Wednesday, July 27, 2011

Conoco Incar Migas Indonesia Timur



VIVAnews - Conoco Phillips tertarik melakukan pengeboran minyak dan gas di wilayah Timur Indonesia. Sejumlah lokasi yang menjadi incaran Conoco Phillips adalah Sulawesi Barat dan Laut Arafuru.
Hal ini terungkap saat pertemuan Wakil Presiden Boediono dengan sejumlah petinggi Conoco Phillips di Istana Wapres, Jumat, 21 Mei 2010. Petinggi Conoco Phillips yang menemui Boediono adalah President and Chief Operating Officer Conoco Philips John Carrig, President General Manager Conoco Philips Indonesia Jim W Taylor, dan Vice Presiden Development and Relation Conoco Philips Indonesia TM Razief Fitri.

TM Razief Fitri mengatakan Conoco sudah berbicara dengan pemerintah daerah. Conoco sudah mempersiapkan berbagai hal yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan investasi. "Pemerintah, gubernurnya, baik Sulawesi Barat dan Ambon sangat kondusif sekali dalam mencapai iklim investasi di Indonesia," kata Razief usai pertemuan.

John Carrig menambahkan Conoco Phillips sudah melakukan investasi pengeboran minyak di Indonesia sejak lama. John kemudian mengungkapkan rencana investasi Conoco dalam jangka panjang. "Kami juga berkomitmen membantu pertumbuhan pasokan gas bumi di Sumatera dan Jawa," ucap John.

Sementara itu, juru bicara Wapres Boediono, Yopie Hidayat, mengatakan Wapres sempat menyinggung tentang pengolahan gas metana yang berasl dari tambang batu bara dalam pertemuan dengan Conoco Phillips. "Gas metana ini bisa diolah jadi energi dan Conoco Phillips menguasai teknologinya," jelas Yopie. (mt)

sumber: http://headlines.vivanews.com/news/read/152659-conoco_incar_migas_indonesia_timur

DPRD Sulbar Minta BUMD Maksimalkan Potensi Daerah


Senin, 20 June 2011,
Mamuju(malaqbi.com) - Kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Barat, meminta agar Badan Usaha Milik Daerah mampu memaksimalkan potensi daerah untuk mendukung percepatan pembangunan di wilayah itu. "Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) harus pandai-pandai mengenali potensi unggulan di daerah ini dan tidak sekedar mencari perusahaan asing masuk ke Sulbar tanpa melihat apa manfaat bagi kepentingan masyarakat kita, "kata Anggota DPRD Sulbar, Kalvin P Kalambo di Mamuju, Senin.
Menurutnya, perencanaan yang dilaksanakan oleh BUMD tidak jelas arahnya dan terkesan hanya menjadi broker terhadap perusahaan asing yang memanfaatkan potensi daerah. "Mestinya BUMD memiliki arah perencanaan yang jelas dengan melihat potensi daerah yang akan di kelola. Karena kami khawatir, pemanfaatan potensi itu justru salah urus sehingga menimbulkan dampak buruk bagi kepentingan rakyat,"terangnya.
Ia mengatakan, selama ini BUMD hanya terfokus pada penyediaan fasilitas yang dibutuhkan perusahaan asing seperti pengeboran minyak dan gas (Migas) oleh PT Tately. "Kegiatan BUMD ini sebenarnya cukup baik. Namun akan lebih egfektif apabila juga mampu menggandeng perusahaan lain tanpa mengharapkan sepenuhnya dari perusahaan asing,"terangnya.
Kalvin mengemukakan, secara kelembagaan tentu dirinya mengharapkan peran BUMD mampu mendorong peningkatan ekonomi rakyat. "BUMD harus mencari usaha kreatif yang relevan dengan kondisi masyarakat di daerah ini. Ini sangat penting untuk diperhatikan oleh jajaran BUMD dan tidak sekedar mendorong masuknya investasi asing,"jelasnya.
Ia mengatakan, masyarakat Sulbar mayoritas sebagai petani sehingga BUMD hendaknya kreatif agar petani di daerah ini juga mengalami kemajuan. Jadi, kata dia, BUMD harus berbuat yang bisa menyentuh langsung dengan petani seperti membangun akses jalan ke sentra ekonomi rakyat.
Harapan membangun pelabuhan Belang-Belang kata dia, akan terasa mubazir apabila jalan menuju akses sentra ekonomi penghasil komoditas pertanian tidak membaik. "Bagaimana mungkin perekonomian rakyat membaik apabila masyarakat kita hanya masih mengandalkan kuda atau menggendong hasil pertanian mereka. Dan itu tidak akan efektif pelabuhan Belang-Belang apabila akses jalan menuju daerah sentra pertanian tersebut belum maksimal,"papar Kalvin.
Karena itu, BUMD sangat diharapkan sebagai lokomotiv yang mampu menggerakkan roda ekonomi dan tidak sekedar menjadi jembatan bagi pengusaha asing. "Prinsipnya, BUMD harus bekerja kreatif untuk menggerakkan roda ekonomi rakyat di daerah ini,"katanya.
(zl_mq)(ANT)
sumber:http://malaqbi.com/view_news.php?%20id=DPRD%20Sulbar%20Minta%20BUMD%20Maksimalkan%20Potensi%20Daerah

