Thursday, August 21, 2014

Total EP Indonesie akuisisi 33% Blok South Mandar



JAKARTA: Total EP Indonesie, produsen gas terbesar di Indonesia, mengakuisisi 33% saham Blok South Mandar di laut dalam Selat Makassar yang dimiliki PTT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP) dari Thailand.
Siaran pers yang diterima Bisnis, Jumat 13 Januari, menyebutkan selain mengakuisisi 33% saham blok eksplorasi itu, Total juga menambah masing-masing 10% saham di Blok South Sageri dan Sadang.
“Total telah menandatangani kesepakatan dengan PTTEP dari Thailand melalui proses farm-in tiga blok eksplorasi laut dalam lepas pantai di Selat Makassar,” tulis siaran pers itu.
Dengan ditandatanganinya kesepakatan dengan PTTEP tersebut, komposisi kepemilikan saham Total di Blok South Mandar adalah 33%, sedangkan sisanya PTTEP 34% dan Talisman 33%.
Sementara itu, untuk Blok South Sageri, Total memiliki 45% saham, Talisman 35%, dan PTTEP 20%. Selanjutnya, kepemilikan saham Total di Blok Sadang adalah 30%, Talisman 40%, dan PTTEP 30%.
Sebagai operator Blok South Mandar adalah PTTEP, sedangkan Blok South Sageri dan Sadang dioperasikan oleh Talisman.
Di luar itu, Total memiliki 50% saham di Blok Sageri bersama Talisman yang juga berlokasi di Selat Makassar.
“Dengan demikian, Total memiliki saham empat blok di cekungan Makassar Selatan dengan luas mencapai 14.575 km2 dan kedalaman air antara 400—2.000 meter. Akuisisi ini melanjutkan tren investasi eksplorasi Total di kawasan cekungan di Indonesia.”
Sementara itu, untuk komitmen pasti selama fase pertama dari periode eksplorasi ini adalah pelaksanaan seismik tiga dimensi di Blok South Mandar, South Sageri, dan Sadang serta pengeboran satu sumur di Blok South Sageri.
Sebagai produsen gas yang sudah beroperasi di Indonesia sejak 1968, Total akan membawa pengalaman dan teknologi pemboran laut dalam yang terkenal di dunia ke Indonesia.
Selama ini, Total memiliki wilayah operasi di lepas pantai Mahakam, Kalimantan Timur yang merupakan penghasil gas terbesar.
Sebelumnya, Leo Tobing, Advisor to Vice President Public Affairs and Corporate Communication Total EP Indonesie mengatakan South Mahakam offshore ditargetkan sudah berproduksi pada Mei 2013 dengan volume sebesar 250 MMscfd.
“Untuk South Mahakam, kami akan membangun 3 anjungan produksi dan memasang pipa sepanjang 67 kilometer. Kuartal I/2013 diharapkan sudah mulai produksi,” ujarnya.
Menurutnya, perusahaan asal Perancis itu akan memulai kegiatan pemasangan pipa sepanjang 67 kilometer di darat dan lepas pantai, serta pemasangan anjungan produksi pada proyek South Mahakam, pada akhir November 2011 hingga Mei 2012.
Proyek pemasangan pipa dan anjungan produksi lepas pantai South Mahakam tahap ke-1 dan ke-2 ini merupakan salah satu upaya Total E&P Indonesie untuk mempertahankan level produksi migas di Blok Mahakam.
Jaringan pipa berdiamater 24 inci tersebut akan terbentang dari lepas pantai Balikpapan hingga Kelurahan Senipah, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara.
Adapun 3 anjungan lepas pantai yang akan dibangun di South Mahakam offshore saat ini dalam proses fabrikasi di Batam dan Pendingin (Kaltim).
Dia menuturkan Blok Mahakam yang dikelola Total ini sebenarnya masuk ke dalam kategori mature sehingga produksinya cenderung menurun.
Adanya proyek South Mahakam offshore ini menjadi upaya untuk mempertahankan level produksi migas perusahaan. (ea)

Editor : Marissa Saraswati

Butuh Investasi Besar, PTTEP Indonesia akan Jual Sahamnya di Blok Mandar


Jakarta, EnergiToday -- Guna mendapatkan tambahan dana untuk memulai pengeboran yang membutuhkan investasi besar, rencananya PTTEP Indonesia Company Limited melalui anak usahanya yakni PTTEP South Mandar Limited akan menjual beberapa persen sahamnya di Blok South Mandar, Selat Makasar.

