Wednesday, January 4, 2012

AAS Periode Ke Dua

Selasa, 15 November 2011
Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh ANWAR Adnan Saleh atau yang akrab disapa AAS, kembali dipercaya rakyat Sulawesi Barat untuk memimpin provinsi termuda tersebut untuk periode 2011-2016. Bagaimana konsep Anwar untuk kepemimpinannya di periode kedua ini? Berikut petikan wawancara Wartawan Harian FAJAR dengan Anwar Adnan Saleh di Board Room Business Center (BRBC) Hotel Mulia Jakarta belum lama ini. Selamat Pak Anwar atas kemenangannya di Mahkamah Konstitusi (MK). Bagaimana Anda menyikapi langkah gugatan di MK tersebut? Terima kasih. Pertama, saya ingin menyampaikan, tentu ada rasa syukur kepada Allah bahwa dengan berakhirnya persidangan di MK dan ada putusan soal hasil pemilukada Sulbar, saya anggap sudah selesai. Bagi saya, sebagai incumbent yang maju kembali pada pemilukada di provinsi termuda di Indonesia itu, seharusnya kalau saya melihat penyelenggaran, tak perlu ada gugatan. Tapi itulah sebuah demokrasi yang harus kita hargai dan kita harus mengikuti dengan baik. Meski teman-teman mengatakan, persidangan di MK ini adalah pemilukada putaran kedua. Kenapa Anda masih tertarik untuk maju berkompetisi di Sulbar? Saya maju kembali. Meski sebagai gubernur definitif pertama yang sudah bekerja hampir lima tahun, memang banyak hal yang sudah kita lakukan, tapi masih banyak hal yang perlu kita lakukan. Di Sulbar kita berangkat dari kilometer nol membangun daerah ini. Tapi tidak karena itu saya maju, tapi karena survei yang mengatakan bahwa rakyat Sulbar masih menginginkan saya untuk memimpin daerah ini. Itu dibuktikan setelah pilkada dengan kemenangan lebih 48 persen, meski berakhir di MK. Itu karena hampir 100 persen pemilukada di Indonesia berakhir di MK, sejak adanya mahkamah ini. Apa langkah Anda selanjutnya? Setelah hasil MK keluar, kita tidak ingin biarkan keputusan MK ini berlama-lama, nanti masuk angin lagi. Apalagi DPRD Sulbar juga sudah menggelar paripurna, mengambil keputusan akan segera mengajukan ke Mendagri untuk mengusulkan gubernur terpilih, saya dan Wakil gubernur Aladin S Mengga segera dilantik. Hasil paripurna itu dijadwalkan diserahkan ke Mendagri Selasa, 15 November. Saya juga akan menghadap ke Mendagri agar paling tidak pelantikan gubernur bisa dilakukan tepat waktu yakni 14 Desember. Periode lalu, saya dilantik 14 Desember 2006. Kalau mendagri menginginkan lebih cepat saya setuju, karena tidak ada istilah rugi waktu. Wakil gubernur yang lama juga saya kkira tidak akan merasa rugi sekian hari. Program konsep untuk Sulbar seperti apa? Ke depan sudah terprogram dalam konsep saya, pertama mengenai empat kebijakan pokok yang telah saya jalankan lima tahun periode pertama saya, di antaranya penurunan angka kemiskinan, percepatan pembangunan infrastruktur, revitalisais pertanian, termasuk pendidikan dan kesehatan. Itu semua akan saya berikan penguatan kembali. Apakah pada periode pertama, program tersebut tidak maksimal? Program itu sudah maksimal dan berhasil. Kami sudah mengeluarkan provinsi termuda ini dari keterisolasian, berhasil membangun bandara, berhasil membangun jalan nasional sepanjang 572 kilometer, jalan provinsi hampir 300 kilometer sudah kita bangun. Tapi, masih perlu mendapatkan penguatan sehingga akan lebih baik lagi, akan lebih mengokohkan lagi, mempertahankan pertumbuhan ekonomi, sebab kita sempat mencatat rekor, pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 33 provinsi. Pada semester satu 2010, kita mencapai 15,1 persen. Saya berharap periode kedua ini bisa kembali mengatrol pertumbuhan ekonomi Sulbar lebih baik lagi, apalagi salah satu blok migas yang sedang eksplorasi sekarang, karena total ada 9 blok migas, termsuk kesepakatan saya untuk mengembangkan industri rotan di Sulbar, kalau ada penguatan infrastruktur itu akan mempertahankan pertumbuhan ekonomi Sulbar. Program lainnya yang menjadi unggulan? Saya juga punya program untuk bisa menekan angka kemiskinan lebih rendah lagi. Pada 2007 lalu, angka kemiskinan masih 20,74 persen, sekarang tinggal 13,58 persen dan saya akan berusaha untuk menekan secepat mungkin ke depan. Arahnya tentunya untuk kesejahteraan masyarakat secara merata. Saya juga akan mengundang Bapak Presiden ke Sulbar untuk meresmikan proyek infrastruktur, seperti bandara yang sekarang sudah bisa didarati Boeing 737, juga pelabuhan laut. Kita bangun pelabuhan laut, ada pelabuhan induk di Belang-belang, juga ada tiga pelabuhan feader di kabupaten, juga pembangunan jalan dan jembatan. Kantor gubernur juga, yang dulu kita menumpang di kantor bupati Mamuju, kantor DPRD juga begitu termasuk rumah dinas gubernur. Saya hampir lima tahun kontrak rumah di Mamuju, saya kira tidak ada gubernur di dunia yang kontrak rumah. Tapi saya senang, Sulbar ini kaya akan sumber daya alam, tapi butuh kerja keras untuk memberdayakannya SDA itu untuk kepentingan rakyat dan kepentingan nasional. Kalau industri yang akan Anda kembangkan di Sulbar, apa yang cocok? Karena Sulbar ini adalah daerah yang kaya akan rotan, maka saya akan mencoba mendekatkan industri ke daerah, termasuk industri rotan. Karena kita penghasil rotan terbesar di Indonesia, tepatnya di Mamuju. Mudah-mudahan bisa menggerakkan perekonomian di Sulbar sehingga bisa membuka akses lebih baik. Termasuk untuk memaksimalkan pengelolaan pelabuhan kita yang ada di Mamuju. Juga industri kakao, karena kita juga adalah penghasil kakao terbesar di Indonesia, saya kira sudah saatnya ada pemerataan industri sehingga hasilnya bisa dinikmati rakyat. Kami menyediakan lahan sekitar 2000 hektare untuk kawasan industri, termasuk nantinya industri perikanan dan kelautan. Mungkin ada imbauan atau harapan Anda untuk rakyat Sulbar? Dengan berakhirnya proses hukum di MK, tentunya kita harus bisa menghargainya. Saya sudah mengatakan sejak awal, silakan kalau ada yang keberatan dan saya siap menempuh koridor yang ada. Saya mengapresiasi semua pihak, termasuk yang sudah datang ke Jakarta untuk bersaksi, termasuk teman-teman pengacara yang sudah sekitar dua minggu di Jakarta. Mari kita kembali untuk bekerja membangun Sulbar. Yang bupati kembali fokus pada pemerintahan, demikian pula anggota DPR, mari kita kembali fokus kepada rakyat dan mari kita membangun suatu sinergi untuk membangun daerah lebih baik lagi ke depan. (asw)

