Thursday, February 17, 2011

Migas Sulbar Bisa Sumbangkan PAD Rp13 Triliun



Kamis, 20 Januari 2011


(ANTARA News) - Potensi Minyak dan Gas (Migas) di wilayah Provinsi Sulawesi Barat yang memiliki sembilan blog migas bisa menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga Rp13 triliun per tahun.

"Enam blog migas dari sembilan blog migas di Sulbar telah ditenderkan untuk dilakukan eksplorasi. Jika enam blog migas ini menghasilkan tetesan minyak maka Sulbar akan menjadi provinsi terdepan karena akan mampu menghasilkan PAD hingga Rp13 triliun," kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulbar, Hamzah Hapati Hasan, saat menjamu makan malam rombongan anggota Badan Musyawarah DPRD Provinsi Riau di Mamuju, Kamis malam.

Menurutnya, potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang terkandung dalam perut bumi di wilayah afdeling Mandar Sulbar ini merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang patut disyukuri karena sejumlah investor asing telah melakukan eksplorasi, seperti PT Marathon International Petroleum Indonesia Limited yang telah bekerja di perairan lepas pantai Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara (Matra) sejak 4 Agustus 2009 lalu.

Blok lain yang dalam tahap eksploitasi ini, kata dia yakni blok Mandar yang dikerjakan PT Exxon Mobil Indonesia, blok Kuma oleh PT Conoco-Phillips Indonesia, blok Karama dikerjakan PT. Star Oil-Pertamina, blok Karama oleh Pearl Oil, blok Malunda dan blok South Mandar yang dikerjakan PT Exploration and Production.

"Saat ini kami hanya bermimpi kelak Sulbar akan mampu bangkit dari ketertinggalan dari daerah lain yang sudah mapan. Mimpi ini bisa terwujudkan apabila enam blog migas yang telah ditenderkan mengeluarkan tetesan minyak untuk kemakmuran rakyat Sulbar," kata dia.

Hapati Hasan menuturkan, cadangan minyak dan gas yang terkandung dalam perut bumi provinsi terbungsu Indonesia ini tidak hanya di daratan (on shore), tapi juga di perairan lepas pantai (off shore).

Saat ini kata dia, satu blog migas yang ada di daratan yakni blok Budong-Budong, telah dieksplorasi oleh perusahaan asal Belanda, PT Tately yang diharapkan mampu menemukan tetesan minyak sehingga harapan meraih mimpi mensejahterakan rakyat bisa terwujudkan.

Dia mengemukakan, pembangunan di Sulbar saat ini masih mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat karena daerah kita belum mampu mengandalkan sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang hanya berkisar Rp110 miliar tahun ini.

Ketergantungan Sulbar terhadap pusat akan bisa berakhir katanya, apabila potensi daerah seperti pemanfaatan sembilan blog migas yang saat ini masih dalam tahap eksplorasi oleh perusahaan asing dan beberapa sektor pertambangan lainnya telah menuai hasil.

Bukan hanya sektor migas, tambah Hapati Hasan, beberapa sektor pertanian, perikanan dan sektor lainnya juga melimpah di daerah ini yang sangat membutuhkan keterlibatan investor untuk mengelola potensi di daerah ini.

"Kami memiliki potensi unggulan dengan akan dibangunnya potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Karama, salah satu sumber energi listrik terbesar di Asia Tenggara ini.

"Rencana pembangunan PLTA Karama ini telah dilirik oleh investor asing maupun dari pengusaha lokal yakni Bukaka Grup salah satu anak perusahan Kalla Grup," pungkasnya.
(T.KR-ACO/F003)

No comments:

Post a Comment