kami untuk menghadapi masuknya perusahaan itu diawali konsultasi dengan pemerintah pusat melalui departemen energi dan sumberdaya mineral di Jakarta,” tambahnya.

12 Tahun
Di konfirmasi terpisah, Bupati Enrekang Latinro Latunrung menyambut gembira pengumuman tender tersebut.
Menurtnya, masyarakat Enrekang sudah 12 tahun menantikan kehadiran investor yang akan menggarap ladang minyak dan gas di daerah tersebut.
“Kami baru mendengar kabar ini. Kalau memang itu betul maka saya atas nama pemerintah daerah dan masyarakat Enrekang merasa bersyukur dan akan memberikan bantuan sepenuhnya kepada investor,” kata Latinro, tadi malam.
Namun Latinro mengaku tak mengetahui lokasi pasti sumber cadangan gas bumi di wilayahnya. Dia hanya mengetahui bila perusahaan pertambangan migas asal AS, Arco, telah melakukan riset dalam 15 tahun terakhir.
Meski tidak berlanjut, namun data potensi tersebut masih tersimpan di arsip Pemkab Enrekang. Dalam pandangannya, eksplorasi dapat membuka lapangan kerja baru serta meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
“Mereka datang ke Enrekang pasti membutuhkan makanan, penginapan, dan kebutuhan lain. Dan itu kita akan siapkan. Pemerintah daerah akan memberikan bantuan berupa pelayanan terbaik kepada pihak perusahaan, mulai dari persuratan dan sebagainya. Jika mereka butuh persuratan, kita mengaransi waktu satu jam untuk melayani,” tegas Latinro.

Bagi Hasil
Sedangkan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Sulsel Sampara Salman mengaku telah mendengar hasil tender. Namun dia belum bisa memastikan kapan blok migas tersebut mulai dibor oleh pemenang tender. Samparan menambahkan, selain di Enrekang, wilayah daratan di Takalar juga pernah diteliti oleh salah satu perusahaan migas. Namun usaha itu tak menemukan kandungan migas.
“Kalau di blok Sigeri, kandungan minyaknya cukup menjanjikan. Sedangkan di Enrekang, kemungkinan besar hanya berupa gas tapi peluang untuk mendapatkan minyak juga tetap ada,” lanjutnya.
Menurut Salman, Pemprov Sulsel akan mendapatkan keutungan sebesar 30 persen dan perusahaan pelaksana proyek ini akan mendapatkan sebesar 70 persen.
Namun “durian runtuh” sebesar 30 persen ini baru akan didapatkan ketika perusahaan break event point (BEP) atau telah meraup untung.
Aturan yang sama diberlakukan pada perusahaan yang menambang gas di Wajo. “Karena belum break event, kita juga belum dapat apa-apa,” tambahnya.
Perusahaan dikategorikan untung bila semua biaya yang dikeluarkan selama pengeboran telah kembali dan tentu saja telah mendapatkan penghasilan yang lebih dari modal yang telah dikeluarkan.
Untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah untung atau tidak, pemerintah menunjuk lembaga khusus untuk melakukan audit.

20 Blok
Luluk mengatakan, perusahaan yang memenangkan sembilan blok migas tersebut adalah mereka yang ikut tender tahun lalu.
Ada di 12 blok yang diminati, namun penawaran tiga blok lainnya dinilai kurang memenuhi syarat.
Dari 20 blok yang pada awalnya ditawarkan, sisanya akan ditawarkan lagi pada April 2007 bersama dengan blok lainnya.
Untuk blok SE Mahakam di lepas pantai Kalimantan Timur dimenangkan konsorsium Total E&P SE Mahakam-Inpex corp sedangkan PT Tiara Bumi Petroleum mendapat jatah di West Air Komering, daratan Sumatera Selatan.
Konsorsium Premier Oil Ltd-Mitsui Oil Exploration Co Ltd memenangkan eksplorasi di di Tuna, Laut Natuna dan PT ANP Energy di Lampung1 akan beroperasi di lepas Pantai Lampung. Ada pula
M3nergy Berhad di Ujung Kulon, daratan dan lepas Pantai Banten.
Menurut Luluk, jumlah blok yang akan ditawarkan pada April sekitar 20 blok. Ini “direct offer atau open bid, campur sari. Begitu juga onshore offshore- nya,” katanya.
Targetnya, penandatanganan kontrak akan dilakukan pada bulan Maret ini. Para pemenang harus mengajukan surat kesanggupan dalam 14 hari kalender setelah menerima pemberitahuan.
Dari sembilan pemenang tender ini, total investasi yang dikucurkan adalah sekitar 411,069 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,8 triliun (kurs Rp 9.000 per dolar AS) dan bonus tanda tangan sebesar 30,09 juta dolar atau sekitar Rp 2,8 triliun.
Investasi itu terdiri atas geological and geofisical study 12,915 juta dolar, survei seismik 2D 13,87 juta dolar AS, survei seismik 3D 58,780 juta, dan untuk investasi pengeboran 22 sumur 325,500 juta dolar.

