Monday, February 11, 2013

18 Wilayah Kerja Akan Diterminasi


18 Wilayah Kerja Akan Diterminasi

BISNIS INDONESIA :: 02 Februari 2013

JAKARTA ”Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sedang memproses 18 wilayah kerja (WK) eksplorasi untuk diterminasi.

Deputi Perencanaan SKK Migas Widhyawan Rrawiraat'madja mengatakan dari 18 WK, sekitar 17 WK mengembalikan dengan sukarela.


Widhyawan Rrawiraat'madja

Ke-18 WK tersebut dikembalikan dengan beberapa alasan, antara lain tidak menemukan cadangan hidrokarbon, serta ter-kendaia operasi perminyakan, seperti penolakan masyarakat dan lingkungan.

Adapun biaya yang tidak di-u/i-recovered cost dari 18 WK tersebut sebesar US$1,6 miliar "Biaya yang sudah dimvestasikan atau unrecovered cost sebesar US$1,6 miliar," kata Widhyawan di Kantor SKK Migas, Jumat (1/2)

Namun, Widhyawan enggan merinci ke 18 blok migas yang sedang dalam tahap terminasi tersebut.

'Khawatir kalau disebutkan nanti berubah lagi. Nanti yang me1 mutuskan untuk terima itu pemerintah melalui Dirjen Migas," lanjutnya. Nantinya, W k eksplorasi yang diterminasi bisa dilelang kembali oleh pemerintah.

Menurutnya, WK tersebut dikembalikan setelah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) penegelola sudah berusaha mencari hidrokarbon selama kurang lebih 6 tahun. Bahkan, ada di antaranya yang sudah perpanjangan selama 4 tahun. Padahal, seluruh komitmen sudah dilakukan .

Beberapa WK yang dikembalikan kepada pemerintah itu termasuk tiga WK yang dikelola oleh ExxonMobil ExxonMobil akan meugembalikan tiga blok migas yang dalam tahap eksplorasi.

Adapun tiga blok migas tersebut, yakni Blok Surumana di Selat Sulawesi, Blok Mandar di Laut Sulawesi, dan Blok Gunting di Jombang Jawa Timur.

Ketiga blok tersebut dikembalikan lantaran sudah tidak memi liki nilai ekonomis dan sulit di kembangkan. Blok Gunting di kembalikan karena mendapat penolakan keras dari masyarakat.

Kemudian, WK yang pasti dikembalikan adalah Blok Karama, Selat Makassar, Sulawesi Barat yang dikelola oleh Statoil Indonesia bersama Pertamina Hulu Energi.

Selama 6 tahun, Statoil telah melakukan seluruh komitmen kegiatan eksplorasi dan kewajiban yang disebutkan dalam perjanjian kontrak bagi hasil.

Adapun kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan adalah studi geologi dan geofisika, seismik 3D, dan pengeboran tiga sumur, yani Sumur Gatotkaea, Sumur Anoman, dan Sumur Antasena.

Seluruh kegiatan eksplorasi di WK tersebut diperkirakan telah memakan biaya sebesar US$ 271 juta.

Berdasarkan data SKK Migas, masih terdapat potensi WK terminasi pada 2013 dengan sunk cost yang tidak dikembalikan sebesar US$6 miliar. Sepanjang 2002 2012, total unrecovered cost mencapai US$1,327 miliar.

Di sisi lain, terminasi juga dilakukan kepada WK yang tidak menjalankan komitmen dengan baik SKK Migas menyatakan akan memberikan sanksi tegas bagi KKKS yang tidak menjalankan komitmen dalam mengelola WK.

Menurutnya, dalam mengelola WK, KKKS harus memenuhi setidaknya enam kewajiban yang harus dilakukan. "Yang paling parah adalah, tidak menyerahkan work program and budgeting," katanya.

No comments:

Post a Comment