Saturday, October 22, 2011

Dari Minyak Budong-Budong, Pemprov Sulbar dapat 20 Persen



Laporan: ruslan amrullah. tribuntimurcom@yahoo.com
RABU, 13 JANUARI 2010 | 16:26 WITA
MAKASSAR, TRIBUN - Kepala Dinas Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulawesi Barat Aggusalim Tamadjoe mengemukakan, sistim bagi hasil pada pengeboran minyak di Mamuju Utara adalah, pemda mendapat 20 persen sesuai Undang Undang Migas.
Pembagian 20 persen untuk provinsi dengan daerah penghasil minyak akan diatur oleh Dirjen Migas Departemen ESDM.

Selain itu, ada juga penyertaan modal sebesar 10 persen dari pemda pada usaha minyak tersebut jika sumur minyak berporduksi.

Modal ini, menurut Agussalim, bisa langsung melibatkan pemda atau bisa pula diserahkan ke pihak ketiga untuk mengelola dengan catatan ada perjanjian dengan pemda. (*)

http://202.146.4.121/read/artikel/69615

Rumpon Diputus Nelayan Sulbar Hijrah ke Kendari


Jumat, 28 Januari 2011 15:22 WITA | Sulbar
Mamuju (ANTARA News) - Akibat diputusnya rumpon nelayan yang beroperasi di perairan Sulawesi Barat membuat nelayan Sulbar hijrah menangkap ikan ke perairan Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

"Nelayan di Provinsi Sulbar sudah banyak yang hijrah untuk melaut ke perairan Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, semenjak perusahaan migas melakukan ekplorasi di perairan Sulbar," kata anggota DPRD Sulbar, Hamid BcKu di Mamuju, Jumat.

Ia mengatakan, nelayan Sulbar sudah tidak bisa melaut di perairan lagi, karena rumpon (alat tradisional) yang menjadi tempat persembunyian ikan telah diputus.

"Nelayan sudah tidak memanfaatkan rumpon mereka yang bentuknya seperti rakit untuk menangkap ikan karena diputus perusahaan migas sehingga nelayan Sulbar tidak bisa lagi melaut mencari ikan, sehingga mereka kehilangan mata pencaharian,"katanya.

Menurut dia, hal itu sangat prihatin karena nelayan Sulbar harus meninggalkan keluarga mereka untuk mencari ikan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya di daerah yang cukup jauh dari Sulbar yakni di perairan Kendari.

Ia mengatakan, kompensasi yang sebelumnya diberikan perusahaan ketika akan mengeksplorasi migas di Sulbar diduga tidak tepat sasaran sehingga nelayan tidak dapat bertahan di Sulbar hingga akhirnya memilih ke Kendari mencari ikan.

Oleh karena itu ia meminta agar nasib nelayan di Sulbar diperjelas dengan diberikan perhatian agar mereka dapat kembali menangkap ikan di kampung halamannya di Sulbar dan tidak lagi ke Kendari yang jauh. (T.KR-MFH/A033)


COPYRIGHT © 2011
http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/24137/rumpon-diputus-nelayan-sulbar-hijrah-ke-kendari

BUMD Sulbar Tetap Bersedia Memberikan Konstribusi PAD


Rabu, 15 Juni 2011 06:16 WITA | Sulbar
Mamuju (ANTARA News) - Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Sulawesi Barat tetap bersedia memberikan kontribusi untuk menambah pendapatan asli daerah tahun anggaran 2011.

"Saya telah menargetkan akan memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah (PAD) senilai Rp10 miliar pada 2011. Namun, target kontribusi kami bisa saja tidak terpenuhi karena masih minim perusahaan yang menjadi mitra," kata Direktur Utama BUMD Sulbar Harry Warganegara di Mamuju, Selasa.

Menurut dia, BUMD dalam menjalankan usahanya berawal dari titik nol tanpa ada dukungan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Beruntung BUMD saat ini berhasil memiliki aset senilai Rp128 miliar meski baru bekerja kurang lebih setahun.

"Jika teman-teman anggota Komisi II DPRD menganggap kami tidak transparan dalam mengelola perusahaan, itu keliru, karena kami akan menyampaikan apa yang telah dikerjakan kepada pemilik perusahaan yakni DPRD dan pemerintah provinsi," katanya.

Ia mengatakan, apabila hingga akhir tahun BUMD belum mendapat keuntungan yang banyak, kemudian anggota DPRD menagih BUMD untuk memberikan kontribusi PAD sesuai dengan target, boleh saja.

"Tetapi apakah pemilik perusahaan ini menghendaki agar BUMD segera menjual aset untuk memenuhi target PAD yang ditetapkan senilai Rp10 miliar," ujarnya.

Ia mengatakan, aset BUMD yang didapatkan selama ini terus meningkat berkat membaiknya investasi yang masuk ke Sulbar seperti kehadiran PT Tately yang melakukan ekplorasi minyak dan gas (migas) di blok Budong-Budong.

"Perusahaan Tately sudah melakukan pengeboran migas pada dua tempat yakni LG-1 di daerah Sarudu, Kabupaten Mamuju Utara, dan saat ini di sumur KD-1 di Tommo Mamuju. Aktivitas perusahaan asing ini merupakan peluang mitra BUMD melalui PT Sulbar Integrated Sourbes (SIS), perusahaan jasa penyedia logistik untuk kebutuhan pengolahan tambang migas," katanya.

Harry yang juga Ketua Kadinda Sulbar ini mengatakan, aset lainnya yang dimiliki BUMD adalah pembangunan depo Pertamina di Pelabuhan Belang-Belang Mamuju.

Menurut dia, delapan perusahaan migas yang melakukan eksplorasi di perairan Sulbar tidak dapat diajak bermitra dengan BUMD karena perusahaan asing menganggap daerah ini belum siap sehingga mereka mengandalkan jasa dari Kaltim.

"Alasan perusahaan asing ini tidak masuk akal karena BUMD bisa memenuhi permintaan mereka sepanjang ada kontrak kerja sama," katanya. (T.KR-ACO/E005)

COPYRIGHT © 2011
http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/28952/bumd-sulbar-tetap-bersedia-memberikan-konstribusi-pad

Masyarakat Diminta Ikut Mendukung Pengeboran Migas Tommo


Minggu, 12 Juni 2011 22:01 WITA | Ekonomi
Mamuju (ANTARA News) - Bupati Mamuju, Sulawesi Barat, Suhardi Duka meminta masyarakatnya mendukung perusahaan asing PT Tately NV yang telah memulai melakukan pengeboran perdana minyak dan gas di Kecamatan Tommo, sekitar 100 kilometer dari Kota Mamuju.

