Monday, June 27, 2011

Mamuju Dapat 12 Persen Hasil Eksplorasi Migas


Rabu, 15 Juni 2011
Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat akan mendapatkan sekitar 12 persen dari hasil eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan sejumlah perusahaan migas di daerah itu.

Bupati Kabupaten Mamuju, Drs. Suhardi Duka, MM. di Mamuju, Minggu, mengatakan, hasil eksplorasi yang akan didapatkan Kabupaten Mamuju dari sejumlah perusahaan migas yang melakukan investasi dengan melakukan eksplorasi migas di Mamuju, sekitar 12 persen.

Ia mengatakan, sekitar 12 persen hasil migas itu akan didapatkan dari tiga perusahaan yang melakukan ekplorasi migas di Mamuju yang diantaranya PT Tately NV, yang melakukan pengeboran migas di daratan Mamuju dan PT Marathon Oil serta Conoco Philips yang melakukan eksplorasi migas di perairan Mamuju.

" Hasil yang diharapkan akan didapatkan dari investasi tiga perusahaan itu mencapai Rp. 5 triliun ketika perusahaan asing itu benar-benar menghasilkan migas, dengan hasil itu pendapatan daerah Kabupaten Mamuju akan dapat menyamai pendapatan daerah di Kalimantan yang juga mengandalkan migas, " katanya.

Bupati mengatakan, pemerintah di Mamuju sangat optimis investasi migas sejumlah perusahaan itu akan berhasil, karena harus diakui Mamuju merupakan daerah yang memiliki sumber daya alam yang sangat kaya termasuk memiliki kandungan migas yang bisa diandalkan untuk memberikan hasil.

Ia mengatakan, Mamuju pada masa yang akan datang akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat ketika investasi migas itu dapat membuahkan hasil dan masyarakat daerah ini akan semakin sejahtera karena peningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) ini juga akan bertambah.

Bupati berharap agar masyarakat yang ada di Mamuju dapat mendukung agar investasi tersebut berhasil, karena akan sangat bermanfaat bagi daerah ini, dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat membuat investasi tersebut terganggu.

"Masyarakat atau pihak manapun jangan mengganggu jalannya investasi ini, karena akan sangat berguna buat daerah dalam pembangunan ekonomi, jangan berbuat sesuatu yang dapat membuat perusahaan migas yang melakukan investasi meninggalkan daerah ini tanpa menghasilkan sesuatu buat daerah ini," katanya.

Ia juga meminta kepada perusahaan migas yang melakukan eksploitasi dapat memberdayakan masyarakat dengan mempekerjakan mereka dan memberikan mereka hasil ketika investasi migas telah berhasil dijalankan jangan membiarkan masyarakat menderita.

" Kalau perusahaan migas tidak memberdayakan masyarakat saya akan usir karena akan merugikan daerah ini," katanya. (ANTARA News)
sumber: http://www.mamujukab.go.id/forum/201-mamuju-dapat-12-persen-hasil-eksplorasi-migas.html

PERCEPAT KELOLA MIGAS SULBAR, RAKYAT MENUNGGU



MAMUJU – Masyarakat dan pemerintah daerah Sulawesi Barat sudah lama menunggu hasil pengelolaan minyak dan gas bumi (migas). Oleh karena itu, perusahaan asing diminta mempercepat pengelolaan migas di wilayah perairan dan daratan Sulawesi Barat.
Permintaan itu disampaikan oleh Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Minggu (19/6). Seperti diberitakan Antara, Gubernur Sulbar mengatakan, sejumlah perusahaan asing telah mengeksplorasi migas di provinsi itu, sejak 2009. Namun, prosesnya dinilai terlalu lama, padahal hasilnya sudah ditunggu masyarakat dan pemerintah daerah.
"Pemerintah menganggap pengelolaan migas oleh sejumlah perusahaan tersebut lambat dan sudah terlalu lama,” katanya.
Oleh karena itu ia meminta agar perusahaan-perusahaan migas tersebut mempercepat pengelolaan migasnya. "Kalau tidak bisa dipercepat dan masih tetap lambat, lebih baik ditender ulang saja, biar perusahaan lainnya yang bisa lebih cepat bekerja, yang mengelola migas itu,” kata Gubernur Sulbar. (KlikHeadline)
Foto: kmj-ng.com
sumber: http://klikheadline.com/in/berita/berita.asp?id=news6192011191226i37s0f5ih8cfi4x778736025