Blok Karama
Konsorsium Pertamina-StatOil akan membangun tiga sumur dengan nilai investasi masing-masing sumur 25 juta dolar AS (Rp 22,5 miliar) khusus untuk pengeboran.
“Operatornya bersama, kalau pembiayaannya dibagi dua,” ujar Deputi Direktur Hulu Pertamina Tri Siwindono.
Untuk proyek ini, porsi pembagian Pertamina-StatOil sebesar 49:51. Untuk studi geologi dan geofisikalnya, konsorsium ini menanamkan investasi 3 juta dolar.
Sedangkan untuk pemerintah, diberikan 5 juta dolar AS sebagai bonus tanda tangan. Menurut Tri, cadangan migas di Karama cukup besar, mencapai 200 juta barel. “Tapi kita masih expect minyak,” ujar Tri. Sedangkan Esso Exploration International yang juga memenangkan blok Mandar memberikan bonus tandatangan terbesar, yaitu 10,8 juta dolar AS. Esso akan membangun tiga sumur dengan geological and geofisical study sebesar 3 juta dolar AS (Rp 27 miliar). (lim/opi)

sumber: http://massenrengpulu.wordpress.com/2007/03/03/migas-sulsel-sulbar-segera-digarap/

Migas Sulsel-Sulbar Segera Digarap



Jakarta, Tribun — Pemerintah melalui departemen energi dan sumber daya manusia mengumumkan pemenang lelang sembilan blok minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia.
Dua blok berlokasi di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) dan dua blok lainnya di Sulawesi Barat (Sullbar). Investor pemenang tender segera menggarap blok migas tersebut.

Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi, Luluk Sumiarso mengumumkan pemenang tender itu di Jakarta, Jumat (2/3).
Perusahaan asal Kanada, Talisman (South Makassar) Ltd memenangkan tender blok Sigeri sementara PT Sigma Energy Petrogas akan menggarap sumur gas di Enrekang.
Blok sumur di Sulbar akan digarap investor asal Amerika Serikat (AS), Esso, dan patungan PT Pertamina dengan Statoil ASA dari Norwegia.
Blok migas di Sulsel berlokasi di Kabupaten Enrekang, sekitar 236 kilometer dari Makassar dan di lepas pantai sekitar Sigeri, Kabupaten Pangkep.
Sedangkan blok migas Sulbar terdapat di lepas pantai Sulawesi Barat di Karama, Kabupaten Majene dan di blok Mandar di Kabupaten Mamuju.
Setelah ditetapkan sebagai pemenang, keempat investor pemenang tender segera melakukan eksplorasi tahap awal yang direncanakan berlangsung tahun 2008 mendatang.
Data dari Badan Pelaksana Hulu (BPH) Migas menyebutkan, cadangan minyak bumi di wilayah Sulsel-Sulbar mencapai 112,30 miliar barel.

Empat Investor
Menanggapi hasil tender tersebut, Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh mengatakan blok minyak tersebut ditenderkan sejak tahun lalu.
“Pertamina dan Esso sudah menghubungi kita dan kami welcome saja jika ada pihak yang mau masuk membangun di daerah kami,” kata mantan anggota DPR RI ini.
Anwar menambahkan, ada dua perusahaan asing yang masuk untuk membangun sumur minyak di Sulbar. Satu blok di Suremana, Pasang Kayu, Mamuju Utara, perbatasan dengan Sulawesi Tengah dan di blok Budong-budong, Kabupaten Mamuju.
Sulbar memiliki tujuh blok sumur minyak yang berada di sepanjang 852 kilometer garis pantai. Dengan bertambahnya dua perusahaan tersebut, Anwar berharap dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Semoga tidak terjadi dampak negatif seperti permasalahan dampak lingkungan dan kendala lainnya.
Jika perusahaan ini mulai bekerja, kita sangat berharap masyarakat Mandar tidak menjadi penonton terhormat,” tegasnya.
Anwar berharap investor yang masuk memberdayakan masyarakat Mandar sebagai tenaga kerja sesuai dengan kapasitas mereka.
“Persiapan kami untuk menghadapi masuknya perusahaan itu diawali konsultasi dengan pemerintah pusat melalui departemen energi dan sumberdaya mineral di Jakarta,” tambahnya.