Pendapatan Devisa dari Migas Rp184,7 Triliun

Jumat, 17 Desember 2010 14:13 WITA | Sulbar Mamuju (ANTARA News) - Minyak dan gas merupakan salah satu potensi sumber daya alam yang memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan devisa negara yang saat ini sebesar Rp184,7 triliun. "Minyak dan gas bumi merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui, sehingga apabila tidak ditemukan sumber baru akan menyebabkan cadangan minyak bumi berkurang sejalan tingkat pengurasan sumberdaya dan konsumsi minyak bumi nasional maupun dunia," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi Kementerian ESDM Hadi Purnomo pada pengeboran migas perdana di desa Saptanajaya, Mamuju Utara, Sulbar, Jumat. Menurutnya, sampai saat ini minyak dan gas bumi salah satu potensi Sumber Daya Alam yang sangat stratgis di Indonesia bukan hanya sebagai bahan bakar dan bahan baku industri, namun juga sebagai andalan menambah devisa negara. "Potensi migas menjadi salah satu penyumbang pendapatan anggaran untuk devisa negara dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan di negara ini," jelasnya. Hadi menjelaskan, pada 2009 kegiatan migas memberikan kontribusi besar dari sisi penerimaan negara sebesar Rp184,7 triliun atau setara 18,7 persen terhadap penerimaan negara total. Karenanya, potensi pemanfaatan migas harus dilakukan pengelolaan secara efisien dan efektif guna memenuhi pemanfaatan untuk kemakmuran rakyat. "Pengelolaan migas harus dimaksimalkan secara benar dan tepat sebagai wujud partisipasi kita untuk melaksanakan pembangunan," ucapnya. Dikatakannya, perkembangan produksi minyak beberapa tahun terakhir ini cenderung mengalami penurunan. Faktor utama penyebab penurunan produksi minyak kata dia, karena kondisi alam sebahagian besar saat ini merupakan lapangan minak tua. Sementara penemuan cadangan baru potensi minyak belum mampu mengimbangi kebutuhan, ujarnya . Untuk memperkecil laju penurunan produksi atau meningkatkan kembali hasil produksi minyak seperti level sebelumnya, maka perlu dilakukan upaya-upaya antara lain melakukan ekplorasi dan melanjutkan pembangunan lokasi baru dan melakukan komitmen kontrak bersama seperti yang dilakukan pengeboran migas di Mamuju Utara oleh PT Tately. (T.KR-ACO/S016) COPYRIGHT © 2010 http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/22823/pendapatan-devisa-dari-migas-rp1847-triliun

DPRD Sulbar Kecewa BUMD Belum Memberikan PAD

Sabtu, 11 Juni 2011 06:32 WITA | Sulbar Mamuju (ANTARA News) - Anggota Komisi II DPRD Sulawesi Barat kecewa lantaran Badan Usaha Milik Daerah hingga kini belum memberikan kontribusi untuk menambah sektor Pendapatan Asli Daerah. "Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dinahkodai Harri Warganegara terkesan menutup-nutupi apa yang telah dilakukan selama ini. Padahal, peran BUMD sangat diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap PAD Sulbar yang tahun ini hanya ditargetkan Rp110 milyar,"kata anggota Komisi II DPRD Sulbar, Amram HB di Mamuju, usai dengar pendapat denga Direktur BUMD Sulbar di Mamuju, Jum'at. Menurutnya, selama ini BUMD juga terkesan jalan sendiri tanpa melakukan koordinasi dengan Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) selaku mitra strategis yang harus saling berkoordinasi. "Saya melihat BUMD jalan sendiri tanpa melakukan komunikasi dengan BPMD selaku mitra lembaga pemerintah yang menangani investasi masuk ke Sulbar. Terbukti, BPMD hingga saat ini belum memiliki data akurat perusahaan-perusahaan yang berinvestasi ke Sulbar,"ucapnya. Meski BUMD tidak bersentuhan dengan APBN maupun APBD, kata dia, tetapi apapun alasannya segala program yang dilakukan oleh BUMD harus dilaksanakan secara transparan dan hendaknya tetap melakukan koordinasi dengan DPRD. "Pihak BUMD pun menyadari lemah dalam hal melakukan koordinasi dengan mitra-mitranya seperti BPMD dari aspek kelembagaan," kata dia. Karena itu, BUMD perlu segera dilakukan pembenahan secara menyeluruh khususnya bagaimana peran perusahaan daerah ini mampu memberikan kontribusi PAD terhadap daerah. Hal senada dikatakan anggota Komisi II DPRD Sulbar, Kalvin P Kalambo, yang mengaku kecewa atas kinerja BUMD yang masih jauh dari apa yang diharapkan rakyat Sulbar. "Saat perusahaan daerah ini dibentuk, pak Harri selaku direktur BUMD berjanji dihadapan DPRD akan memberikan kontribusi minimal Rp10 miliar, namun hingga kini kontribusi yang dijanjikan juga belum ada," katanya. Ia mengemukakan, banyak titik lemah yang dilakukan BUMD, termasuk arah perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan. Dengan berbagai investasi yang masuk ke Sulbar selama ini, kata dia, jelas BUMD sama sekali belum memberikan apa-apanya, sesuai yang dijanjikan. Karena itu, DPRD secara kelembagaan mempertanyakan hal itu. "Kita sangat berharap, BUMD ini melakukan pemetaan potensi unggulan yang akan dikerjakan di daerah ini. Selama ini, BUMD terkesan beroperasi samar-samar, tanpa ada yang diketahui DPRD," ucapnya. Kalvin mengemukakan, BUMD selama ini juga telah melakukan kemitraan dengan PT Tately yang melakukan eksplorasi migas di Mamuju Utara. "BUMD hrusnya tidak hanya menfasilitasi perusahaan asing masuk ke Sulbar. Jangan sekedar itu, tetapi BUMD harus memikirkan bagaimana pengembangan potensi lokal,"ucapnya. (T.KR-ACO/A027) COPYRIGHT © 2011 http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/28816/dprd-sulbar-kecewa-bumd-belum-memberikan-pad

Kadin : Pengusaha Lokal Wajib Ikut Membangun Daerah

Selasa, 22 November 2011 20:28 WITA | Sulbar

Mamuju (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Barat menyatakan, pengusaha lokal mestinya wajib ikut membangun daerah, sehingga tidak hanya menjadi penonton. "Pengusaha lokal harus memperbaiki diri agar kelak mampu bersaing dengan pengusaha bertarap nasional. Jika tidak, maka cepat atau lambat pasti akan semakin tertinggal,"kata Ketua Kadinda Sulbar, Harry Warganegara di Mamuju, Selasa.