"Investasi PT Tately yang telah melakukan pengeboran minyak dan gas (Migas) di Tommo tentu diharapkan membawa harapan untuk kesejahteraan rakyat," kata Bupati Suhardi Duka saat ikut menyaksikan peresmian pengeboran perdana migas block budong-budong di Tommo, Minggu.

Karena itu, lanjutnya, apa yang dilakukan PT Tately patut diberikan dukungan penuh karena keberadaan perusahaan ini merupakan cikal bakal yang akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di Mamuju.

"Pemerintah akan membuka diri bagi perusahaan yang ingin melakukan pemanfaatan potensi alam seperti eksplorasi migas yang dilakukan Tately. Karenanya, pemerintah tak menginginkan ada yang melakukan upaya-upaya untuk menggagalkan eksplorasi ini," ungkapnya.

Namun demikian, lanjutnya, pemerintah pun akan tidak serta merta memberikan peluang bagi perusahaan asing apabila tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyat di daerah ini.

` Untuk itu, PT Tately yang melakukan pengeboran migas ini hendaknya tetap meningkatkan kerjasama dengan masyarakat lokal agar terbangun komunikasi yang baik.

"Saya sudah melakukan penekanan terhadap setiap perusahaan, termasuk Tately untuk memberikan kapling pekerjaan untuk masyarakat, terkecuali kegiatan yang sifatnya teknis maka perusahaan tentu memberdayakan tenaga dari luar yang memang ahli di bidang pengeboran migas," ucapnya.

Ia juga menyampaikan, guna menciptakan rasa aman maka tentu membutuhkan partisipasi dari semua pihak, khususnya masyarakat lokal agar tidak terpengaruh dengan isu-isu yang bisa menyesatkan.

Untuk itu, kata dia, peran pemerintah kecamatan dan desa untuk membuat suasana pelaksanaan pengeboran migas itu tidak terganggu dari gangguan oknum tertentu yang sengaja melakukan penghasutan kepada warga.

"Pemerntah desa harus meningkatkan komunikasi yang intensif agar tidak ada celah yang dimanfaatkan oknum tertentu yang tidak menghendaki suksesnya pengeboran migas ini," terangnya.

Bupati menambahkan, jika pengeboran migas tersebut menghasilkan tetesan minyak maka cepat atau lambat daerah ini akan mengalami kemajuan yang begitu pesat. (T.KR-ACO/F003)


COPYRIGHT © 2011

http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/28883/masyarakat-diminta-ikut-mendukung-pengeboran-migas-tommo

Pemprov Sulbar Rekonsiliasi Data Potensi Unggulan


Jumat, 22 Juli 2011 04:39 WITA | Sulbar
Mamuju (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, melakukan seminar rekonsiliasi data potensi unggulan daerah dengan melibatkan Badan Koordinasi Penanaman Modal serta sejumlah Satuan Kerja Perangkat tingkat provinsi dan kabupaten yang ada di wilayah itu.

Kegiatan seminar rekonsiliasi data potensi unggulan daerah dibuka Sekretaris Provinsi Sulbar, Arsyad Hafid MM di Mamuju, Kamis.

Menurut Sekprov, banyak keunggulan potensi kekayaan yang terkandung di dalam perut bumi baik yang sementara dalam tahap eksplorasi maupun tahap eksploitasi dan bahkan masih banyak yang sama sekali belum tersentuh.

Karena itu, kata dia, kegiatan rekonsiliasi data potensi unggulan tersebut diharapkan bisa berjalan optimal dalam rangka mendapatkan data terbaru terkait potensi unggulan yang ada di daerah ini.

"Data potensi unggulan Sulbar sangat dibutuhkan untuk menjadi tolak ukur bagi pengusaha dari luar untuk melirik menanamkan sebagian modalnya di daerah ini. Sulbar salah satu provinsi yang memiliki kandungan kekayaan alam yang membutuhkan sentuhan tangan para pemodal dalam rangka mencapai tujuan pembangunan yakni memakmurkan atau menyejahterakan rakyat yang ada di Sulbar," kata Sekprov.

Pemerintah provinsi, kata dia, sangat membuka diri untuk keterlibatan para investor untuk mengelola sumber daya alam yang ada di daerah ini karena tanpa campur tangan investor maka daerah Sulbar yang masih minim Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan sulit berkembang mengejar ketertinggalannya.

"Pemerintah sangat mendorong majunya dunia usaha di bidang investasi. Jika potensi alam yang ada dalam perut bumi Sulbar terkelola maka saya yakin daerah Sulbar yang masuk kategori tertinggal akan jauh lebih berkembang dibandingkan provinsi lain,"katanya.

Arsyad menyampaikan, potensi minyak dan gas (Migas) di Sulbar telah dtemukan sebanyak sembilan block migas yang sejak 2005 telah dilakukan proses tender internasional dan telah dimenangkan perusahaan migas kelas dunia seperti blok Suremana dan blok Mandar dikerjakan PT Exxon Mobil Indonesia, dan blok Pasangkayu oleh PT Marathon Indonesia.

Kemudian, kata dia, potensi migas lainnya yakni blok Kuma oleh PT Conoco-Phillips Ina, blok Karama dikerjakan PT Star Oil-Pertamina, blok Karama oleh Pearl Oil, blok Malunda oleh PT Exploration and Production, dan blok South Mandar yang dikerjakan PTT Exploration and Production.
Karena itu, katanya, daerah Sulbar yang saat ini masih tertinggal dari provinsi lainnya akan bisa cepat bangkit apabila potensi ini menghasilkan minyak.

Kata dia, PT Tately kembali melakukan tahap eksplorasi migas pada blok Budong-Budong yang terletak di Kecamatan Tommo sekitar 100 kilometer dari kota Mamuju.

"Blok Budong-Budong satu-satunya pengeboran yang dilakukan didarat dan selebihnya berada di perairan Sulbar," ungkapnya.

Selain potensi migas kata Arsyad, juga memiliki segudang potensi lainnya seperti biji besi, emas, batubara, galena dan berbagai potensi pertambangan lainnya.

Untuk sektor lain, kata Arsyad, juga memiliki potensi unggulan di bidang perkebunan pengembangan kakao, pengembangan sektor perikanan dan sektor pertanian.

Ia optimis, apabila segudang potensi alam ini dimanfaatkan secara optimal maka Sulbar kelak akan menjadi provinsi terkemuka di Kawasan Timur Indonesia. (T.KR-ACO/Z002)
COPYRIGHT © 2011
http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/30162/pemprov-sulbar-rekonsiliasi-data-potensi-unggulan

Tately Temukan Gas di Sumur Migas Sarudu


Selasa, 14 Juni 2011 01:51 WITA | Ekonomi
Mamuju (ANTARA News) - PT Tately NV menemukan potensi gas di Sumur LG 1 Kecamatan Sarudu, Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat setelah melakukan pengeboran minyak dan gas daerah itu.