GUBERNUR OPTIMIS SULBAR JADI PROVINSI TERKEMUKA KTI


Senin, 13 Juni 2011
Oleh: Jhoni Herdianto

(Berita Daerah-Sulawesi), Gubernur Provinsi Sulawesi Barat H Anwar Adnan Saleh mengaku optimis mampu menjadikan daerah itu sebagai provinsi terkemuka di kawasan timur Indonesia apabila potensi migas yang sementara dalam tahap eksplorasi menyimpan cadangan monyak. "Provinsi Sulbar memiliki sembilan blok migas yang masih dalam tahap eksplorasi. Jangankan sembilan, dua potensi migas saja menghasilkan kandungan minyak maka daerah ini akan menjadi provinsi terkemuka di KTI dan bahkan Indonesia," kata Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Minggu.

Menurut gubernur, saat ini dunia mengetahui bahwa Sulbar memiliki blok migas besar yang sejak 2005 telah dilakukan proses tender internasional dan telah dimenangkan perusahaan migas kelas dunia seperti blok Suremana dan blok Mandar dikerjakan PT Exxon Mobil Indonesia, dan blok Pasangkayu oleh PT Marathon Indonesia. Kemudian, kata dia, potensi migas lainnya yakni blok Kuma oleh PT Conoco-Phillips Ina, blok Karama dikerjakan PT Star Oil-Pertamina, blok Karama oleh Pearl Oil, blok Malunda oleh PT Exploration and Production, dan blok South Mandar yang dikerjakan PTT Exploration and Production. Karena itu kata dia, daerah Sulbar yang saat ini masih tertinggal dari provinsi lainnya akan bisa cepat bangkit apabila potensi ini menghasilkan tetasn minyak. Saat ini kata dia, PT Tately kembali melakukan tahap eksplorasi migas pada blok Budong-Budong yang terletak di Kecamatan Tommo sekitar 100 kilometer dari kota Mamuju. "Blok Budong-Budong satu-satunya pengeboran yang dilakukan didarat dan selebihnya berada di perairan Sulbar," ungkapnya. Anwar mengemukakan, penghentian pengeboran migas PT Tately di daerah Kecamatan Sarudu, Kabupaten Mamuju Utara belum diketahui alasan yang jelas dari pemilik perusahaan.

"Bukan gagal, tetapi pengeboran migas ke perut bumi di daerah Sarudu sangat riskan dilanjutkan apabila tidak didukung fasilitas dan tenaga ahli guna menghindari terjadinya dampak buruk bagi masyarakat. Makanya untuk sementara perusahaan Tately melakukan penundaan,"katanya. Namun demikian, kata dia, dirinya akan memanggil langsung pimpinan perusahaan PT Tately untuk memberikan keterangan pers secara resmi kenapa sampai dihentikan di Sarudu kemudian dilanjutkan pengeboran di Tommo. Gubernur mengemukakan, potensi migas di Sulbar ini tentu sebuah harapan besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat khususnya bagi masyarakat yang ada di Sulbar.

"Kita bisa bayangkan jika perusahaan asing ini telah beroperasi normal maka jelas akan mampu menyedot ribuan tenaga kerja. Ini berarti, pemerintah akan berhasil memangkas tingkat pengangguran dan mengurangi kemiskinan,"tuturnya. Karena itu, kata Anwar, pemerintah akan memberikan dukungan setiap perusahaan asing yang melakukan eksplorasi migas yang diharapkan Tuhan memberikan titisan migas. Ia mengemukakan, potensi migas ini yang ada dalam kandungan perut bumi di Sulbar bukan hanya kepentingan daerah namun ini juga merupakan untuk kepentingan nasional.

(jh/JH/bd-ant)

sumber: http://lepmida.com/news_irfan.php?id=40437&sub=news&page=1

Sunday, June 26, 2011

Conoco Philips Akan Eksplorasi Migas di Sulawesi Barat dan Laut Arafuru



Jumat, 21 Mei 2010
JAKARTA. Indonesia memang menjadi ladang minyak gas menjanjikan. Salah satunya perusahaan eksplorasi minyak dan gas internasional, Conoco Philips, yang akan menggelar eksplorasi di wilayah Timur Indonesia.