Meski rata-rata pengusaha lokal belum mampu menyamai pengusaha nasional, kata dia, pihaknya akan tetap mendorong agar pengusaha daerah juga ikut memberikan andil dalam pelaksanaan pembangunan sesuai dengan kapasitas perusahaan yang ada di daerah. "Pengusaha nasional tidak boleh monopoli dalam melaksanakan berbagai proyek yang ada di daerah. Minimal, kami kehendaki pengusaha lokal bisa berdayaguna sesuai dengan kemanpuan perusahaan itu sendiri,"jelasnya.

Olehnya itu, kata dia, pengusaha lokal harus diberikan informasi yang jelas terkait apa yang akan dilaksanakan oleh perusahaan asing seperti kegiatan pengoboran migas oleh PT Tately. Ia mengatakan, selama ini hanya ada dua perusahaan lokal yang masuk dalam klasifikasi skala nasional yakni Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan satunya adalah PT Passokkorang. "Sebenarnya PT Passokkorang ini belum bisa dikategorikan perusahaan lokal karena perusahaan tersebut masih berkedudukan di kota Makassar, Sulawesi Selatan,"Ungkap Harri. Harry yang juga direktur utama BUMD Sulbar berharap, kedepan bukan hanya BUMD dan PT Passokkorang yang masuk dalam klasifikasi perusahaan nasional tapi kedepan akan muncul pengusaha baru yang bisa menyamai dengan dua perusahaan untuk mengambil peran penting dalam pembangunan di provinsi terbungsu ini.

Selama ini, kata dia, para pengusaha lokal hanya menjadi penonton dan belum sepenuhnya bisa berkiprah di tingkat lokal. Sehingga banyak potensi-potensi usaha yang belum disentuh secara maksimal. Untuk itu, ujarnya, perlu ada komiten yang kuat antara pengusaha nasional, Pemerintah Daerah dan pengusaha lokal dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan di Sulbar. "Pengusaha dan Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Tapi harus bersinergi, mengelola potensi yang ada dan menciptakan peluang-peluang baru," katanya. Harri menambahkan, pengusaha dan penguasa adalah dua pilar yang menompang sendi ekonomi, sehingga sinergitas perlu dilakukan untuk bisa memberi daya guna dan manfaat yang lebih termasuk mempermudah pemberian pelayanan perizinan. "Bagaimana pengusaha mau tertarik berinvestasi di daerah jika pelayanan perizinannya sangat birokratis. Kami berharap pelayanan harus ditingkatkan lagi," katanya.(T.KR-ACO/019) COPYRIGHT © 2011 http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/34033/kadin--pengusaha-lokal-wajib-ikut-membangun-daerah-

Aset BUMD Sulbar Meningkat Jadi Rp128 Miliar

Selasa, 14 Juni 2011 02:00 WITA | Ekonomi

Mamuju (ANTARA News) - Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Sulawesi Barat, memiliki aset senilai Rp128 miliar yang terus meningkat dan manajemen telah dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah. Direktur BUMD Provinsi Sulbar Harry Warganegara di Mamuju, Senin, mengatakan, aset tersebut di antaranya adalah PT Sulbar Integrated Sourbes (SIS) yang merupakan perusahaan jasa penyedia logistik untuk kebutuhan pengolahan tambang minyak dan gas di Sulbar. "PT SIS tersebut saat ini mengelola jasa logistik untuk perusahaan migas Tately NV, yang melakukan ekplorasi migas di Blok Budong Budong Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara Provinsi Sulbar, aset itu senilai Rp3 miliar," katanya.

Menurut dia, aset lainnya yang dimiliki BUMD di sulbar adalah depo pertamina di Pelabuhan Belang Belang Mamuju, dengan nilai aset senilai Rp125 miliar. Oleh karena itu ia membantah anggapan jika BUMD Sulbar saat ini dianggap sebagian kalangan di DPRD Sulbar tidak akan mampu memberikan pendapatan bagi daerah ini, karena aset yang dimiliki BUMD miliaran rupiah itu ketika dikelola akan mampu menambah pendapatan daerah. "Mungkin saat ini aset BUMD Sulbar belum menampakkan hasil karena belum dihitung berapa hasil yang akan disumbang untuk daerah ini ketika aset itu dioptimalkan fungsinya sebagai usaha,"katanya. Tetapi kata dia, setelah aset yang sudah beroperasi pada tahun ini itu dihitung hasilnya kedepan maka akan dapat menambah pendapatan daerah ini pada tahun depan. "Kita lihat pada tahun depan berapa penghasilan untuk daerah ini dari aset yang dibangun tanpa adanya bantuan pemerintah di daerah ini tetapi kerjasama dengan pengusaha dari sejumlah BUMD dari beberapa wilayah di Indonesia itu,"katanya.

Yang jelas kata dia, aset itu akan menambah pendapatan daerah ini hingga miliaran rupiah. Ia mengatakan, aset BUMD di Sulbar lainnya yang diyakini akan menambah pendapatan daerah adalah PLTA Karama yang akan dibangun di Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju dan Jalan Arteri sepanjang 102 kilometer dari Kecamatan Tapalang menuju Kota Mamuju dan Bandara Mamuju. "Aset itu senilai Rp22 triliun yang merupakan aset BUMD dari investor negara China setelah Provinsi Sulbar dan BUMD Sulbar bekerjasama dengan investor tersebut,"katanya. Ia mengaku dari aset senilai Rp22 triliun itu diyakini juga akan dapat menambah pendapatan daerah ini mulai dari miliaran rupiah hingga triliunan rupiah. "Jadi aset itu belum bisa dihitung hasilnya sekarang, karena hasilnya tidak instan, karena sementara akan dibangun dan dioperasikan, tunggu saja nanti," katanya. (T.KR-MFH/C/M027/M027) 13-06-2011 22:44:24 COPYRIGHT © 2011 http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/28908/aset-bumd-sulbar-meningkat-jadi-rp128-miliar

LSM Pertanyakan Penyertaan Modal BUMD Sulbar

Jumat, 22 Juli 2011 21:53 WITA | Sulbar Mamuju


(ANTARA News) - Dana penyertaan modal Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Sulawesi Barat sekitar Rp1,8 miliar dipertanyakan karena belum jelas manfaatnya dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Direktur Program Yayasan Mitra Bangsa Provinsi Sulawesi Barat Rosmiati di Mamuju, Jumat, mengatakan, hasil dari BUMD setelah mendapatkan dana penyertaan modal untuk usaha yang dikembangkannya belum terlihat. "Mestinya setelah diberikan bantuan anggaran penyertaan modal usaha dalam setahun terakhir, senilai Rp1,8 miliar, sudah tampak kontribusi BUMD bagi pendapatan APBD Sulbar, namun kenyataannya tidak terlihat," ujarnya. Oleh karena itu ia juga mempertanyakan kinerja BUMD Sulbar jangan sampai hanya diberikan bantuan penyertaan modal usaha dari APBD namun tidak mampu meningkatkan pendapatan daerah ini. "Harus jelas kontribusi BUMD Sulbar di pendapatan APBD tahun 2011 karena modalnya sudah dibantu daerah, sehingga apabila BUMD Sulbar belum memberikan hasil pendapatan hingga masa penggunaan APBD Sulbar tahun 2011 berakhir, maka BUMD hanya menjadi beban APBD dan tidak layak lagi dibantu pada tahun berikutnya,"ujarnya.