"Senior Geoscientist" Tately NV Farry Hakim di Mamuju, Senin menanggapi Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh yang mempertanyakan mengenai penyebab Tately NV menghentikan pengeboran migasnya di Kecamatan Sarudu, Mamuju Utara.

Ferry Hakim mengatakan, Tately NV menghentikan sementara aktivitasnya melakukan pengeboran Migas di Kecamatan Sarudu karena setelah melakukan pengeboran hingga kedalaman sekitar 727 meter dibawah perut bumi Tately NV, menemukan gas.

"Gas itu semburannya sangat kuat, sehingga dikhawatirkan kalau pengeboran itu terus dilakukan maka akan menimbulkan dampak alam yang dapat beresiko tinggi bagi masyarakat Kecamatan Sarudu," katanya.

Oleh karena itu ia mengatakan, PT Tately NV mengehentikan sementara aktivitasnya melakukan pengeboran migas karena potensi gas yang terkandung dalam perut bumi di Kecamatan Sarudu diakui sangat sulit dikelola Tately NV.

"Tately belum mengelola gas yang didapatkan itu karena akan butuh biaya yang sangat besar karena akan membutuhkan teknologi lebih canggih untuk mengelolanya agar dapat menghasilkan,"katanya.

Ia mengatakan, kalaupun juga potensi gas tersebut harus dikelola dengan anggaran besar maka kesulitannya kemudian adalah pemasaran gas tersebut, karena gas itu ketika berhasil dikelola sulit untuk dipasarkan.

Sehingga ia mengatakan, jika Tately NV kemudian juga masih akan melakukan pengeboran migas di sumur LG 1 Kecamatan Sarudu, maka yang akan dicari adalah potensi minyak karena lebih mudah untuk dikelola, dari pada potensi gas.

"Pengeboran migas masih akan dilakukan PT Tately NV hingga kedalaman 1618 meter dibawah perut bumi untuk mencari minyak, namun pengeboran itu baru akan dilakukan pada tahun depan,"katanya.

Menurut dia, Tately NV masih akan melakukan pengeboran migas hingga kedalaman 1618 meter dibawah perut bumi karena perusahaan kami yakin kandungan minyak bumi yang dicari ada di kedalaman itu.

"Tetapi jika sumur LG 1 tidak ditemukan minyak yang dicari maka akan dilakukan lagi pengeboran dua sampai tiga sumur migas, sampai minyak yang dicari ditemukan,"katanya.

Ia mengatakan, saat ini peralatan Tately NV di sumur LG 1 saat ini telah dipindahkan untuk melakukan pengeboran migas di Kecamatan Tommo pada sumur migas KD 1 di daerah itu karena diyakini di Kecamatan Tommo juga terdapat kandungan migas yang dicari.. (T.KR-MFH/M027)
COPYRIGHT © 2011
http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/28904/tately-temukan-gas-di-sumur-migas-sarudu

Pemprov Sulbar Usulkan Penyertaan Modal Perusahaan Migas


Senin, 29 Juni 2009 15:50 WITA | Daerah
Mamuju (ANTARA Sulsel) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mengusulkan penyertaan modal ke salah satu perusahaan minyak dan gas (Migas) yang melakukan ekplorasi di Sulbar yakni Exxon Mobile.

Usulan tersebut disampaikan Sekertaris Daerah Sulbar, Arsyad Hafid, dalam rapat pembahasan ranperda tentang penyertaan modal di DPRD Provinsi Sulbar, Senin.

Sekda mengusulkan agar DPRD Sulbar menyepakati usulan Pemprov Sulbar mengenai penyertaan modal ke perusahaan migas Exxon Mobile sebesar 10 persen

Ia mengatakan Exxon Mobile yang melakukan ekplorasi migas di Blok Surumana Kabupaten Mamuju Utara telah hampir selesai, dan akan memasuki tahap ekpoloitasi.

Oleh karena itu kata dia, Pemprov Sulbar mengusulkan penyertaan modal 10 persen tersebut, untuk setiap sumur migas perusahaan Exxon Mobile tersebut yang telah berproduksi.

"Penyertaan modal ini akan menjadi sumber pendapatan daerah ini untuk lebih mensejahterakan rakyat,"ujarnya
Ia mengatakan pendapatan dari sektor migas dari hasil ekploitasi perusahaan migas Exxon Mobile itu juga akan diatur melalui sistem bagi hasil antara perusahaan migas dan pemerintah ditingkat Provinsi dan Kabupaten daerah ini.

"Hasil produksi dari ekploitasi perusahaan migas di Sulbar akan dilakukan bagi hasil yakni 62 persen dari produksi untuk pemerintah ditingkat kabupaten dan 12 persen untuk pemerintah ditingkat Provinsi,"ujarnya.
Menurut dia, sebelumnya Direktorat Jendral Pajak juga sudah mulai menyusun pajak untuk sumber pendapatan dari sektor migas tersebut.

(T.PK-MFH/S016)

COPYRIGHT © 2009

http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/5015/pemprov-sulbar-usulkan-penyertaan-modal-perusahaan-migas

Gubernur Tepis Tudingan Menjual Migas ke Investor


Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Staf Bidang Ekonomi, Hadi Purnomo (kanan) dan Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh (kiri) pada peresmian pekerjaan migas blok Budong-Budong di Saptamanajaya, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, Jumat, (17/12)
Sabtu, 18 Desember 2010 00:01 WITA | Sulbar

MAMUJU UTARA, SULBAR.
. Peresmian pekerjaan migas blok Budong-Budong oleh PT Tateli diperkirakan membutuhkan waktu antara 30 hari hingga 40 hari untuk mendapatkan hasil eksplorasi untuk dilakukan penelitian di BP Migas di Jakarta. (FOTO ANTARA/ACO AHMAD) Mamuju (ANTARA News) - Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, H. Anwar Adnan Saleh, menepis isu tudingan telah menjual potensi Sumber Daya Alam (SDA) seperti potensi minyak dan gas (Migas) kepada pengusaha asing PT Tateli yang saat ini melakukan tahap eksplorasi.

"Akhir-akhir ini banyak tudingan bahwa Gubernur Sulbar telah menjual potensi migas ke perusahaan asing. Tudingan ini tidak mendasar dan hanya penggembosan isu dengan muatan politik jelang perhelatan pemilihan gubernur (Pilgub) Oktober 2011 mendatang," kata Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Jumat.