12 Tahun
Di konfirmasi terpisah, Bupati Enrekang Latinro Latunrung menyambut gembira pengumuman tender tersebut.
Menurtnya, masyarakat Enrekang sudah 12 tahun menantikan kehadiran investor yang akan menggarap ladang minyak dan gas di daerah tersebut.
“Kami baru mendengar kabar ini. Kalau memang itu betul maka saya atas nama pemerintah daerah dan masyarakat Enrekang merasa bersyukur dan akan memberikan bantuan sepenuhnya kepada investor,” kata Latinro, tadi malam.
Namun Latinro mengaku tak mengetahui lokasi pasti sumber cadangan gas bumi di wilayahnya. Dia hanya mengetahui bila perusahaan pertambangan migas asal AS, Arco, telah melakukan riset dalam 15 tahun terakhir.
Meski tidak berlanjut, namun data potensi tersebut masih tersimpan di arsip Pemkab Enrekang. Dalam pandangannya, eksplorasi dapat membuka lapangan kerja baru serta meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
“Mereka datang ke Enrekang pasti membutuhkan makanan, penginapan, dan kebutuhan lain. Dan itu kita akan siapkan. Pemerintah daerah akan memberikan bantuan berupa pelayanan terbaik kepada pihak perusahaan, mulai dari persuratan dan sebagainya. Jika mereka butuh persuratan, kita mengaransi waktu satu jam untuk melayani,” tegas Latinro.

Bagi Hasil
Sedangkan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Sulsel Sampara Salman mengaku telah mendengar hasil tender. Namun dia belum bisa memastikan kapan blok migas tersebut mulai dibor oleh pemenang tender. Samparan menambahkan, selain di Enrekang, wilayah daratan di Takalar juga pernah diteliti oleh salah satu perusahaan migas. Namun usaha itu tak menemukan kandungan migas.
“Kalau di blok Sigeri, kandungan minyaknya cukup menjanjikan. Sedangkan di Enrekang, kemungkinan besar hanya berupa gas tapi peluang untuk mendapatkan minyak juga tetap ada,” lanjutnya.
Menurut Salman, Pemprov Sulsel akan mendapatkan keutungan sebesar 30 persen dan perusahaan pelaksana proyek ini akan mendapatkan sebesar 70 persen.
Namun “durian runtuh” sebesar 30 persen ini baru akan didapatkan ketika perusahaan break event point (BEP) atau telah meraup untung.
Aturan yang sama diberlakukan pada perusahaan yang menambang gas di Wajo. “Karena belum break event, kita juga belum dapat apa-apa,” tambahnya.
Perusahaan dikategorikan untung bila semua biaya yang dikeluarkan selama pengeboran telah kembali dan tentu saja telah mendapatkan penghasilan yang lebih dari modal yang telah dikeluarkan.
Untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah untung atau tidak, pemerintah menunjuk lembaga khusus untuk melakukan audit.

20 Blok
Luluk mengatakan, perusahaan yang memenangkan sembilan blok migas tersebut adalah mereka yang ikut tender tahun lalu.
Ada di 12 blok yang diminati, namun penawaran tiga blok lainnya dinilai kurang memenuhi syarat.
Dari 20 blok yang pada awalnya ditawarkan, sisanya akan ditawarkan lagi pada April 2007 bersama dengan blok lainnya.
Untuk blok SE Mahakam di lepas pantai Kalimantan Timur dimenangkan konsorsium Total E&P SE Mahakam-Inpex corp sedangkan PT Tiara Bumi Petroleum mendapat jatah di West Air Komering, daratan Sumatera Selatan.
Konsorsium Premier Oil Ltd-Mitsui Oil Exploration Co Ltd memenangkan eksplorasi di di Tuna, Laut Natuna dan PT ANP Energy di Lampung1 akan beroperasi di lepas Pantai Lampung. Ada pula
M3nergy Berhad di Ujung Kulon, daratan dan lepas Pantai Banten.
Menurut Luluk, jumlah blok yang akan ditawarkan pada April sekitar 20 blok. Ini “direct offer atau open bid, campur sari. Begitu juga onshore offshore- nya,” katanya.
Targetnya, penandatanganan kontrak akan dilakukan pada bulan Maret ini. Para pemenang harus mengajukan surat kesanggupan dalam 14 hari kalender setelah menerima pemberitahuan.
Dari sembilan pemenang tender ini, total investasi yang dikucurkan adalah sekitar 411,069 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,8 triliun (kurs Rp 9.000 per dolar AS) dan bonus tanda tangan sebesar 30,09 juta dolar atau sekitar Rp 2,8 triliun.
Investasi itu terdiri atas geological and geofisical study 12,915 juta dolar, survei seismik 2D 13,87 juta dolar AS, survei seismik 3D 58,780 juta, dan untuk investasi pengeboran 22 sumur 325,500 juta dolar.