Sementara itu, Direktur BUMD Provinsi Sulbar, Harry Warganegara, sebelumnya mengatakan, jika penyertaan modal usaha BUMD Sulbar sekitar Rp1,8 miliar telah digunakan untuk membiayai aset usaha sejumlah BUMD Sulbar yang hasilnya belum dapat dinikmati pada tahun 2011 ini.

Menurut dia, BUMD Sulbar memiliki sejumlah aset yang bukan hanya didanai dari APBD tetapi hasil kerjasama BUMD Sulbar dengan sejumlah perusahaan lain, aset itu diantaranya adalah PT Sulbar Integrated Sourbes (SIS) yang merupakan perusahaan jasa penyedia logistik untuk kebutuhan pengolahan tambang minyak dan gas di Sulbar. "PT SIS tersebut saat ini mengelola jasa logistik untuk perusahaan migas Tately NV, yang melakukan ekplorasi migas di Blok Budong Budong Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara Provinsi Sulbar, aset itu senilai Rp3 miliar," katanya. Menurut dia, aset lainnya yang dimiliki BUMD di sulbar adalah depo pertamina di Pelabuhan Belang Belang Mamuju, dengan nilai aset senilai Rp125 miliar. "Sejumlah aset itu hasilnya belum dapat dinikmati pada 2011 dan pada 2012 diharapkan sudah bisa memberikan sumbangan bagi PAD," ujarnya.(T.KR-MFH/M027) COPYRIGHT © 2011 http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/30198/lsm-pertanyakan-penyertaan-modal-bumd-sulbar

Bupati Mamuju Imbau Masyarakat Hindari Konflik Kepentingan

Selasa, 14 Juni 2011 02:03 WITA | Sulbar Mamuju (ANTARA News) - Bupati Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, H Suhardi Duka meminta agar masyarakat menghindari konflik kepentingan yang dapat merugikan daerah sendiri. "Saya minta dukungan masyarakat untuk memberikan kesempatan kepada perusahaan asing melakukan pencarian titik migas di Tommo," katanya di Mamuju, Senin, menanggapi pelaksanaan pengeboran perdana Migas blok Budong-Budong di desa Tamejarra. Menurut bupati, masyarakat setempat untuk lebih cerdas mendapatkan informasi terkait pelaksanaan pengeboran titik KD-1 di daerah Tommo karena besar kemungkinan ada oknum yang sengaja melakukan penyebaran isu yang bisa membuat konflik di masyarakat. Karena itu kata dia, aparat pemerintah kecamatan dan desa untuk meningkatkan komunikasi dengan masyarakatnya sehingga ketika ada permasalahan dapat menghasilkan sebuah solusi yang bijak untuk kepentingan daerah khususnya masyarakat yang ada di Tommo. "Jika ada masalah maka pemerintah desa harus mampu memberikan solusi kepada masyarakatnya. Jangan biarkan ada isu-isu berkembang di masyarakat karena itu akan memicu timbulnya konflik karena adanya kepentingan oleh pembawa isu sendiri,"tutur Bupati. Suhardi Duka menyampaikan, pengeboran yang dilakukan PT Tately di titik KD-1 Tommo membuthkan waktu lima tahun baru dirasakan hasilnya. "Jika pengeboran migas ini menemukan titik migas, maka lima tahun kedepan baru dirasakan hasilnya. Ibaratnya, sekarang kita baru menanam pohon dan lima tahun kedepan hasilnya akan kita nikmati apabila ada minyak,"ungkapnya. Ia mengatakan, minyak bumi dan gas bukanlah buatan manusia, tetapi itu karunia Allah yang diberikan kepada umat manusia. Karena itu, masyarakat diajak berdo'a agar pengeboran migas ini mendapat berkah dan memberi manfaat kepada masyarakat. Dia juga mengatakan, perusahaan Tately juga diharapkan agar memperhatikan masyarakat lokal sehingga tujuan dari investasi yang dilakukan di Tommo sesuai yang diharapkan pemerintah. Pengeboran migas kata dia, membutuhkan modal serta keterampilan yang tinggi namun jika ada pekerjaan yang dapat dilakukan oleh masyarakat sekitar maka perusahaan wajib memanfaatkan tenaga dan keterampilan masyarakat di daerah ini. (T.KR-ACO/M027) COPYRIGHT © 2011

Dua Perusahaan Asing Segera Eksplotasi Migas Sulbar

Sabtu, 05 Maret 2011 04:54 WITA | Sulbar Mamuju (ANTARA News) - Ada dua perusahaan asing akan melakukan eksploitasi minyak dan gas (Migas) yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), kata Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Agussalim Tamadjoe di Mamuju, Jumat. Dia mengatakan, kedua perusahaan asing tersebut adalah PT Chonoco-Phillips, PT Stat Oil sebelumnya telah melakukan eksplorasi migas di Sulbar sejak dua tahun lalu. Ia mengatakan, kedua perusahaan migas tersebut yakni PT Chonoco Phillips akan mengelola migas di Blok Kuma dan PT Stat Oil di blok Karama Kabupaten Mamuju, selanjutnya akan melakukan eksploitasi. "PT Chonoco Philips akan melakukan ekploitasi minyak dan gas di Sulbar pada Maret 2011, sementara PT Stat Oil akan melakukan eksploitasi migas pada Agustus 2011,"katanya. Menurut dia, kedua perusahaan itu telah melakukan sosialisasi kepada pemerintah di Sulbar mengenai ekpolitasi migas yang bakal dilakukan perusahaan tersebut. Tamadjoe mengatakan, pada Desember 2010 salah satu perusahaan asing juga ada di Sulbar yakni PT Tately NV yang mengekploitasi migas di Blok Budong-Budong Kabupaten Mamuju dengan luas lahan eksploitasi mencapai sekitar 5.494,51 Km2. Sementara sejumlah perusahaan migas lainnya masih melakukan eksplorasi di antaranya PT Exon Mobil yang melakukan eksplorasi di block Suremana dan block Mandar serta PT Marathon Indonesia di block Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara. Selain itu, Pearl Oil yang mengeksplorasi migas di block Karama dan PT Exploration and Production di block Malunda, serta PT Exploration and Production yang mengekplorasi migas di block South Mandar. Ia berharap ekplorasi dan ekploitasi migas yang dilakukan sejumlah perusahaan asing baik di perairan Sulbar maupun di daratan itu dapat meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di masa mendatang. (T.KR-MFH/F003) COPYRIGHT © 2011 http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/25347/dua-perusahaan-asing-segera-eksplotasi-migas-sulbar