Menurutnya, isu seperti ini hanya untuk memprovokasi pikiran rakyat karena tahun depan Pilgub akan berlangsung. Makanya, saya minta masyarakat agar tidak mudah mempercayai penggembosan isu yang tidak benar," jelasnya.

Ia mengemukakan, pihaknya medorong masuknya investor di Sulbar semata-mata untuk kepentingan rakyat dan bukan kepentingan apa-apa karena jika memang hasil pengeboran ini menemukan migas maka ini merupakan era kebangkitan ekonomi Sulbar.

"Minyak yang dibor oleh Tateli di desa Saptamanajaya ini adalah milik rakyat Sulbar karena perusahaan hanya kontraktor yang mengerjakan pengeboran," ungkap dia.

Karenanya, rakyat Sulbar agar tidak lagi terpancing dengan isu provokatif karena itu adalah isu yang menyesatkan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

Makanya, kata dia, pada saat pengeboran migas perdana ini disempatkan hadir untuk melihat langsung peristiwa penting itu sebagai bukti bahwa pemerintah provinsi mendukung sepenuhnya kegiatan Tately tanpa ada maksud lain kecuali untuk kepentingan masyarakat.

Gubernur menuturkan, dari sembilan blok migas yang ditemukan di Sulbar, delapan diantaranya berada pada lautan lepas dan satu-satunya yang ada di daratan adalah Block Budong-Budong.

"Pengeboran migas yang sementara dilakukan pengeboran perut bumi ini tentu sangat diharapkan menuai hasil maksimal. Ini bukan hanya kepentingan negara namun ini juga akan membantu masuknya pundi-pundi Pendapatan Asli Daerah," tutur Gubernur.

Dia menjelaskan, kegiatan pengeboran yang diresmikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral yang diwakili Staf Biro Ekonomi, Hadi Purnomo mengundang perhatian semua elemen dari berbagai daerah.

"Saat ini mata mulai tertuju ke desa Saptanamajaya dengan dimulainya pengeboran perdana itu. Bahkan, beberapa suara sumbang menuding bahwa Gubernur telah menjual kekayaan daerah. Padahal, ini dilakukan untuk kepentingan bangsa, khususnya masyarakat lokal," jelasnya.

Olehnya, kata dia, gubernur banyak berharap dukungan pengamanan dari aparat kepolisian agar pihak perusahaan asing bisa bekerja normal.

Gubernur menambahkan, pimpinan pemerintahan di Mamuju Utara dan masyarakat setempat untuk memberikan dukungan setinggi-tingginya untuk suksesnya pengeboran migas ini.

"Dukungan pemerintah kabupaten akan sangat berarti suksenya kegiatan pencarian minyak di perut Bumi Mamuju Utara ini. Saya yakin sekali, jika ini berhasil ditemukan minyak atau gas, maka Sulbar akan bisa maju lebih kencang lagi untuk meninggalkan ketertinggalan provinsi termuda di Indonesia ini," pungkasnya. (T.KR-ACO/F003)
COPYRIGHT © 2010
http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/22857/gubernur-tepis-tudingan-menjual-migas-ke-investor

Perusahaan Migas Tately NV Kecewakan Pemkab Mamuju

Sabtu, 05 Juni 2010 23:58 WITA | Ekonomi

Mamuju (ANTARA News) -Perusahaan minyak dan gas PT Tately NV yang melakukan eksplorasi di Blok Pasang Kayu, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, membuat kecewa pemerintah kabupaten, karena tidak menggunakan infrastruktur yang disediakan pemerintah setempat.

"Infrastruktur seperti Pelabuhan Belang-Belang di wilayah Kabupaten Mamuju yang merupakan pelabuhan terbesar di Sulawesi Barat (Sulbar) disiapkan untuk tempat berlabuh para investor yang melakukan investasi di daerah itu, bukan untuk pajangan," kata Bupati Suhardi, di Mamuju, Sabtu.

Ia menyatakan kekecewaannya karena ternyata PT Tately NV selama melakukan eksplorasi minyak dan gas (migas) di Sulbar yaitu di Kabupaten Mamuju Utara tidak memanfaatkan pelabuhan tersebut, sehingga manfaat dari investasi yang dilakukan perusahaan itu tidak dirasakan pemerintah daerah setempat.

"Bukan hanya Pemerintah Kabupaten Mamuju yang kecewa, tetapi Pemerintah Provinsi Sulbar juga kecewa, karena Pelabuhan Belang-Belang yang dibangun dengan menghabiskan biaya hingga miliaran rupiah bagi kebutuhan investasi, ternyata tidak dimanfaatkan oleh investor," katanya.

Menurut dia, perilaku investor seperti PT Tately NV dengan hanya mau mengambil untung, dan tidak bisa bekerja sama dengan pemerintah setempat, tidak bisa dibiarkan, karena tidak membawa keuntungan, tetapi justru merugikan pemerintah dan masyarakat.

Oleh karena itu, ia meminta Pemprov Sulbar melarang PT Tately NV melanjutkan ekplorasinya di Sulbar jika tidak mau memanfaatkan infrastruktur yang disediakan pemerintah, karena hanya akan merugikan daerah setempat, dan tidak menghargai pemerintah.

Ia mengatakan PT Tately NV membawa alat beratnya masuk ke wilayah Sulbar melalui Pelabuhan Bitung di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) dengan menggunakan truk besar,.

PT Tately NV kemudian mengangkut alat berat berupa kontainer melalui jalur darat masuk ke wilayah Sulbar, yakni ke Kabupaten Mamuju Utara.

"Tentu saja Tateli NV akan merusak jalan darat, karena berat beban muatan kendaraannya sekitar 40 ton dengan jumlah kontainer yang diangkut rata-rata 150 ton," katanya.

Itu artinya, menurut dia, Tately NV selain tidak memberi keuntungan dengan memanfaatkan Pelabuhan Belang-Belang, juga merusak jalan.

Bupati Mamuju mengatakan seharusnya PT Tately NV belajar dengan perilaku investor lainnya seperti PT Statoil dan Conoco Philips yang melakukan eksplorasi migas di Blok Karama, dan Budong-Budong di Kabupaten Mamuju, karena perusahaan tersebut telah memberi andil bagi pembangunan di wilayah setempat, dengan memanfaatkan infrastruktur jalan, dan tidak merusak.

"PT Statoil dan Conoco Philips telah siap membangun Community Development (Comdev), atau pemberdayaan bagi masyarakat di Sulbar sebagai umpan balik dari investasi yang dilakukannnya," katanya.