Blok Karama
Konsorsium Pertamina-StatOil akan membangun tiga sumur dengan nilai investasi masing-masing sumur 25 juta dolar AS (Rp 22,5 miliar) khusus untuk pengeboran.
“Operatornya bersama, kalau pembiayaannya dibagi dua,” ujar Deputi Direktur Hulu Pertamina Tri Siwindono.
Untuk proyek ini, porsi pembagian Pertamina-StatOil sebesar 49:51. Untuk studi geologi dan geofisikalnya, konsorsium ini menanamkan investasi 3 juta dolar.
Sedangkan untuk pemerintah, diberikan 5 juta dolar AS sebagai bonus tanda tangan. Menurut Tri, cadangan migas di Karama cukup besar, mencapai 200 juta barel. “Tapi kita masih expect minyak,” ujar Tri. Sedangkan Esso Exploration International yang juga memenangkan blok Mandar memberikan bonus tandatangan terbesar, yaitu 10,8 juta dolar AS. Esso akan membangun tiga sumur dengan geological and geofisical study sebesar 3 juta dolar AS (Rp 27 miliar). (lim/opi)

sumber: http://massenrengpulu.wordpress.com/2007/03/03/migas-sulsel-sulbar-segera-digarap/

Sulbar fokus kakao & migas





MAKASSAR: Sulawesi Barat, provinsi termuda di Tanah Air dengan volume APBD rata-rata hanya Rp500 miliar sejak dimekarkan pada 5 Oktober 2004, berharap mulai dapat memfokuskan strategi pembangunan daerah dengan mengembangkan potensi perkebunan dan migas.
Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh mengatakan wilayah itu memiliki migas dan potensi perkebunan melimpah, tetapi sebagian besar belum dikelola. Pemerintah, menurutnya, tengah berupaya menarik sebanyak mungkin investor untuk menggarap komoditas unggulan sambil pihaknya memperbaiki kondisi infrastruktur.
Pada 2011, Sulbar menargetkan produksi kakao, komoditas perkebunan terpenting daerah ini menembus 200.000 ton, naik signifikan dibanding realisasi tahun lalu yang ditaksir hanya mencapai 117.000 seiring banyaknya lahan yang ditanami kembali dalam program Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao (Gernas Kakao).
Provinsi tersebut juga mulai mencari cara meningkatkan hasil panen sawit yang belakangan cenderung membaik. Dua komoditas itu, kakao dan sawit, bakal menjadi komoditas fokus di masa mendatang.
Sementara itu, di sektor migas, pemda meminta delapan perusahaan yang menyatakan minat segera merealisasikan proyeknya. Menurut Anwar, hampir semua perusahaan migas tersebut sedang melakukan eksplorasi mengenai kelayakan sumber migas di lokasi mereka.
“Pemerintah sekarang mempercepat penyelesaian dua proyek infrastruktur untuk mendukung kegiatan ekonomi, yaitu bandara dan pelabuhan. Produksi kakao harus digenjot, sedangkan potensi migas perlu secepatnya dimanfaatkan,” kata Anwar di Makassar, Selasa malam.
Sulbar merupakan salah satu daerah sentra produksi kakao yang mengikuti program Gernas Kakao. Tahun ini, anggaran Gernas yang dikucurkan pemerintah pusat diperkirakan mencapai Rp202 miliar, kendati belum diketahui berapa porsi Sulbar.
Produksi daerah itu menurun tahun lalu dibanding 2009 yang masih menyentuh 130.000 ton. “Penurunan itu disebabkan beberapa hal. Tahun ini kami akan menggenjot produksi kakao karena 65% rakyat Sulbar hidup dari kakao dan 100% kakao itu adalah hasil kebun rakyat,” tukasnya.
Sekitar 52% pembentukan produk domestik regional bruto Sulbar disebut bersumber dari sektor pertanian dan perkebunan rakyat. Produksi kakao pada 2013 diharapkan menggapai 300.000 ton.
Anwar mengemukakan pihaknya juga mendorong investasi pabrik pengolahan kakao di wilayah tersebut. Saat ini, klaim dia, terdapat dua calon investor yang siap menanamkan modal pada 2011, yaitu PT Bumi Tangerang dan satu lagi perusahaan asing Filipina.
Kata dia, investor Filipina berencana membangun pabrik pengolahan biji kakao menjadi bubuk coklat berkapasitas 150.000 ton per tahun. Luas lahan kakao Sulbar tercatat 178.000 hektare.