PT Tately Temukan Titik Migas di Tommo

Kamis, 23 Desember 2010 13:58 WITA | Sulbar Mamuju (ANTARA News) - PT Tately kembali menemukan satu titik potensi minyak dan gas di Kecamatan Tommo, sekitar 100 kilometer dari Kota Mamuju, Sulawesi Barat. General Manager PT Tately, Sean Guest di Mamuju, Kamis, mengatakan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya sejak beberapa bulan terakhir ditemukan ada titik migas baru di daerah Tommo. "Potensi migas di perut bumi Sulbar sangat melimpah. Saat ini kami mengincar titik migas baru di wilayah Tommo," kata Sean yang saat ini sedang melakukan tahap eksplorasi migas pada blok Budong-Budong desa Saptanajaya Kecamatan Sarudu, Kabupaten Mamuju Utara. Ia mengatakan, perusahaan ini sedang konsentrasi mengelola tambang migas di beberapa negara termasuk di Indonesia dan berharap pelaksanaan tahap eksplorasi pada blok Budong-Budung ini bisa menemukan migas. "Kami sementara mencari minyak di blok Budong-Budong yang diharapkan ada cadangan migas potensial yang bisa kita dapatkan di daerah ini," jelasnya. Perusahaan ini belum mengelola potensi migas di Tommo sebelum ada hasil nyata pada blok yang saat ini dalam tahap eksplorasi. Sejak dilakukan peresmian pengeboran perdana migas oleh Kementerian ESDM, kata dia, pihaknya terus melakukan pencarian potensi migas selama 40 hari. "Hasil pengeboran lalu akan diteliti di BP Migas di Jakarta apakah layak dikelola atau tidak," ungkapnya. Jika hasil penelitian menyatakan layak dikelola, tambah dia, maka saat itu pun PT Tately langsung memulai pekerjaan dengan membutuhkan waktu selama empat tahun untuk mendapatkan hasil nyata. "Waktunya memang cukup panjang untuk mengelola hasil migas ini. Namun, demikian, keterlibatan kami untuk pembangunan di daerah akan dimulai sejak potensi ini layak untuk di kelola,"katanya. (T.KR-ACO/S016) COPYRIGHT © 2010 http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/23043/pt-tately-temukan-titik-migas-di-tommo

Bupati Matra Ajak Investor Masuk Wilayahnya

Selasa, 12 Oktober 2010 00:06 WITA | Sulbar

Mamuju (ANTARA News) - Bupati Kabupaten Mamuju Utara (Matra) Provinsi Sulawesi Barat mengajak investor masuk kewilayahnya untuk mengelola sumber daya alam (SDA). "Silahkan masuk ke wilayah kami untuk berinvestasi pemerintah di Matra saat ini butuh investor untuk mempercepat pembangunannya," katan Bupati Kabupaten Matra, Agus Ambo Djiwa, di Mamuju, Senin.

Ia mengatakan, Matra memiliki sejumlah potensi sumber daya alam yang siap dikelola di sektor perkebunan, pertanian, perikanan dan tambang. "Matra adalah daerah penghasil sawit terbesar di Pulau Sulawesi dengan produksi, dengan produksi sekitar, 109.570 ton dan luas areal pengelolaan kelapa sawit seluas 29.982 hektare, itu salah satu modal utama untuk membangun perekonomian Matra kedepan," kata mantan Wakil Bupati Matra Periode 2005-2010 ini.



 Menurut dia, Kabupaten Matra akan terus berkembang dengan akan dikelolanya sejumlah blok migas di Matra oleh perusahaan asing seperti Exxon Mobile yang mengelola Blok Migas dan PT Tately NV yang mengelola Migas di perairan Kabupaten Matra. " Matra akan semakin berkembang ketika eksplorasi migas diperairan Matra berhasil maka ekonomi Matra akan melambung, sehingga investor yang masuk akan mudah melakukan pemetaan SDA yang akan dikelola, karena situasi ekonomi yang berkembang mendukung meningkatnya investasi di segala bidang," katanya.



 Ia mengatakan, pemerintah di Matra akan menyiapkan regulasi yang mempermudah masuknya investor yang akan menanamkan investasi baik dari luar maupun dari dalam negeri. "Selain itu akan memberikan jaminan keamanan bagi investor untuk melakukan investasi di segala bidang, serta membangun infrastruktur seperti jalan dan jembatan yang akan dilalui investor menggerakkan roda ekonominya," kata Agus yang baru menjabat sebagai Bupati selama lima hari ini. (T.KR-MFH/F003) COPYRIGHT © 2010 http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/20323/bupati-matra-ajak-investor-masuk-wilayahnya

Tately Butuh Minyak Sulbar 20 Miliar Barel

Selasa, 22 November 2011 13:13 WITA | Ekonomi Mamuju (ANTARA News) - Perusahaan Minyak dan Gas Tately NV membutuhkan cadangan minyak di Provinsi Sulawesi Barat, hingga 20 miliar barel. "Tately NV melakukan pengeboran migas di Sulbar, untuk mencari cadangan minyak hingga mencapai 20 miliar barel, untuk dilakukan eksploitasi "kata General Manager Tately NV, Sean Guest di Mamuju, Selasa. Tetapi kata dia, setelah melakukan pengeboran di Sulbar sejak tahun 2009 yang lalu, Tately belum menemukan cadangan minyak dengan jumlah yang dibutuhkan tersebut, meski telah melakukan pengeboran di lima sumur migas. "Tately NV telah melakukan pengeboran migas di lima sumur pada lokasi berbeda yakni di blok Lariang Kabupaten Mamuju Utara sebanyak dua sumur, dan Blok Karama Kabupaten Mamuju sebanyak dua sumur dan di Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju,"katanya. Namun kata dia, cadangan minyak yang dicari sesuai yang dibutuhkan tidak ditemukan dan Tately hanya menemukan cadangan gas, yang juga belum bisa dikelola karena cadangan gasnya dianggap belum mampu memenuhi kebutuhan Tately untuk melakukan eksplotasi. "Meski dengan anggaran yang cukup besar sekitar 31 juta dolar AS melakukan pengeboran tiap satu sumur migas di Sulbar, namun Tately tidak akan berhenti karena diyakini terdapat cadangan migas di Sulbar sesuai yang dibutuhkan,"katanya. Ia mengatakan, Tately NV akan terus melakukan pengeboran migas di Sulbar hingga cadangan minyak yang dicari dapat ditemukan karena pihak Tately NV Sulbar memiliki potensi cadangan minyak sesuai yang dibutuhkan itu. Ia berharap dukungan pemerintah dan masyarakat Sulbar, kepada Tately yang terus melakukan pengeboran migas terus dilakukan agar Tately tidak menemui kendala melakukan pengeboran. Kami berharap pemerintah dan masyarakat terus mendorong kami melakukan pengeboran dan tidak menghalangi, karena kami yakin minyak yang kami cari ada di Sulbar. "Dukungan itu dibutuhkan karena ketika berhasil ditemukan minyak maka yang akan merasakan dampaknya secara ekonomi adalah pemerintah dan masyarakat Sulbar,"katanya. (T.KR-MFH/B008) http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/34025/tately-butuh-minyak-sulbar-20-miliar-barel