Vice President Development and Relation Conoco Philips Indonesia, TM Razief Fitri mengatakan, Conoco akan melakukan pengeboran minyak dan gas di Sulawesi Barat dan Laut Arafuru di Kepulauan Ambon. Menurut Razief, pihak Conoco sudah membahas rencana itu dengan pemerintah daerah setempat.

Selain itu, kata Razief, Conoco juga sudah menyiapkan persyaratan investasi di kedua daerah itu. "Pemerintah, gubernurnya baik Sulawesi Barat dan Maluku sangat kondusif dalam mencapai iklim investasi di Indonesia," kata Razief, mendampingi President and Chief Operating Officer Conoco Philips, John Carrig, dan President General Manager Conoco Philips Indonesia Jim W Taylor usai bertemu Wakil Presiden (Wapres) Boediono di Istana Wapres, Jumat (21/5).

Cuma, Razief enggan mengungkap kapan pastinya eksplorasi itu dilakukan. Namun, menurut Razief perusahannya memang akan mengekspansi kawasan timur Indonesia mulai akhir tahun 2010 nanti.


sumber: http://investasi.kontan.co.id/v2/read/1274434199/37058/Conoco-Philips-Akan-Eksplorasi-Migas-di-Sulawesi-Barat-dan-Laut-Arafuru

Monday, June 20, 2011

Tately Temukan Gas di Sumur Migas Sarudu


14 Juni 2011

MAMUJU-PT Tately NV menemukan potensi gas di Sumur LG 1 Kecamatan Sarudu, Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat setelah melakukan pengeboran minyak dan gas daerah itu.

"Senior Geoscientist" Tately NV Farry Hakim di Mamuju, Senin (13/6) menanggapi Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh yang mempertanyakan mengenai penyebab Tately NV menghentikan pengeboran migasnya di Kecamatan Sarudu, Mamuju Utara.

Ferry Hakim mengatakan, Tately NV menghentikan sementara aktivitasnya melakukan pengeboran Migas di Kecamatan Sarudu karena setelah melakukan pengeboran hingga kedalaman sekitar 727 meter dibawah perut bumi Tately NV, menemukan gas.

"Gas itu semburannya sangat kuat, sehingga dikhawatirkan kalau pengeboran itu terus dilakukan maka akan menimbulkan dampak alam yang dapat beresiko tinggi bagi masyarakat Kecamatan Sarudu," katanya.

Oleh karena itu ia mengatakan, PT Tately NV mengehentikan sementara aktivitasnya melakukan pengeboran migas karena potensi gas yang terkandung dalam perut bumi di Kecamatan Sarudu diakui sangat sulit dikelola Tately NV.

"Tately belum mengelola gas yang didapatkan itu karena akan butuh biaya yang sangat besar karena akan membutuhkan teknologi lebih canggih untuk mengelolanya agar dapat menghasilkan,"katanya.

Ia mengatakan, kalaupun juga potensi gas tersebut harus dikelola dengan anggaran besar maka kesulitannya kemudian adalah pemasaran gas tersebut, karena gas itu ketika berhasil dikelola sulit untuk dipasarkan.

Sehingga ia mengatakan, jika Tately NV kemudian juga masih akan melakukan pengeboran migas di sumur LG 1 Kecamatan Sarudu, maka yang akan dicari adalah potensi minyak karena lebih mudah untuk dikelola, dari pada potensi gas.

"Pengeboran migas masih akan dilakukan PT Tately NV hingga kedalaman 1618 meter dibawah perut bumi untuk mencari minyak, namun pengeboran itu baru akan dilakukan pada tahun depan,"katanya.

Menurut dia, Tately NV masih akan melakukan pengeboran migas hingga kedalaman 1618 meter dibawah perut bumi karena perusahaan kami yakin kandungan minyak bumi yang dicari ada di kedalaman itu.

"Tetapi jika sumur LG 1 tidak ditemukan minyak yang dicari maka akan dilakukan lagi pengeboran dua sampai tiga sumur migas, sampai minyak yang dicari ditemukan,"katanya.