Hingga kini, PTTEP Indonesia merupakan operator Blok South Mandar dengan 51% saham, sementara sisa sahamnya dimiliki oleh Total E&P Indonesie dengan 49% saham.

"Data room dibuka bagi beberapa perusahaan yang sudah diseleksi. Harapan kami, hasilnya bisa diperoleh pada kuartal III-2014 ini," kata Vice President PTTEP Indonesia, Titi Thongjen seperti yang diberitakan harian Kontan, Jakarta, Jumat (30/5).

Titi menjelaskan, Blok South Mandar memiliki luas 3.883 kilometer persegi, terletak di Selat Makasar dan juga masih berstatus eksplorasi. Pengeboran pada blok yang terletak di laut dalam (deep water) itu memakan biaya yang sangat besar. untuk pengeboran satu sumur di blok migas laut dalam, butuh dana sebesar US$ 100 juta. [us/kn]

Mubadala Petroleum Investasikan Bangun Fasilitas Blok Sebuku US$500 Juta

Chief Executive Officer Mubadala Petroleum, Maurizio La Noce (Foto - mubadala.com)
Chief Executive Officer Mubadala Petroleum, Maurizio La Noce (Foto - mubadala.com)
Proyek lapangan Gas Ruby merupakan investasi energi tunggal terbesar di Indonesia yang dilakukan oleh perusahaan Uni Emirat Arab.
JAKARTA, Jaringnews.com - Chief Executive Officer Mubadala Petroleum, Maurizio La Noce menyatakan, pihaknya bersama dengan para mitra kerja, Mubadala Petroleum telah menginvestasikan sekitar US$500 juta pada lapangan Gas Ruby, Blok Sebuku untuk membangun fasilitas produksi beserta pendukungnya.

Proyek lapangan Gas Ruby tersebut menurutnya, merupakan investasi energi tunggal terbesar di Indonesia yang dilakukan oleh perusahaan Uni Emirat Arab.

Maurizio mengatakan, pihaknya akan berkomitmen menyelesaikan pengembangan proyek Ruby secara efisien, tepat waktu, sesuai dengan anggaran, dan yang terpenting secara aman.

“Proyek lapangan Ruby ini akan diprioritaskan oleh pemerintah Indonesia melalui penjualan gas kepada pabrik pupuk di dalam negeri dan kami mendukung kalo itu buat pertumbuhan ekonomi di Indonesia," ujar Maurizio di Jakarta, Rabu (27/11).

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Johanes Widjonarko mengatakan, dengan bertambahnya pasokan gas dari lapangan Ruby tersebut, maka pasokan gas untuk domestik dapat ditingkatkan cukup signifikan jelang memasuki tahun 2013. Serta pada akhir 2013 diperkirakan telah melebihi volume gas bumi yang diekspor.

Berdasarkan data Agustus 2013, gas bumi untuk mendukung domestik akan menjadi sebesar 3.530 juta kaki kubik per hari atau 3.650 BBTUD. Rincian alokasi, 18% untuk pupuk, 35% untuk sektor kelistrikan, dan 48% untuk sektor industri.

Sedangkan untuk ekspor sebesar 3.216 juta kaki kubik per hari atau 3.325 BBTUD. Dengan kata lain, komposisi untuk domestik dan ekspor masing-masing 52% dan 48%.

Menurut Widjonarko, komitmen peningkatan pasokan gas domestik terus dilakukan sesuai visi SKK Migas, yakni menjadi lokomotif penggerak aktivitas ekonomi Indonesia. ”Tujuannya, memberi nilai tambah sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat Indonesia," jelasnya.

(Alb / Mys)