UMP Sulbar Dinilai Rendah Butuh Ditingkatkan

Minggu, 06 Februari 2011 21:52 WITA | Sulbar Mamuju (ANTARA News) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Barat mengakui jika upah minimum Provinsi Sulbar sekitar Rp944.500 pada tahun 2010 masih sangat rendah dan perlu lebih ditingkatkan. Kepala Dinas Transmigrasi Provinsi Sulawesi Barat, Benyamin YD di Mamuju, Minggu, mengatakan, Upah Minimun Provinsi (UMP) Provinsi Sulawesi Barat sekitar Rp944.500 pada tahun 2010 per bulan. Ia mengatakan, UMP Sulbar tersebut dinilai rendah karena nilainya dianggap belum mampu menyejahterakan masyarakat di lima kabupaten di Sulbar. "UMP Sulbar harus mampu menyamai UMP Provinsi Sulawesi Selatan sebagai provinsi induknya sejak dimekarkan melalui Undang-Undang No 26 tahun 2004 yang besarnya sekitar Rp1 juta per bulan,"katanya. Oleh karena itu ia mengatakan, pemerintah di Sulbar harus menggenjot pertumbuhan ekonominya dengan mengelola kekayaan alam yang dimiliki Sulbar melalui sektor pertanian, perikanan, pertambangan , dan jasa dengan menarik dan meningkatkan investasi yang akan banyak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Sulbar sekitar 15,1 persen dan menjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi diantara 33 provinsi di Indonesia tidak serta merta akan meningkatkan tingkat pendapatan di masyarakat apabila pertumbuhan ekonomi tersebut tidak didukung industri melalui investasi. Dia mengatakan, pemerintah di Sulbar harus lebih banyak menggenjot pertumbuhan ekonomi di sektor industri dengan pengelolaan sektor kekayaan alam yang dimiliki tersebut agar dapat menyerap tenaga kerja banyak dan mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. "Sebagai daerah otonom baru Sulbar sedang menata diri dengan membangun infrastrukturnya sesuai kebijakan pemerintah di Sulbar, diharapkan dengan program itu dapat meningkatkan pengelolaan sektor kekayaan alam dalam memacu industri dan penyerapan tenaga kerja agar,"katanya. Ia mengatakan, pemerintah di Sulbar saat ini sedang menunggu sejumlah perusahaan migas yang telah melakukan eksplorasi migas di lima Kabupaten dan ketika itu berhasil dan dilakukan eksploitasi maka perusahaan migas itu akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan menyerap tenaga kerja banyak dalam jumlah ribuan orang. Menurut dia, perusahaan migas di Sulbar yang sedang melakukan eksplorasi dan eksploitasi migas di blok Suremana dan blok Mandar, dikerjakan PT Exon Mobil Indonesia, blok Pasangkayu oleh PT Marathon Indonesia. Kemudian, kata dia, potensi migas lainnya yang telah dilirik investor yakni blok Kuma oleh PT Chonoco-Phillips Ina, blok Karama dikerjakan PT Star Oil-Pertamina, blok Karama oleh Pearl Oil, blok Malunda PT Exploration and Production dan blok South Mandar yang dikerjakan PT Exploration and Production. (T.KR-MFH/Y006) COPYRIGHT © 2011 http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/24443/ump-sulbar-dinilai-rendah-butuh-ditingkatkan

Asing Luncurkan Rp4,5 Triliun Untuk Migas

Rabu, 23 November 2011 04:09 WITA | Ekonomi Mamuju (ANTARA News) - Perusahaan asing di Provinsi Sulawesi Barat telah mengucurkan dana mencapai Rp4,5 triliun untuk pengeboran minyak dan gas sejak 2009 pada tujuh blok. Sekretaris Daerah Provinsi Sulbar Arsyad Hafid di Mamuju, Selasa, mengatakan, perusahaan asing itu belum berhasil menemukan migas yang dicari setelah melakukan pengeboran dengan kedalaman mencapai 3.000 meter sampai 4.000 meter baik di darat dan di laut. Perusahaan migas itu antara lain adalah PT Marathon Oil yang melakukan pengeboran migas di Blok Pasangkayu, PT Exxon Mobile di Blok Surumana Kabupaten Mamuju Utara kemudian PT Conoco Philips di Blok Kuma perbatasan Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara. Kemudian, PT Stat Oil yang mengelola migas di Blok Kuma Karama Kabupaten Mamuju, Pearl Oil yang mengeksplorasi migas di blok Karama dan PT Exploration and Production di blok Malunda, serta PT Exploration and Production yang mengekplorasi migas di Blok South Mandar. Menurut dia, sejumlah perusahaan asing yang melakukan pengeboran migas telah menghabiskan anggaran yang besar itu hingga akhir 2011. Perusahaan asing itu tidak takut mengalami kerugian meski telah membuang anggaran yang cukup besar melakukan pengeboran migas karena mereka yakin Sulbar memiliki cadangan migas yang dicari," katanya. Ia berharap ketika perusahaan migas telah berhasil melakukan eksplorasi di Sulbar, dan segera melakukan eksploitasi maka perusahaan itu dapat memberikan kontribusi ekonomi bagi perekonomian Sulbar. Selain itu dapat melakukan pemberdayaan bagi pengusaha di Sulbar agar dapat mengerjakan sejumlah proyek konstruksi yang berkaitan dengan proyek eksploitasi yang dilakukan. "Pengusaha di Sulbar juga yang berniat menjadi pengusaha kontraktor Migas dapat memberdayakan diri akan memiliki daya saing sehingga layak mengerjakan proyek serupa lima tahun mendatang," katanya.(T.KR-MFH/M027) COPYRIGHT © 2011 http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/34036/asing-luncurkan-rp45-triliun-untuk-migas

DBH Mamuju dari Pemerintah Pusat Rp37 Miliar

Minggu, 12 Juni 2011 22:32 WITA | Ekonomi Mamuju (ANTARA News) - Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak yang didapatkan Pemerintah Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat tahun 2011, dari pemerintah pusat sekitar Rp37 miliar. Bupati Kabupaten Mamuju Suhardi Duka di Mamuju, Minggu, mengatakan, anggaran dana DBH untuk dialokasikan bagi pembangunan yang ada di Mamuju itu disalurkan melalui APBN tahun 2011. Menurut dia, dana DBH yang didapatkan Mamuju itu bersumber dari hasil pajak sejumlah pertambangan migas di Mamuju, baik yang sedang melakukan ekplorasi maupun yang sedang melakukan pengeboran. Selain itu, lanjutnya, didapatkan dari pajak hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan, perikanan jasa, yang dikelola pemerintah dan masyarakat di Mamuju. Bupati mengatakan, anggaran DBH yang didapatkan Mamuju tersebut dianggap masih sangat minim dibandingkan kebutuhan anggaran untuk melakukan pembangunan di Mamuju agar terus meningkat di masa mendatang. "Pemerintah sedang giat membangun infrastruktur di daerah ini khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan untuk pelayanan masyarakat mupun di bidang infrastruktur pertanian, dan perbaikan sarana jalan agar dengan diperbaikinya sektor itu dapat memberikan kontribusi ekonomi bagi pendapatan daerah agar dapat meningkat," katanya. Sehingga, ujarnya, dibutuhkan anggaran yang cukup besar, untuk dapat membangunnya sejumlah kebutuhan itu agar pertumbuhan pembangunan daerah ini dapat juga meningkat. Oleh karena itu, ia berharap tiga perusahaan migas yang sedang melakukan ekplorasi dan pengeboran migas di wilayahnya antara lain PT Tately NV yang melakukan pengeboran migas di daratan Mamuju dan PT Marathon Oil serta Conoco Philips yang melakukan eksplorasi migas di perairan Mamuju, dapat segera berhasil. "Ketika itu dapat berhasil maka diyakini DBH Mamuju yang akan disumbangkan dari sektor migas dapat meningkat drastis menjadi Rp5 triliun per tahun," katanya. (T.KR-MFH/F003) COPYRIGHT © 2011 http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/28885/dbh-mamuju-dari-pemerintah-pusat-rp37-miliar