Ia mengatakan, saat ini peralatan Tately NV di sumur LG 1 saat ini telah dipindahkan untuk melakukan pengeboran migas di Kecamatan Tommo pada sumur migas KD 1 di daerah itu karena diyakini di Kecamatan Tommo juga terdapat kandungan migas yang dicari.(ant/hrb)

sumber: http://www.investor.co.id/energy/tately-temukan-gas-di-sumur-migas-sarudu/13939

Sektor Migas Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Koridor Sulawesi



14 Juni 2011

Mamuju, UPEKS--Komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk mendorong percepatan pengelolaan sumber daya alam (SDM), melalui potensi pertambangan mulai mengeliat. Terbukti, saat ini salah satu perusahaan tambang migas dari Amerika melakukan pengeboran di Tomm0, tepatnya di area blok Budong-budong Mamuju.


Hal itu diungkapkan Gubernur Sulbar H Anwar Adnan Saleh di kediamannya, Sabtu (11/6). Pengeboran tersebut kedua kalinya dilakukan NV Tately. Sebelumnya telah dilakukan pengeboran di Blok Pasangkayu yang berada dalam wilayah Kabupaten Mamuju Utara.
"Kegiatan pengeboran ini merupakan komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk memaksimalkan potensi pertambangan, sebagai salah satu potensi daerah yang merupakan bagian dan tanggungjawab daerah ini dalam memaknai dan mendorong pertumbuhan ekonomi pada koridor ekonomi Sulawesi khususnya di Sulawesi Barat,”ujarnya.
Dikatakan gubernur, enam korodor ekonomi di Indonesia yang telah ditetapkan oleh Presiden RI akan menjadi perhatian pemerintah, khusus untuk koridor Sulawesi berada diurutan keempat setelah, Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
Pengeboran untuk menjawab bahwa tambang migas yang ada di Sulaewesi Barat yang saat ini mulai dikelola akan mampu meningkatkan koridor ekonomi Sulawesi.
"Keberadaan perusahaan tambang migas di wilayah Sulawesi Barat dapat memberikan peluang kerja bagi masyarakat di wilayah itu, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat," tandasnya.

sumber: http://www.ujungpandangekspres.com/view.php?id=67337

Perusahaan Asing Diminta Percepat Kelola Migas Sulbar



Minggu, 19 Juni 2011

Mamuju (ANTARA News) - Perusahaan asing diminta mempercepat pengelolaan minyak dan gas bumi yang ada di wilayah perairan maupun di daratan Provinsi Sulawesi Barat.

Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Minggu, mengatakan, sejumlah perusahaan asing telah melakukan pengelolaan migas di sejumlah blok migas di daerah itu dalam bentuk ekplorasi serta melakukan pengeboran.

Ia menilai, pengelolaan migas yang dilakukan sejumlah perusahaan di Sulbar sejak 2009 yang lalu itu, prosesnya terlalu lama padahal hasilnya sudah dinantikan masyarakat dan pemerintah daerah ini.

"Pemerintah menganggap pengelolaan migas yang dilakukan sejumlah perusahaan tersebut lambat karena sudah terlalu lama sementara belum membuahkan hasil yang sangat dinantikan masyarakat dan pemerintah daerah ini,"katanya.

Oleh karena itu ia meminta agar perusahaan migas tersebut mempercepat pengelolaan migasnya baik yang sementara melakukan ekplorasi migas dan pengeboran migas karena hasilnya dinantikan masyarakat.

"Kalau tidak bisa dipercepat dan masih tetap lambat, lebih baik ditender ulang saja pengelolaan migas di blok migas sulbar, biar perusahaan lainnya yang bisa lebih cepat bekerja diberikan untuk mengelola migas itu, dari pada perusahaan migas yang ada sekarang yang sangat lambat,"katanya.

Tiga perusahaan migas di Sulbar antara lain PT Marathon Oil yang melakukan pengeboran migas di Blok Pasangkayu, PT Exxon Mobile di Blok Surumana Kabupaten Mamuju Utara kemudian PT Conoco Philips di Blok Kuma perbatasan Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara sebelumnya gagal melakukan pengeboran migas di Sulbar karena perusahaan itu tidak menemukan migas yag dicari.

"Gagalnya tiga perusahaan mencari migas dianggap pemerintah bahwa perusahaan itu lambat mengelola untuk mencari migas di blok sulbar, meski ketiga perusahaan itu masih akan menggali sumur migas, di blok migas mereka,"kata Gubernur.