Sementara itu, PT Tately NV belum, bahkan tidak punya rencana sama sekali untuk melakukan kegiatan seperti perusahaan lainnya yang segera akan melakukan eskplorasi tambang migas di Sulbar.

Ia meminta jika PT Tately NV tidak segera membangun Comdev di wilayah ekplorasinya di Sulbar, maka perusahaan tersebut hendaknya di-"black list" pemerintah dan dilarang melakukan eksplorasi di provinsi ni, karena tidak memberi andil bagi pembangunan daerah setempat.
(T.KR-MFH/M008)


COPYRIGHT © 2010
http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/15705/perusahaan-migas-tately-nv-kecewakan-pemkab-mamuju

Conoco Philips Bantu Pendidikan Sulbar


Jumat, 01 April 2011 04:09 WITA | Sulbar
Mamuju (ANTARA News) - Perusahaan minyak dan gas Conoco Philips, yang segera melakukan pengeboran sumur migas di Blok Kuma yang terletak antara Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat, membantu pemerintah Sulbar berupa fasilitas pendidikan.

Koordinator New Venture Support Conoco Philips, Muhammad Ismiradji, di Mamuju, Kamis, mengatakan, Conoco Philips akan membantu sarana fasilitas pendidikan di Sulbar.

Ia mengatakan, bantuan yang diberikan berupa 30 unit komputer yang akan digunakan bagi proses pendidikan yang ada di Sulbar. Selain itu, memberikan sekitar 5400 buku belajar bagi para peserta didik di Sulbar.

"Bantuan yang bernilai ratusan juta itu telah diserahkan langsung pihak Conoco Philips kepada Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Jamil Barambangi, untuk dimanfaatkan sebagaimana mestinya bagi kemajuan pendidikan di Sulbar," katanya.

Menurut dia, pemberitaan bantuan tersebut sebagai bentuk konsistensi Conoco Philips dalam memberdayakan masyarakat Sulbar setelah melakukan eksplorasi migas di Sulbar. Pemberian bantuan itu sesuai ketentuan yang ditetapkan pemerintah bagi setiap perusahaan migas asing yang melakukan eksplorasi migas dinegara ini.

"Pemberian bantuan pendidikan itu salah satu bentuk program Corparate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan Conoco Philips sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat setelah melakukan ekplorasi migas," katanya.

Ia mengatakan, ketika berhasil melakukan pengeboran migas di Blok Kuma yang terletak antara Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara Provinsi Subar pada awal bulan April tahun 2011, Conoco Philips akan kembali memberikan bantuan dana CSR bagi masyarakat Sulbar.

"Bantuan yang diberikan akan lebih besar dari bantuan ini, bahkan ketika berhasil perusahaan migas ini akan memberikan kontribusi pendapatan bagi daerah ini," katanya.

Menurut dia, pengeboran sumur migas yang dilakukan Conoco Philips akan dilakukan hingga kedalaman 2000 meter sampai 2500 meter dibawah perut bumi dengan melakukan sebanyak dua sumur migas.

"Pengeboran sumur migas yang dilakukan Conoco Philips ini telah disosialisasikan kepada pemerintah maupun masyarakat yang berprofesi nelayan di Sulbar yang nantinya akan terkena dampak dari pengeboran migas yang dilakukan Conoco Philips tersebut, karena pengeboran migas itu akan sangat berbahaya bagi nelayan," katanya.

Ismiradji mengatakan, rumpon nelayan yang selama ini beroperasi di sekitar lokasi yang akan dijadikan wilayah pengeboran migas Chonoco Philips hingga jaraknya 500 meter akan segera diputus, namun nelayan akan diberikan ganti rugi sesuai ketentuan yang ada.

Menurut dia, pengeboran migas yang dilakukan Conoco Philips akan mengikuti peraturan yang berlaku, yaitu pedoman umum operasi pengeboran migas sesuai yang dikeluarkan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), serta memperhatikan dan meminimalisir dampak lingkungan yang akan ditimbulkan. (T.KR-MFH/M012)
COPYRIGHT © 2011

http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/26201/conoco-philips-bantu-pendidikan-sulbar

Gubernur Sulbar Minta BUMD Ciptakan Iklim Usaha


Jumat, 20 Agustus 2010 23:51 WITA | Sulbar
Mamuju (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh meminta agar Badan Usaha Milik Daerah menciptakan iklim dunia usaha semakin membaik dengan cara mendorong investasi masuk ke wilayah itu.

"Kita minta agar BUMD mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif guna menggenjot peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) untuk percepatan pembangunan di wilayah ini, "katanya di Mamuju, Jumat.

Menurutnya, BUMD harus mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan di daerah dengan cara melakukan berbagai terobosan untuk memperbaiki iklim usaha di daerah ini.

"Makanya kami telah memberikan kewenangan penuh kepada jajaran BUMD ini untuk menjalin kemitraan dengan para investor yang masuk ke Sulbar,"katanya.

Saat ini kata dia, beberapa calon investor melirik berbagai potensi alam di daerah termasuk PLTA Karama.

"Malam ini, ada calon investor asal Singapura ingin melakukan investasi terhadap rencana pembangunan PLTA itu. Makanya, pihak BUMD diminta untuk melakukan komunikasi seperti apa program yang akan dilakukan setelah melakukan investasi di daerah," katanya.

Meski banyak investor yang melirik PLTA Karama, kata Anwar, calon investor yang paling berpeluang adalah dari China.

"Kita tidak mungkin lagi bergeser dari komitmen awal, karena pemerintah Indonesia dan China telah melakukan penandatanganan MoU untuk membangun PLTA terbesar di Asia Tenggara ini," jelasnya.

Ia mengatakan, investor asal China itu telah menyiapkan dana untuk invesatsi PLTA Karama yang diperkirakan akan dimulai tahap pembangunan pada 2011.

Apalagi kata dia, China tak perlu lagi diragukan kemanpuannya, karena saat ini negeri Tirai Bambu itu salah satu negara terkuat dari beberapa negara di dunia.

Gubernur juga mengatakan, salah satu perusahaan minyak dan gas PT Marathon International Petroleum Indonesia Limited pun melakukan eksploitasi minyak dan gas di Blok Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara.

Ia mengatakan PT Marathon yang merupakan perusahaan asing pengelola migas yang cukup besar di dunia karena pernah mengelola migas di Afrika, Libia, Norwegia, dan Irlandia dan di Sulbar sendiri yakin mampu menghasilkan migas hingga 400.000 barel per hari.

"Perseroan Terbatas Marathon merupakan perusahaan migas yang cukup besar di dunia. Perusahaan asing ini sudah 13 tahun mengincar blok migas di Blok Pasangkayu," katanya.