Polri Diminta Tingkatkan Keamanan Sulbar Dukung Investasi

Sabtu, 04 Desember 2010 03:52 WITA | Sulbar

Mamuju (ANTARA News) - Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat Arsyad Hafid meminta aparat kepolisian untuk terus meningkatkan situasi keamanan di wilayah itu menyusul semakin membaiknya iklim investasi di provinsi itu. "Polres Mamuju sebagai ujung tombak dari Polri harus bekerja keras untuk terus menciptakan dan mempertahankan keamanan di Sulbar agar lebih kondusif," kata Sekda Provinsi Sulbar Arsyad Hafid di Mamuju, Jumat (3/12).

Dia mengatakan, itu dalam acara forum pemantauan dan pengendalian inflasi di Sulbar, yang diikuti sejumlah pihak perbankan yang ada di wilayah itu. Ia mengatakan, keamanan di Sulbar saat ini sudah sangat baik kondisi itu harus dipertahankan melalui kerja keras Polri, agar situasi keamanan yang kondusif tersebut dapat mendorong masuknya investasi ke daerah ini. Selain Polri ia juga meminta seluruh elemen masyarakat didaerah ini agar tetap menjaga situasi keamanan, karena dengan keamanan yang kondusif investasi akan berjalan lancar dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah ini untuk semakin meningkat. "Pihak perbankan juga harus berperan dalam meningkatkan iklim investasi didaerah ini dengan berperan dalam mengendalikan kondisi harga agar tetap stabil yang bisa membuat investor betah berinvestasi di daerah ini,"katanya.

Menurut dia, iklim investasi di Sulbar semakin membaik karena sejumlah investor telah berlomba-lomba berniat menanamkan investasinya di Sulbar seperti yang dilakukan perusahaan milik mantan Presiden Jusuf Kalla PT Bukaka Group yang akan membangun PLTA Karama di Kabupaten Mamuju. Selain itu, kata dia, investor dari negara China juga ingin membantu pembangunan PLTA Karama di Kabupaten Mamuju tersebut serta membangun jalan sepanjang 102 kilometer yang disebut Multi Mode Access Road dari Kecamatan Tapalang menuju Kota Mamuju. Ia mengatakan, investasi lainnya yang akan berjalan di Sulbar antara lain investasi untuk mengelola potensi tambang migas di tujuh blok migas yang ada di Sulbar. Sementara dalam tahap eksplorasi di antaranya block Suremana oleh PT Exxon Mobil Indonesia, block Mandar dikerjakan PT Exxon Mobil Indonesia, block Pasangkayu oleh PT Marathon Indonesia. Kemudian kata dia, potensi migas lainnya yang telah dilirik investor yakni block Kuma oleh PT CHonoco-Phillips Ina, block Budong-Budong ditangani PT Tately N.VTGS-Novec Gema, block Karama dikerjakan PT.StatOil-Pertamina, block Karama oleh Pearl Oil, block Malunda PTT Exploration and Production dan block South Mandar yang dikerjakan PTT Exploration and Production. Menurut dia, investasi tersebut harus dijaga karena jangan sampai gagal dengan meningkatkan situasi keamanan agar lebih kondusif, agar pertumbuhan ekonomi Sulbar sekitar 15,1 persen yang merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi dari seluruh wilayah di Indonesia dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan dengan mengandalkan investasi. (T.KR-MFH/A041) COPYRIGHT © 2010 http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/22407/polri-diminta-tingkatkan-keamanan-sulbar-dukung-investasi

Tujuh Perusahaan Migas Investasi di Sulbar

Minggu, 14 Februari 2010 19:45 WITA |

Sulbar Mamuju (ANTARA News)- Sebanyak tujuh perusahaan yang bergerak dibidang migas sejak 2009, telah melakukan investasi di Sulawesi Barat (Sulbar). "Potensi migas yang kita miliki saat ini telah ditangani oleh beberapa perusahaan besar yang saat ini sementara dalam tahap survei hingga tahap eksplorasi atau pengeboran di sembilan titik blok migas yang ada di Sulbar," kata Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh, di Mamuju, Minggu. Menurut dia, tujuh perusahaan tersebut masing-masing PT Exxon Mobile, Pearl Oil, Marathon International, Conoco Phlips, Statoil Hydro, Tatelly dan PTT Ep Thailand.

 Ia mengungkapkan, untuk blok Suremana saat ini masih dalam tahap pengeboran yang ditangani Exxon Mobile dengan luas 5.339.63 Km2 yang terdapat diantara Kabupaten Mamuju Utara dengan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, dan blok Mandar dengan luas 4.196,25 Km2 yang terdapat antara kabupaten Polewali Mandar dan Majene. Sementara itu, kata dia, perusahaan Marathon Inter sudah selesai melakukan tahap eksplorasi pada blok Pasangkayu dengan luas 4.707,63 Km2. Selain perusahaan dari Marathon Inter yang sudah selesai melakukan tahap eksplorasi, perusahaan Chonoco Phlips juga sudah selesai melakukan tahap eksplorasi pada blok Kuma di kabupaten Mamuju Utara, dengan luas sekira 5.086,10 Km2. Menurut Anwar, untuk perusahaan Tatelly saat ini sedang dalam survei seismic dan eksplorasi pada blok Budong-Budong di wilayah antara kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara dengan luas 5.494,51 Km2, serta blok Karama yang masih dalam tahap survei juga dikelola oleh perusahaan Statoil Hydro pada kabupaten Mamuju Utara dengan luas 4.287,37 Km2.