Gubernur mengatakan, masih tersisa sejumlah perusahaan asing pengelola migas di Sulbar yang selama ini melakukan eksplorasi diantaranya, PT Stat Oil yang mengelola migas di Blok Kuma Karama Kabupaten Mamuju, Pearl Oil yang mengeksplorasi migas di block Karama dan PT Exploration and Production di block Malunda, serta PT Exploration and Production yang mengekplorasi migas di block South Mandar.

"Perusahaan tersebut kami anggap juga lambat melakukan pengelolaan migas Sulbar karena sudah dua tahun mereka melakukan ekplorasi tanpa hasil, dan belum ada kejelasan kapan mereka akan melakukan pengeboran migas," katanya. (MFH/M027/K004)

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011

sumber: http://antaranews.com/263804

Tately Hentikan Eksplorasi Migas di Sulbar


Rabu, 8 Juni 2011
MAMUJU- Perusahaan minyak dan gas Tately NV yang melakukan pengeboran minyak dan gas di Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, menghentikan sementara aktivitasnya.

Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh kepada Antara di Mamuju, Selasa (7/6), mengatakan, perusahaan migas Tately NV menghentikan sementara pengeboran migas di Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara, karena khawatir akan menanggung risiko kemungkinan terjadi dampak pada lahan yang dibor.

Ia mengatakan perusahaan tersebut melakukan pengeboran migas di Kecamatan Baras sejak 16 Desember 2010.

"Setelah melakukan penelitian pascaekplorasi dan melakukan pengeboran migas, PT Tately NV tidak bersedia lagi melanjutkan pengeboran migasnya di Kecamatan Baras karena takut menanggung risiko," katanya.

Menurut dia, Tatey NV yang sudah melakukan pengeboran migas sedalam 2.000 meter di perut bumi di Kecamatan Baras merasa khawatir akan terjadi dampak seperti yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. "Meskipun mereka tahu potensi migas di Kecamatan Baras diperkirakan cukup melimpah," katanya.

Perusahaan itu, kata gubernur, khawatir dan takut ketika melakukan pengeboran migas akan terjadi semburan minyak yang tidak terkendali seperti lumpur lapindo di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang dapat menenggelamkan perkampungan warga.

Oleh karena itu, menurut dia, PT Tately NV saat ini sedang melakukan penelitian bagaimana mengeksplorasi migas di Kecamatan Baras tetapi tidak muncul semburan seperti lumpur lapindo.

"Untuk itu, Tately sedang menyiapkan teknologi yang lebih canggih agar dapat kembali mengebor migas di Kecamatan Baras," katanya.(ant/hrb)

TIGA PERUSAHAAN ASING GAGAL DAPATKAN MIGAS SULBAR


Selasa, 14 Juni 2011
Oleh: Jhoni Herdianto

(Berita Daerah-Sulawesi), Sebanyak tiga perusahaan asing yang melakukan pengeboran minyak dan gas di Provinsi Sulawesi Barat, gagal menemukan bahan galian golongan A itu.

"Perusahaan migas itu sejak 2009 telah melakukan persiapan pengeboran migas di perairan sulawesi namun gagal dan mengalami kerugian," kata Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Senin.

Tiga perusahaan itu adalah PT Marathon Oil yang melakukan pengeboran migas di Blok Pasangkayu, PT Exxon Mobile di Blok Surumana Kabupaten Mamuju Utara kemudian PT Conoco Philips di Blok Kuma perbatasan Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara. Ia mengatakan, PT Marathon Oil gagal menemukan migas setelah melakukan pengeboran migas pada dua sumur migasnya, sementara PT Exxon Mobile gagal menemukan migas pada tiga sumur migasnya yang sudah dibornya. Sedangkan conoco philips gagal pada sumur yang pertama dilakukan pengeboran perusahaan itu untuk mencari migas. Menurut dia, meski telah gagal melakukan pengeboran migas namun sejumlah perusahaan itu masih berniat melakukan pengeboran migas pada sejumlah sumur yang mereka tentukan untuk selanjutnya kembali dilakukan pengeboran. "PT Marathon dan PT Exxon Mobile masih akan melakukan pengeboran migas pada dua sumur migas mereka masing masing yang masih tersisa, sementara Conoco Philips masih menguji apakah akan melakukan pengeboran sumur migas yang mereka tentukan atau tidak,"katanya.

