Monday, February 11, 2013

Statoil Kembalikan Blok Karama ke Pemerintah


INVESTOR DAILY :: 25 Januari 2013

JAKARTA - Statoil Indonesia bersama Pertamina Hulu Energi memutuskan untuk mengembalikan seluruh wilayah kerja (WK) di blok Karama, Selat Makassar, Sulawesi Barat ke pemerintah.

"Alasannya, meski telah berupaya optimal, hasil evaluasi yang telah dilakukan mengindikasikan tidak ditemukannya cadangan hidrokarbon di WK tersebut," kata Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan Formalitas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Hadi Prasetyo, di Jakarta, Rabu (23/1).

Selama enam tahun, Statoil telah melakukan seluruh komitmen kegiatan eksplorasi dan kewajiban yang disebutkan dalam perjanjian kontrak bagi hasil. Adapun kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan adalah studi geologi dan geofisika, seismik 3D, dan pengeboran tiga sumur (sumur Gatotkaca, Anoman, dan Antasena).

Seluruh kegiatan eksplorasi di

WK tersebut diperkirakan telah memakan biaya sebesar US$ 271 juta. Karena tidak menemukan cadangan yang ekonomis, seluruh biaya eksplorasi yang telah dikeluarkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

Mochamad Tommy Hersyaputera, General Manager - Government Relations & Public Affairs, Statoil Indonesia membenarkan pengembalian blok tersebut. Menurut dia, pengembalian blok ini merupakan tahapan normal dalam kegiatan eksplorasi migas. Eksplorasi migas membutuhkan biaya besar dan teknologi tinggi. Apabila hasil dari eksplorasi menunjukkan indikasi adanya cadangan, maka akan dilakukan pengembangan, begitu juga sebaliknya, dimana ketiga sumur eksplorasi di wilayah kerja Karama tidak menunjukan adanya cadangan hidrokarbon. "Maka untuk tahap selanjutnya, kami merasa perlu untuk mengembalikan wilayah kerja Karama kepada Pemerintah, setelah memenuhi komitmen yang ter-tera pada kontrak kerja sama," jelas dia. Hingga sekarang, belum satu-pun wilayah kerja Statoil di Indonesia sudah berproduksi. Seluruh area masih dalam tahapan eksplorasi. Produksi Statoil yang mencapai sekitar dua juta barrel oil equivalent per harinya, sebagian besar dihasilkan dari lapangan Statoil di Norwegia.




Mochamad Tommy Hersyaputera

Di Indonesia, Statoil saat ini mempunyai interest di sembilan wilayah kerja lainnya. Selain Karama, Statoil juga bertindak sebagai operator di wilayah kerja Halmahera-II. Statoil masih akan terus mengeksplorasi wila-yah-wilayah di Indonesia, khususnya di laut dalam, bagian timur Indonesia.

Statoil adalah perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) pemerintah Norwegia, yang bergerak di bidang energi. Didirikan tahun 1972, dengan sekitar 20,000 pegawai, Statoil beroperasi di 36 hegara di seluruh dunia. Pemerintah Norwegia memiliki sekitar 67% saham di Statoil. (ayu)

No comments:

Post a Comment