 Sementara dua perusahaan lainnya yakni Pearl Oil dan PTK Ep Thailand juga telah selesai melakukan ekplorasi maupun survei seismic 2. "Untuk Blok Malunda yang dikerjakan oleh PTT Ef Tahiland dengan luas 5.000 Km2 di wilayah pesisir Kabupaten Majene, sedangkan untuk Blok Karana dibidik oleh perusahaan Peral Oil yang telah selesai masa tahap eksplorasi di wilayah kabupaten Majene dengan luas 5.389,68 Km2," urainya. Kemudian blok Mandar Selatan dikelola dari PTT Eksploration saat ini juga sudah selesai dalam survei seismic 2 dengan luas 3.800 Km2 yang terdapat di Kabupaten Polman. (T.KR-ACO/S016) COPYRIGHT © 2010 http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/12954/tujuh-perusahaan-migas-investasi-di-sulbar


Iklim Investasi ke Sulbar Makin Membaik

Senin, 20 September 2010 05:13 WITA | Ekonomi

Mamuju (ANTARA News) - Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Sulawesi Barat, Harry Warganegara, menilai iklim investasi yang masuk ke Sulbar makin membaik. "Dalam beberapa bulan terakhir ini, berbagai investor asing berminat guna melakukan investasi di Sulbar," kata Harri Warganegara di Mamuju, Minggu.

Menurutnya, banyaknya minat investor tersebut sebagai indikator bahwa iklim investasi di daerah ini semakin membaik, apalagi dengan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Karama, membuat para pemodal asing berlomba-lomba untuk mengejar proyek ini.

Bukan hanya PLTA Karama yang diincar oleh para investor asing, kata dia, akan tetapi sejumlah potensi Sumber Daya Alam (SDA) di provinsi terbungnsu ini juga dilirik oleh mereka (investor.red) untuk menanamkan modalnya di daerah ini. "Potensi alam yang banyak dilirik oleh investor ini seperti potensi tambang emas di wilayah Kecamatan Kalumpang, tambang batubara di kecamatan Bonehau, tambang biji besi di Kecamatan Karossa maupun potensi migas," kata dia. Ia mengemukakan, potensi tambang migas di Sulbar yang saat ini berjumlah tujuh blok migas yang saat ini sementara dalam tahap eksplorasi diantaranya block Suremana oleh PT.Exxon Mobil Indonesia, block Mandar dikerjakan PT.Exxon Mobil Indonesia, block Pasangkayu oleh PT.Marathon Indonesia.

Kemudian kata dia, potensi migas lainnya yang telah dilirik investor yakni block Kuma oleh PT.CHonoco-Phillips Ina, block Budong-Budong ditangani PT.Tately N.VTGS-Novec Gema, block Karama dikerjakan PT.StatOil - Pertamina, block Karama oleh Pearl Oil, block Malunda PTT. Exploration and Production dan block South Mandar yang dikerjakan PTT. Exploration and Production. Harry yang juga ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sulbar ini mengungkapkan, potensi alam Sulbar sangat melimpah ruah yang masih membutuhkan penanganan oleh investor seperti tambang Batubara yang terdapat di Mamuju , Kec. Kalumpang, Bonehau, Sampaga, Tappalang dan di Kabupaten Majene, Kec. Tammerodo, Kab. Mamuju Utara, Baras, Sarudu dengan kandungan sekira 232.142.102 Ton. "Kita juga memiliki potensi bijih besi di beberapa daerah yakni di Karossa, Kalumpang, Tapango, Matakali, Anreapi, Matangga dengan jumlah kandungan sekira 498.392 Ton," paparnya.

Jika potensi alam ini tergarap maksimal, ungkapnya, maka cepat atau lambat provinsi terbungsu ini mampu mengejar provinsi daerah lain yang telah maju dan mapan. "Saya rasa Sulbar mampu berkembang lebih cepat apabila kekayaan alam yang dimiliki ini telah tertangani dengan sempurna," pungkasnya. (T.KR-ACO/S006) COPYRIGHT © 2010 http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/19442/iklim-investasi-ke-sulbar-makin-membaik

Marathon Hasilkan Migas 400.000 Barel di Sulbar

Kamis, 19 Agustus 2010 22:54 WITA | Sulbar

Mamuju (ANTARA News) - Perusahaan minyak dan gas PT Marathon International Petroleum Indonesia Limited yang melakukan eksploitasi minyak dan gas di Blok Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat, optimistis mampu menghasilkan migas hingga 400.000 barel per hari. Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Kamis, mengatakan, PT Marathon telah melakukan eksploitasi minyak dan gas (migas) di provinsi ini sejak 4 Agustus 2010 dengan menggunakan teknologi canggih. Ia mengatakan PT Marathon yang merupakan perusahaan asing pengelola migas yang cukup besar di dunia karena pernah mengelola migas di negara Afrika, Libia, Norwegia, dan Irlandia itu yakin mampu menghasilkan migas hingga 400.000 barel per hari. "Perseroan Terbatas Marathon merupakan perusahaan migas yang cukup besar di dunia. Perusahaan asing ini sudah 13 tahun mengincar blok migas di Blok Pasangkayu," katanya. Dengan target produksi migas yang ditetapkan PT Marathon tersebut, diharapkan migas Sulbar dapat menyumbang produksi migas nasional hingga 40 persen, katanya. "Dengan target produksi yang disampaikan PT Marathon itu, maka migas yang akan dihasilkan di Sulbar akan menyumbang sekitar 40 persen produksi migas secara nasional karena produksi migas secara nasional saat ini sekitar satu juta barel per hari," katanya. Menurut dia, PT Marathon sebelumnya telah melakukan survey seismic migas di provinsi ini pada tahun 2007 dan telah melakukan sosialisasi kepada pemerintah dan masyarakat di Sulbar mengenai rencana perusahaan migas tersebut untuk melakukan eksploitasi migas di daerah setempat pada tahun 2010. Gubernur meminta PT Marathon yang akan melakukan eksploitasi migas di Sulbar dapat bekerja dengan baik serta selalu berkoordinasi dengan pemerintah mengenai aktivitasnya dengan tidak merugikan masyarakat daerah ini. Ia juga meminta PT Marathon yang akan segera melakukan mobilisasi peralatan beratnya untuk melakukan eskploitasi migas di Sulbar agar tidak merusak infrastruktur daerah ini seperti jalan dan jembatan, khususnya jalur Trans Sulawesi di Kabupaten Mamuju Utara karena sangat vital digunakan masyarakat menjalankan roda ekonominya. "Jangan rusak jalan dan jembatan ketika akan melakukan mobilisasi kendaraan berat ke Sulbar," katanya. Hal itu, kata dia, karena infrastruktur jalan dan jembatan di Sulbar dibangun dengan menggunakan uang masyarakat yang tidak sedikit. "Kami tidak ingin PT Marathon yang berivestasi di Sulbar merusak infrastruktur daerah yang diperuntukkan bagi sarana penggerak ekonomi masyarakat," katanya. Gubernur juga meminta agar keberadaan PT Marathon di Sulbar tidak meresahkan masyarakat terkait dengan aktivitasnya. "Perusahaan itu juga harus memberdayakan masyarakat daerah dalam melakukan aktivitasnya agar masyarakat tidak selalu merasa merugi," katanya. Selain itu, dia juga mengingatkan pihak PT Marathon untuk selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah karena bagaimana pun daerah ini tidak ingin rugi dengan aktivitas perusahaan yang mengelola Migas di perairan Sulawesi itu. (KR-MFH/D007)

 COPYRIGHT © 2010

 http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/18285/marathon-hasilkan-migas-400000-barel-di-sulbar