Menurut dia, karena perusahaan tersebut tidak menemukan migas pada sumur migas yang telah mereka bor, maka perusahaan tersebut mengalami kerugian besar, karena setiap sumur migas yang mereka bor membutuhkan anggaran hingga satu juta dollar. "Itu sudah resiko mereka melakukan investasi mengelola kekayaan alam daerah ini,"katanya. Gubernur mengatakan, meski tiga perusahaan itu telah gagal melakukan pengeboran migas namun masih diyakini perusahaan tersebut masih berpeluang mendapatkan migas pada sumur yang masih tersisa untuk mereka bor. Ia mengatakan, dengan kegagalan sementara yang dialami perusahaan tersebut untuk dapat menemukan migas bukan berarti peluang pemerintah di Sulbar untuk mendongkrak pertumbuhan ekonominya melalui investasi dengan mengandalkan sektor investasi dari sektor migas akan kandas.

"Meski tiga perusahaan asing yang melakukan pengeboran untuk mencari migas tersebut terancam gagal, namun masih ada perusahaan migas lainnya yang berpeluang mendapatkan migas pada sembilan blok migas yang dikelola perusahaan asing lainnya di Sulbar,"katanya. Ia mengatakan, pemerintah di Sulbar sangat optimis dari sembilan blok migas yang akan dikelola perusahaan asing lainnya pasti ada yang menghasilkan migas. "Pemerintah optimis ada perusahaan yang mengelola blok migas di Sulbar akan mendapatkan hasil untuk menjadi kontribusi pendapatan ekonomi daerah ini, tidak mungkin semua blok migas sulbar tidak menghasilkan," katanya.

(jh/JH/bd-ant)

sumber: http://lepmida.com/news_irfan.php?id=40488&sub=news&page=1

Tately Pindahkan Titik Pengeboran Migas


Minggu, 12 Juni 2011
MAMUJU -- Setelah melakukan eksplorasi minyak dan gas (migas) sejak Desember tahun lalu di Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara (Matra) Sulbar, pihak Tately menghentikan sementara aktivitasnya di lokasi tersebut. Tately memutuskan untuk memindahkan titik pengeboran ke Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju.

Hal itu diungkapkan Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh di rumah jabatannya, Minggu, 12 Juni. "Peghentian sementara itu dilakukan karena mereka belum mendatangkan tenaga ahli yang mampu mengatasi jika terjadi risiko pada titik yang dibor," kata Anwar.

Dia membeberkan, lokasi pengeboran awal itu memiliki tekanan migas yang sangat besar pada kedalaman seperdua dari rencana pengeboran yang telah dilakukan saat ini.

Namun, lanjutnya, perusahaan yang bersangkutan, khawatir ketika tetap melanjutkan pengeboran migas dengan tekanan yang kuat akan terjadi semburan minyak yang tidak terkendali seperti kasus lumpur Lapindo di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Olehnya itu, kemarin, perusahaan sudah mulai memindahkan seluruh peralatan pengeboran ke lokasi baru di Kecamatan Tommo Mamuju. Pengeboran perdana sendiri di lokasi ini secara simbolis dihadiri Sekprov Sulbar, Arsyad Hafid dan Bupati Mamuju, Suhardi Duka. "Pada dasarnya kita semua berharap agar pengeboran ini berhasil dan seluruh masyarakat bisa mendukung kegiatan ini," kata Anwar. (nur)

sumber: http://www.fajar.co.id/read-20110612190733-tately-pindahkan-titik-pengeboran-migas

Wednesday, June 1, 2011

SULBAR BERTEKAD TURUNKAN ANGKA KEMISKINAN TIGA PERSEN



(Berita Daerah-Sulawesi), Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat bertekad akan menurunkan angka kemiskinan hingga tiga persen pada 2012 mendatang dengan mendorong tumbuhnya investasi baru dan sektor riil. Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh, di Mamuju, Minggu, mengatakan, angka kemiskinan di Sulbar pada 2005 atau satu tahun setelah Provinsi Sulbar terbentuk melalui undang undang Nomor 26 tahun 2004 adalah sekitar 20,72 persen. Ia mengatakan, angka kemiskinan di Sulbar tersebut setelah dirinya menjadi gubernur yang dilantik pada 2006 dan setelah empat tahun kepemimpinannya atau pada 2010 turun menjadi 13,58 persen. Sehingga menurut dia, selama tahun 2005 sampai tahun 2010 terjadi penurunan angka kemiskinan di Sulbar secara signifikan sekitar 7,14 persen.