Percepat Kelola Migas Sulbar



20 Juni 2011

(IANN news), Mamuju - Perusahaan asing diminta mempercepat pengelolaan minyak dan gas bumi yang ada di wilayah perairan maupun di daratan Provinsi Sulawesi Barat.

Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Minggu, mengatakan, sejumlah perusahaan asing telah melakukan pengelolaan migas di sejumlah blok migas di daerah itu dalam bentuk ekplorasi serta melakukan pengeboran.

Ia menilai, pengelolaan migas yang dilakukan sejumlah perusahaan di Sulbar sejak 2009 yang lalu itu, prosesnya terlalu lama padahal hasilnya sudah dinantikan masyarakat dan pemerintah daerah ini.

"Pemerintah menganggap pengelolaan migas yang dilakukan sejumlah perusahaan tersebut lambat karena sudah terlalu lama sementara belum membuahkan hasil yang sangat dinantikan masyarakat dan pemerintah daerah ini,"katanya.

Oleh karena itu ia meminta agar perusahaan migas tersebut mempercepat pengelolaan migasnya baik yang sementara melakukan ekplorasi migas dan pengeboran migas karena hasilnya dinantikan masyarakat.

"Kalau tidak bisa dipercepat dan masih tetap lambat, lebih baik ditender ulang saja pengelolaan migas di blok migas sulbar, biar perusahaan lainnya yang bisa lebih cepat bekerja diberikan untuk mengelola migas itu, dari pada perusahaan migas yang ada sekarang yang sangat lambat,"katanya.

Tiga perusahaan migas di Sulbar antara lain PT Marathon Oil yang melakukan pengeboran migas di Blok Pasangkayu, PT Exxon Mobile di Blok Surumana Kabupaten Mamuju Utara kemudian PT Conoco Philips di Blok Kuma perbatasan Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara sebelumnya gagal melakukan pengeboran migas di Sulbar karena perusahaan itu tidak menemukan migas yag dicari.

"Gagalnya tiga perusahaan mencari migas dianggap pemerintah bahwa perusahaan itu lambat mengelola untuk mencari migas di blok sulbar, meski ketiga perusahaan itu masih akan menggali sumur migas, di blok migas mereka,"kata Gubernur.

Gubernur mengatakan, masih tersisa sejumlah perusahaan asing pengelola migas di Sulbar yang selama ini melakukan eksplorasi diantaranya, PT Stat Oil yang mengelola migas di Blok Kuma Karama Kabupaten Mamuju, Pearl Oil yang mengeksplorasi migas di block Karama dan PT Exploration and Production di block Malunda, serta PT Exploration and Production yang mengekplorasi migas di block South Mandar.

"Perusahaan tersebut kami anggap juga lambat melakukan pengelolaan migas Sulbar karena sudah dua tahun mereka melakukan ekplorasi tanpa hasil, dan belum ada kejelasan kapan mereka akan melakukan pengeboran migas," katanya.

sumber: http://www.iannnews.com/news.php?kat=3&bid=3605

Tately Pindahkan Titik Pengeboran Migas


Minggu, 12 Juni 2011

MAMUJU -- Setelah melakukan eksplorasi minyak dan gas (migas) sejak Desember tahun lalu di Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara (Matra) Sulbar, pihak Tately menghentikan sementara aktivitasnya di lokasi tersebut. Tately memutuskan untuk memindahkan titik pengeboran ke Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju.