Dengan target produksi migas yang ditetapkan PT Marathon tersebut, diharapkan migas Sulbar dapat menyumbang produksi migas nasional hingga 40 persen, katanya.

"Dengan target produksi yang disampaikan PT Marathon itu, maka migas yang akan dihasilkan di Sulbar akan menyumbang sekitar 40 persen produksi migas secara nasional karena produksi migas secara nasional saat ini sekitar satu juta barel per hari," katanya.

Gubernur meminta PT Marathon yang melakukan eksploitasi migas di Sulbar dapat bekerja dengan baik serta selalu berkoordinasi dengan pemerintah mengenai aktivitasnya dengan tidak merugikan masyarakat daerah ini.(T.KR-ACO/S016)
COPYRIGHT © 2010

http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/18340/gubernur-sulbar-minta-bumd-ciptakan-iklim-usaha

Pemerintah Sulbar Diminta Tanam Saham Migas

Jumat, 01 Oktober 2010 05:52 WITA | Sulbar
Mamuju (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, diminta menanamkan saham pada sejumlah perusahaan minyak dan gas (Migas) yang melakukan investasi di sejumlah blok migas yang ada di Sulbar.

Anggota DPRD Sulbar, Arman Salimin di Mamuju, Kamis, mengatakan, pemerintah hendaknya menanamkan saham pada sejumlah perusahaan migas yang melakukan investasi migas di Sulbar.

Ia mengatakan, besarnya saham yang seharusnya ditanamkan pemerintah pada sejumlah perusahaan migas di Sulbar yang telah melakukan eksplorasi sekitar 10 persen, agar masyarakat daerah ini dapat menikmati dampak dari investasi tersebut.

"Pemerintah di Sulbar sebaiknya tidak hanya mengandalkan pajak bagi hasil pada sejumlah perusahaan migas yang melakukan investasi di Sulbar, ketika perusahaan tersebut telah berhasil, tetapi juga harus menanamkan sahamnya," kata Legislator PAN Sulbar ini.

Karena, lanjutnya, jika pemerintah menanamkan saham di perusahaan yang mengelola migas di Sulbar maka keuntungan yang didapatkan jauh lebih besar dibandingkan dengan hanya mengandalkan pajak bagi hasil.

"Pemerintah harus cerdas, jangan hanya mau pajak bagi hasil tetapi harus ada saham yang ditanamkan agar keuntungan yang didapat daerah ini juga besar, perusahaan migas telah mengambil kekayaan alam kita yang begitu berharga jadi wajar kalau daerah ini juga ikut menanam saham," katanya.

Menurut dia, seharusnya pemerintah secepatnya menanam saham sebelum perusahaan migas di Sulbar berhasil melakukan investasi dan melakukan ekploitasi migas di Sulbar.

Ia mengatakan, sejumlah perusahaan Migas seperti PT Exxon Mobile telah melakukan pengeboran minyak di lepas pantai Sulbar perusahaan asing itu telah melakukan pengeboran minyak di dua blok Migas di Perairan Sulawesi antara lain di blok Migas Surumana Mamuju Utara (Matra) seluas 5.339,62 meter persegi.

Selain itu, di blok Mandar yang terletak di wilayah Kabupaten Majene dan Kabupaten Polman seluas 4.196,25 meter persegi. Perusahaan Migas lainnya di Sulbar yang melakukan ekplorasi Migas yakni, PT Marathon di blok Migas Pasangkayu Matra dengan luas ekplorasi sekitar 4.707,63, meter persegi kemudian PT Conoco Philips di blok Kuma Matra dengan luas sekitar 5.806,10 meter persegi.

Selain itu PT Pearl Oil yang melakukan ekplorasi blok Karama di wilayah Majene denga luas sekitar 5.396,8 meter persegi kemdian PT Tateli NV yang akan mengolah migas di blok Budong-Budong Mamuju dengan luas sekitar 5.494,51 meter persegi dan Kemudian PT Star Oil di blok Karama di Kabupaten Donggala dengan luas 4.287,37 meter persegi.

Selain itu, PT eksplorasion yang akan melakukan survey Migas di dua blok Migas yakni Malunda, Kecamatan Majene seluas 5.000 meter persegi dan di blok Mandar Kabupaten Polman seluas, 3.808 meter persegi. (T.KR-MFH/F003)

COPYRIGHT © 2010

http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/19894/pemerintah-sulbar-diminta-tanam-saham-migas

Marathon Eksploitasi Migas di Blok Pasangkayu

Rabu, 11 Agustus 2010 22:44 WITA | Sulbar
Mamuju (ANTARA News) - Perusahaan minyak dan gas PT Marathon International Petroleum Indonesia Limited akan melakukan eksploitasi Migas di Blok Pasangkayu, Kecamatan pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat,

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Arsyad Hafid di Mamuju, Rabu, mengatakan, perusahaan asing yang pernah mengelola Migas di negara Afrika, Lybia, Norwegia dan Irlandia itu telah menyampaikan kepada Pemerintah Provinsi Sulbar bahwa perusahaan asing tersebut akan melakukan eksploitasi Migas di Sulbar.

Ia mengatakan, perusahaan asing yang sebelumnya telah melakukan survey seismic Migas di Sulbar pada tahun 2007 telah melakukan sosialisasi kepada pemerintah dan masyarakat di Sulbar mengenai rencana perusahaan migas tersebut untuk melakukan eksploitasi migas di Sulbar pada tahun 2010 ini.

Menurut dia, PT Marathon akan melakukan eksploitasi migas di blok pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu, yang terdapat diperairan lepas pantai Kabupaten Matra pada tanggal 4 Agustus tahun 2010 ini.

Oleh karena itu ia meminta kepada PT Marathon yang akan melakukan eksploitasi migas di Sulbar, dapat bekerja dengan baik serta selalu berkoordinasi dengan pemerintah mengenai aktivitasnya dengan tidak merugikan masyarakat daerah ini.

Ia juga meminta PT Marathon yang akan segera melakukan mobilisasi peralatan beratnya untuk melakukan eskploitasi Migas di Sulbar agar tidak merusak infrasturuktur daerah ini seperti jalan dan jembatan khususnya jalur Trans Sulawesi di Kabupaten Matra karena sangat vital digunakan masyarakat menjalankan roda ekonominya.

"Jangan rusak jalan dan jembatan ketika akan melakukan mobilisasi kendaraan berat ke Sulbar karena infrastruktur jalan dan jembatan di Sulbar dibangun dengan menggunakan uang masyarakat yang tidak sedikit, kita tidak ingin PT Maraton yang berivestasi di wilayah Sulbar merusak infrastruktur daerah yang diperuntukkan bagi sarana penggerak ekonomi masyarakat," katanya.