Oleh karena itu ia mengatakan, angka kemiskinan pada tahun 2010 tersebut akan diupayakan turun lagi pada 2012, mendatang sekitar tiga persen atau akan kemiskinan pada tahun 2012 ditargetkan turun menjadi 10 persen. "Pemerintah di Sulbar menargetkan angka kemiskinan menjadi 10 persen pada tahun 2012 atau turun tiga persen dibandingkan angka kemiskinan tahun 2010 sekitar 13,58 persen," katanya. Bukan hanya itu kata dia, pemerintah di Sulbar juga menargetkan angka kemiskinan turun menjadi sekitar lima persen di 2015. Ia mengatakan, angka kemiskinan di Sulbar itu optimis akan dapat dicapai pemerintah di Sulbar karena pemerintah mengandalkan arus investasi yang dapat menopang pertumbuhan ekonomi di Sulbar. Menurut dia, sejumlah perusahaan asing sedang melakukan investasi dengan melakukan ekploitasi dan eksplorasi migas di Sulbar diantaranya PT Chonoco Phillips di Blok Kuma dan PT Stat Oil di blok Karama Kabupaten Mamuju yang sudah melakukan eksploitasi migas.

Sementara itu, PT Exon Mobil sudah melakukan eksplorasi di block Suremana dan block Mandar serta PT Marathon Indonesia di block Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara, selain itu, Pearl Oil mengeksplorasi migas di block Karama dan PT Exploration and Production di block Malunda, Kabupaten Majene, dan PT Exploration and Production yang mengekplorasi migas di block South Mandar. "Investasi migas itu ketika berhasil di sulbar akan menjadi andalan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi disamping juga untuk menekan angka kemiskinan, disamping juga pemerintah akan mengandalkan investasi tambang dan pertanian di Sulbar lainnya," katanya.

(jh/JH/bd-ant)

Sulbar Harapkan Investasi Asing



MAMUJU--MICOM: Gubernur Sulawesi Barat H. Anwar Adnan Saleh tidak akan pernah menolak investasi asing karena daerah itu akan sulit berkembang dan maju menghapus ketertinggalan yang dirasakan rakyat di provinsi terbungsu ini.

"Saya sangat mendukung masuknya investor asing untuk melakukan investasi di Sulbar. Tidak akan mungkin kita bisa berkembang dan akan maju tanpa keterlibatan pemodal asing," kata Gubernur, Senin (30/5).

Menurutnya, Sulbar yang baru berusia enam tahun setelah memisahkan diri dari provinsi induk Sulawesi Selatan masih membutuhkan dukungan investasi yang tinggi dalam memaksimalkan potensi daerah sepanjang investor ini diyakini akan memihak kepentingan lokal.

"Saya orang pertama yang akan membuka pintu masuk para pemodal untuk melakukan investasi. Tetapi, bila investor ini tidak bisa diajak untuk mensejahterakan masyarakat lokal maka saya pun orang pertama yang akan menolak hadirnya pemodal asing itu," terangnya.

Namun demikian, kata dia, masyarakat Sulbar tak perlu khawatir dengan banyaknya minat investor asing untuk melakukan investasi di Sulbar karena pemerintah pun akan melihat seperti apa mekanisme yang akan dilakukan dalam kerjasama tersebut.

Ia mencontohkan, dua block migas dari sembilan block yang ada di Sulbar akan dibangun oleh investor luar negeri dengan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. "Satu mata bor minyak saja harganya sangat mahal dan tidak mungkin bisa dibiayai melalui APBD. Makanya, pemodal asing salah satu solusi untuk bisa mengelola potensi alam yang ada di Sulbar," ucapnya.

Gubernur mengemukakan, jika block migas yang dikerjakan pemodal asing tersebut maka 25 persen hasil produksi minyak akan dikelola daerah sehingga percepatan pembangunan bisa dicapai. Selain itu kata dia, setiap investor yang akan melakukan investasi akan dibuatkan perjanjian mengenai tata cara rekrutmen tenaga kerja. (Ant/OL-04)