Hal itu diungkapkan Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh di rumah jabatannya, Minggu, 12 Juni. "Peghentian sementara itu dilakukan karena mereka belum mendatangkan tenaga ahli yang mampu mengatasi jika terjadi risiko pada titik yang dibor," kata Anwar.

Dia membeberkan, lokasi pengeboran awal itu memiliki tekanan migas yang sangat besar pada kedalaman seperdua dari rencana pengeboran yang telah dilakukan saat ini.

Namun, lanjutnya, perusahaan yang bersangkutan, khawatir ketika tetap melanjutkan pengeboran migas dengan tekanan yang kuat akan terjadi semburan minyak yang tidak terkendali seperti kasus lumpur Lapindo di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Olehnya itu, kemarin, perusahaan sudah mulai memindahkan seluruh peralatan pengeboran ke lokasi baru di Kecamatan Tommo Mamuju. Pengeboran perdana sendiri di lokasi ini secara simbolis dihadiri Sekprov Sulbar, Arsyad Hafid dan Bupati Mamuju, Suhardi Duka. "Pada dasarnya kita semua berharap agar pengeboran ini berhasil dan seluruh

masyarakat bisa mendukung kegiatan ini," kata Anwar. (nur)

Potensi Migas Tommo Lebih Besar dari Sarudu



Rabu, 15 Juni 2011 03:55

Tim eksplorasi minyak dan gas di blok Budong-Budong, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, memperkirakan potensi Desa Tammejarra, Kecamatan Tommo lebih besar dibandingkan potensi yang ada di sumur KD-1 Sarudu, Mamuju Utara.

"Berdasarkan hasil survei seismic yang telah dilakukan sebelumnya potensi migas pada titik KD-1 di daerah Tommo memiliki kandungan yang melimpah," kata Operator Manager PT Tately NV Mr Mike Elis di Mamuju, Senin.

"Makanya, kami mencoba melakukan pengeboran ini yang tentunya diharapkan dapat berjalan sesuai dengan rencana," ujarnya.

Dikatakan, penghentian pengeboran migas titik LG-1 di daerah Sarudu tidak dilanjutkan karena adanya tekanan kuat dari dasar perut bumi yang sangat beresiko apabila dipaksakan untuk diteruskan.

"Bukan berarti di titik LG I di Sarudu akan kami tinggalkan, namun kami harus melakukan evaluasi secara mendalam lalu kembali melakukan pengeboran di daerah Sarudu pada titik yang berbeda,"kata dia.

Ia mengemukakan, saat ini perusahaannya kembali berusaha mencari migas pada titik KD-1 sekitar 100 kilometer dari kota Mamuju dengan membutuhkan waktu minimal kurang lebih satu tahun.

Mike Elis menyampaikan, rencana pengeboran akan berlangsung selama dua bulan dengan kedalaman 3.000 meter dari permukaan. Namun, jika dalam pelaksanaannya ditemukan gas dan minyak bumi dan kedalamannya belum mencapai 3.000 meter, maka pengeboran akan dihentikan untuk dilakukan analisa data.

"Titik yang sementara di bor baik pada titik KD-1 di daerah Sarudu, Mamuju Utara maupun titik pengeboran di LG-1 di Tommo, Mamuju semuanya akan dilakukan evaluasi untuk menentukan titik mana yang paling pas untuk dilakukan eksplorasi,"ungkapnya.

Namun demikian, kata dia, potensi yang ada di Tommo berpeluang besar menghasilkan minyak bumi atau gas karena sepanjang bantaran sungai Karama memiliki ciri-ciri pendukung adanya kandungan yang ada di perut bumi tersebut.

Mike Elis juga menuturkan, proses pengeboran yang baru saja dilakukan di daerah Tommo sangat mengharapkan dukungan dari pemerintah setempat termasuk masyarakat lokal agar apa yang dilakukan oleh Tately membuahkan hasil sesuai apa yang diharapkan semua pihak pemerintah dan masyarakat.

"Perusahaan akan tetap memberdayakan potensi lokal baik rekruitmen tenaga kerja maupun perusahaan lokal yang nantinya akan bermitra dengan kami sepanjang perusahaan ini benar-benar mampu menjalankan apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab," katanya. (ANTARA News)