Monday, April 1, 2013

Investor China Lirik Potensi Migas Sulbar


Jumat, 29 Maret 2013
Oleh: Aco Ahmad

Mamuju (ANTARA Sulsel) - Investor swasta asal negara China melirik potensi minyak dan gas di Provinsi Sulawesi Barat karena mereka mengetahui adanya potensi cadangan migas setelah sempat berkomunikasi dengan Dinas Pertambangan dan Energi Sulbar.

"Pengusaha asing asal China tidak hanya berminat mengelola tambang emas. Namun, juga berkeinginan untuk mencari titik migas pada sejumlah blok yang ada di Sulbar," kata Profesor Ishake, juru bicara investor China, saat bertandang ke Kantor Gubernur Sulbar, Mamuju, Kamis.

Ia mengatakan bahwa ada tawaran dari pemerintah untuk melakukan pencarian migas di Sulbar. Namun, hal itu belum memungkinkan dilakukan dalam waktu dekat karena harus melalui proses panjang serta pengurusannya mesti mendapat persetujuan dari Kementerian ESDM.

Ishake menyampaikan bahwa para pengusaha asing itu tidak berkecil hati mengelola tambang migas walaupun sebelumnya ada enam perusahaan asing gagal menemukan cadangan migas.

"Bisa jadi kami yang mendapat rezeki setelah enam perusahaan asing yang menghentikan kegiatan eksplorasi gagal. Bukan tidak mungkin, dari enam blok migas gagal karena persoalan belum beruntung menemukan cadaganan migas di provinsi terbungsu ini," ungkapnya.

Sebelumnya, ada enam perusahaan asing yang melakukan tahap eksplorasi di perairan Sulbar mulai angkat kaki karena gagal menemukan cadangan tetesan migas.

"Enam blok migas yang dilakukan tahap eksplorasi telah berhenti melakukan pencarian potensi karbohidrat gas atau minyak pada enam blok di daerah Sulbar. Praktis, tinggal tiga blok masih memungkinkan bisa mendapatkan tetesan migas," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Sulbar Agussalim Tamaodjoe.

Menurut dia, tiga blok yang masih tahap eksplorasi, yakni blok South Mandar yang dikerjakan oleh PT Exploration and Production, Blok Malunda, dan Blok Budong-Budang oleh Pt NV Tatetely.

Enam blok yang gagal, di antaranya PT Marathon Oil yang melakukan pengeboran migas di Blok Pasangkayu, PT Exxon Mobile di Blok Surumana Kabupaten Mamuju Utara, kemudian PT Conoco Philips di Blok Kuma perbatasan Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara, Blok Karama Mamuju yang dikerjakan Statoil dan beberapa blok lainnya.

Oleh karena itu, kata dia, enam blok ini telah dikembalikan ke pemerintah pusat untuk dilelangkan kembali.

` "Kita berharap, ada pengusaha asing kembali melakukan pencarian titik migas dari enam blok yang sebelumnya gagal. Bukan tidak mungkin, di antara enam blok ini ada yang berhasil ditemukan cadangan migas," kata Agus.

Editor : D.Dj. Kliwantoro



COPYRIGHT © 2013

No comments:

Post a Comment