sumber: http://www.bisnis-kti.com/index.php/2011/02/sulbar-fokus-kakao-migas/

Migas Sulbar Bisa Sumbangkan PAD Rp13 Triliun



Kamis, 20 Januari 2011


(ANTARA News) - Potensi Minyak dan Gas (Migas) di wilayah Provinsi Sulawesi Barat yang memiliki sembilan blog migas bisa menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga Rp13 triliun per tahun.

"Enam blog migas dari sembilan blog migas di Sulbar telah ditenderkan untuk dilakukan eksplorasi. Jika enam blog migas ini menghasilkan tetesan minyak maka Sulbar akan menjadi provinsi terdepan karena akan mampu menghasilkan PAD hingga Rp13 triliun," kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulbar, Hamzah Hapati Hasan, saat menjamu makan malam rombongan anggota Badan Musyawarah DPRD Provinsi Riau di Mamuju, Kamis malam.

Menurutnya, potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang terkandung dalam perut bumi di wilayah afdeling Mandar Sulbar ini merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang patut disyukuri karena sejumlah investor asing telah melakukan eksplorasi, seperti PT Marathon International Petroleum Indonesia Limited yang telah bekerja di perairan lepas pantai Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara (Matra) sejak 4 Agustus 2009 lalu.

Blok lain yang dalam tahap eksploitasi ini, kata dia yakni blok Mandar yang dikerjakan PT Exxon Mobil Indonesia, blok Kuma oleh PT Conoco-Phillips Indonesia, blok Karama dikerjakan PT. Star Oil-Pertamina, blok Karama oleh Pearl Oil, blok Malunda dan blok South Mandar yang dikerjakan PT Exploration and Production.

"Saat ini kami hanya bermimpi kelak Sulbar akan mampu bangkit dari ketertinggalan dari daerah lain yang sudah mapan. Mimpi ini bisa terwujudkan apabila enam blog migas yang telah ditenderkan mengeluarkan tetesan minyak untuk kemakmuran rakyat Sulbar," kata dia.

Hapati Hasan menuturkan, cadangan minyak dan gas yang terkandung dalam perut bumi provinsi terbungsu Indonesia ini tidak hanya di daratan (on shore), tapi juga di perairan lepas pantai (off shore).

Saat ini kata dia, satu blog migas yang ada di daratan yakni blok Budong-Budong, telah dieksplorasi oleh perusahaan asal Belanda, PT Tately yang diharapkan mampu menemukan tetesan minyak sehingga harapan meraih mimpi mensejahterakan rakyat bisa terwujudkan.

Dia mengemukakan, pembangunan di Sulbar saat ini masih mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat karena daerah kita belum mampu mengandalkan sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang hanya berkisar Rp110 miliar tahun ini.

Ketergantungan Sulbar terhadap pusat akan bisa berakhir katanya, apabila potensi daerah seperti pemanfaatan sembilan blog migas yang saat ini masih dalam tahap eksplorasi oleh perusahaan asing dan beberapa sektor pertambangan lainnya telah menuai hasil.

Bukan hanya sektor migas, tambah Hapati Hasan, beberapa sektor pertanian, perikanan dan sektor lainnya juga melimpah di daerah ini yang sangat membutuhkan keterlibatan investor untuk mengelola potensi di daerah ini.

"Kami memiliki potensi unggulan dengan akan dibangunnya potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Karama, salah satu sumber energi listrik terbesar di Asia Tenggara ini.

"Rencana pembangunan PLTA Karama ini telah dilirik oleh investor asing maupun dari pengusaha lokal yakni Bukaka Grup salah satu anak perusahan Kalla Grup," pungkasnya.
(T.KR-ACO/F003)