Ia juga meminta agar keberadaan PT Marathon di Sulbar tidak meresahkan masyarakat sehingga mereka khawatir dengan aktivitasnya mengganggu kehidupan mereka karena lingkungan dan infrastruktur daerah menjadi rusak.

"PT Marathon juga harus memberdayakan masyarakat daerah dalam melakukan aktivitasnya agar masyarakat tidak selalu merasa dirugikan, selain itu harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah karena bagaimanapun daerah ini tidak ingin dirugikan dengan aktivitas PT Marathon yang mengelola Migas diperairan Sulawesi, "katanya. (T.KR-MFH/R010)

COPYRIGHT © 2010

http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/17965/marathon-eksploitasi-migas-di-blok-pasangkayu

Perusahaan Migas Bantu Pinjaman Lunak Nelayan

Kamis, 21 April 2011 12:34 WITA | Ekonomi
Mamuju (ANTARA News) - Perusahaan minyak dan gas asal Norwegia yang akan melaksanakan pengeboran minyak dan gas di blok Karama Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat memberikan bantuan lunak kepada nelayan.

"Stat Oil yang akan melakukan pengeboran migas di Blok Karama Kabupaten Mamuju memberikan bantuan lunak untuk pengembangan usaha nelayan,"kata Kepala Biro Humas Pemprov Sulbar, Rasyid Tumpang, di Mamuju, Kamis.

Ia mengatakan, pada tahun 2010 yang lalu pinjaman lunak yang diberikan Stat Oil kepada nelayan telah digunakan nelayan untuk memaksimalkan mengembangkan usaha perikanannya yang sudah berjalan di Mamuju.

Selain itu ia mengatakan, dananya juga digunakan untuk perluasan jaring tancap serta untuk pembuatan sero bagan nelayan kemudian untuk pengadaan mesin pembuat pakan ikan.

Menurut dia, selain memberikan bantuan lunak kepada nelayan Stat Oil juga memberikan bantuan untuk program usaha mikro di Kabupaten Mamuju yakni dengan memberikan bantuan mesin pengolah kelapa skala rumah tangga untuk dua kelompok masyarakat yang didominasi ibu rumah tangga.

Kemudian Stat Oil juga memberikan bantuan keuangan kepada usaha mikro tersebut serta memberikan bantuan kepada suami mereka dengan memberikan bantuan holtikultur dan bantuan peternakan.

"Suami ibu rumah tangga tersebut juga akan diberikan usaha di sektor pertanian jangka pendek seperti tanaman holtikultura serta dibidang peternakan untuk menjadi usahanya agar turut berpenghasilan dengan baik,"katanya.

Menurutnya, bantuan nelayan dan usaha mikro dari perusahaan migas Stat Oil yang akan melakukan pengeboran migas di tiga sumur migas Blok Karama merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan perusahaan itu.

Perusahaan migas Stat Oil akan melakukan pengeboran migas di Blok Karama pada kedalaman sekitar 2000 meter dibawah permukaan laut pengeboran itu akan dilakukan pada bulan Juni tahun 2011 mendatang. (T.KR-MFH/B008)

http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/26955/perusahaan-migas-bantu-pinjaman-lunak-nelayan

BUMD Minta Dukungan Politik Memanggil Perusahaan Migas

Selasa, 14 Juni 2011 02:05 WITA | Sulbar
Mamuju (ANTARA News) - Direktur Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Sulawesi Barat Harry Warganegara, meminta dukungan politik untuk memanggil perusahaan minyak dan gas yang melakukan ekplorasi di wilayah Selat Makassar karena belum memberikan kontribusi untuk daerah.

"Ada delapan perusahaan asing yang saat ini mencari migas di lepas pantai Sulbar diantaranya blok Suremana dan blok Mandar dikerjakan PT Exxon Mobil Indonesia, dan blok Pasangkayu oleh PT Marathon Indonesia," kata Harry Warganegara di Mamuju, Senin.

Potensi migas lainnya yang dilakukan ekplorasi di lepas pantai Sulbar blok Kuma oleh PT Conoco-Phillips Ina, blok Karama dikerjakan PT Star Oil-Pertamina, blok Karama oleh Pearl Oil, blok Malunda oleh PT Exploration and Production, dan blok South Mandar yang dikerjakan PTT Exploration and Production.

"Blok-blok migas ini yang memenangkan tender sejak 2005 oleh perusahaan perusahaan migas kelas dunia. Namun kehadirannya dalam tahap ekplorasi belum mampu memberikan kontribusi yang positif minimal kehadirannya yang baru mencari titik minyak itu memanfaatkan jasa logistik lokal tanpa harus mengambil jasa logistik perusahaan asal Kalimantan Timur," katanya.

Harry yang juga ketua Kadinda Sulbar ini mengatakan, perusahaan migas di lepas pantai ini sulit diajak untuk memberdayakan perusahaan mitra BUMD untuk pengadaan logistik atau pengadaan kebutuhan perusahaan migas seperti air bersih mineral, pipa maupun pengadaan jasa lainnya.

"Perusahaan asing yang melakukan pencarian minyak masih memanfaatkan dari provinsi Kaltim karena alasan Sulbar belum siap dibandingkan Kaltim. Namun, itu kami protes karena kita juga bisa melakukan hal yang sama,"kata dia.

Salah satu upaya yang dilakukan BUMD untuk mengajak perusahaan migas ini kata dia, telah mendatangi BP Migas di Jakarta maupun perusahaan minyak.

Namun saat dirinya berada di BP Migas, mereka justeru berdalih bahwa yang ngebor bukan BP Migas melainkan perusahaan yang memenangkan tender proyek tersebut.

"Prinsipnya BP Migas dan pihak perusahaan tidak memberikan peluang kepada BUMD Sulbar untuk mengajak mereka bermitra dengan kita sehingga kita sulit mendatangkan PAD dari eksplorasi ini,"terangnya.

Karena itu kata dia, DPRD hendaknya membantu BUMD untuk memanggil perusahaan atau mengajukan ke DPR RI untuk memanggil BP Migas.

"Akan lebih efektif apabila DPR secara kelembagaan memanggil langsung perusahaan migas bersama BP Migas untuk membicarakan mengenai kontribusi perusahaan terhadap daerah dalam proses pencarian minyak,"ungkapnya.

Jika alasan perusahaan bahwa perusahaan yang menjadi mitra BUMD belum siap memenuhi kebutuhan perusahaan itu hal yang keliru karena prinsipnya perusahaan mitra BUMD tetap siap untuk melaksanakan sepanjang ada kontrak.

"Jika kontrak ada maka perusahaan mitra BUMD akan siap menyuplai kebutuhan perusahaan migas yang ada di lepas pantai. Tidak mungkin alat kami dahulukan apabila belum ada kontrak,"tutur Harri.

Ia mengatakan, saat ini perusahaan Migas yang dapat memberikan kontribusi PAD hanya perusahaan Tately karena mereka melakukan pengeboran di darat.

"Kerjasama yang dilakukan berjalan baik karena kita sudah bisa mendorong perusahaan mitra BUMD untuk menjadi mitra PT Tately," katanya.(T.KR-ACO/M019)
COPYRIGHT © 2011

http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/28910/bumd-minta-dukungan-politik-memanggil-perusahaan-migas

Tately Berdayakan Lima Kontraktor Lokal

Selasa, 14 Juni 2011 01:49 WITA | Sulbar
Mamuju (ANTARA News) - Perusahaan minyak dan gas Tately NV memberdayakan lima kontraktor lokal dalam melakukan pengeboran migas di Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.

General Manager Tately NV Dr Geas di Mamuju, Senin, mengatakan hal itu kepada Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh saat melakukan pemaparan mengenai pengeboran Minyak dan Gas (Migas) yang dilakukan Tately NV di Kecamatan Tommo, Mamuju.

Geas mengatakan, pengeboran migas yang dilakukan Tately NV sebelumnya hanya memberdayakan satu perusahaan lokal yakni PT Passokorang dalam melakukan pengeboran migas di Kecamatan Tommo.

Namun kini, kata dia, terdapat lima perusahaan lokal yang diberdayakan untuk mendampingi PT Tately NV melakukan pengeboran migas di Mamuju.

"Tately NV memberdayakan lima kontraktor lokal itu sebagai bentuk program comuniti development yang dilakukan Tately saat pengeboran migas dan juga sebagai bentuk komitmen Tately dalam rangka memberdayakan kontraktor lokal," ucapnya.

Menurut dia, Tately sebelumnya melakukan kesalahan kepada Pemerintah Kabupaten Mamuju karena tidak memberdayakan kontraktor lokal dalam melakukan pengeboran migas di Kecamatan Tommo.

Namun kini kata dia, Tately NV menyadari itu dan telah memberdayakan kontraktor lokal setelah setahun lamanya melakukan persiapan pengeboran migas di Kecamatan Tommo.

Ia mengatakan, pengeboran pada sumur migas yang disebut KD 1 akan membutuhkan waktu selama dua bulan lamanya agar dapat ditentukan apakah akan ada potensi migas di sumur itu atau tidak.

Sebelumnya, Manajer Operasional Tately Mike Ellis pada peresmian pengeboran migas di Tommo bahwa pengeboran migas di Kecamatan Tommo merupakan pengeboran migas kedua yang dilakukan PT Tately di daratan Provinsi Sulbar, setelah sebelumnya perusahaan itu melakukan pengeboran migas di Kecamatan Sarudu pada sumur migas yang disebut LG 1.

Ia mengatakan, pengeboran migas di Kecamatan Tommo itu menghabiskan anggaran sekitar 31 juta dolar AS dan akan dilakukan hingga kedalaman 3.000 meter di bawah permukaan bumi.

Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh berharap pengeboran migas yang dilakukan PT Tately dapat berhasil karena akan sangat berdampak bagi perkembangan ekonomi daerah.


Anwar Adnan Saleh

"Tately kami minta dapat melakukan kerjasama dengan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola migas serta memberikan keuntungan bagi daerah ini ketika berhasil melakukan pengeboran migas itu," katanya.
(T.KR-MFH/F003)

COPYRIGHT © 2011

http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/28903/tately-berdayakan-lima-kontraktor-lokal

Tately Bantah Gagal Eksplorasi Migas di Sarudu

Minggu, 12 Juni 2011 21:24 WITA | Sulbar
Mamuju (ANTARA News) - Perusahaan Minyak dan Gas Tately NV membantah telah gagal melakukan eksplorasi migas di Blok Pasangkayu Kecamatan Surudu Kabupaten Mamuju Utara Provisi Sulawesi Barat.

Manajer Operasional Tately NV, Mike Ellis, di Mamuju, Minggu, mengatakan, Tately NV menghentikan sementara pengeboran migas di Kecamatan Sarudu Kabupaten Mamuju Utara (Matra) bukan karena mengalami kegagalan pengeboran migas.

Ia mengatakan, pengeboran migas di Kecamatan Sarudu dihentikan sementara, PT Tately NV, karena takut membuang anggaran begitu besar untuk pengeboran migas di Kecamatan itu.

Menurut dia, kedalaman pengeboran migas yang dilakukan PT Tately NV di Kecamatan Sarudu sudah melewati di kedalaman 2000 meter namun belum ditemukan potensi migas yang dicari.

"Kedalaman pengeboran yang dilakukan PT Tately NV di Kecamatan Sarudu sudah diatas 2000 meter, yang merupakan batas kedalaman pengeboran migas di daerah itu yang ditargetkan, namun, migas yang dicari belum ditemukan karena diperkirakan migas itu kedalamannya berada lebih dari 3000 meter di bawah perut bumi.

Oleh karena itu ia mengatakan, PT Tately NV menghentikan sementara pengeborannya di Kecamatan Sarudu dan berpindah ke titik lainnya untuk mencari titik lokasi yang dianggap tepat melakukan pengeboran migas.

"Kami menghentikan sementara pengeboran migas dititik lokasi yang sebelumnya kami bor karena kami takut membuang biaya besar karena potensi migas yang ada sumur bor yang digali sangat dalam dan butuh biaya besar untuk melakukannya," katanya.

Sehingga ia mengatakan, Tately NV masih mencari titik migas lainnya yang kedalamannya untuk dilakukan pengeboran kurang dari 2000 meter agar biaya yang dikeluarkan melakukan pengeboran dapat dihemat.

"Kami akan melakukan pengeboran tiga sampai empat sumur migas lagi yang potensi kedalaman migasnya dapat dijangkau, agar tidak membutuhkan anggaran besar,"katanya.

Ia berharap migas yang dicari dapat segera ditemukan untuk segera dilakukan ekploitasi agar hasilnya dapat dinikmati secara bersama perusahaan dan daerah ini.

"Kami akan lakukan pengeboran migas lagi di kecamatan Sarudu pada titik lokasi yang berbeda dalam waktu dekat agar hasilnya dapat segera dinikmati baik untuk perusahaan maupun untuk daerah ini," katanya. (T.KR-MFH/E001)
COPYRIGHT © 2011
http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/28877/tately-bantah-gagal-eksplorasi-migas-di-sarudu