Thursday, January 13, 2011

Percepat ekplorasi migas Blok Budong-budong



29 Jun 2010
Bisnis Indonesia Industri
OLEH RUDI ARIFFIANTO


JAKARTA BP Migas meminta Tately NV segera menyelesaikan persoalan mobilisasi alat pengeboran yang akan digunakan untuk kegiatan eksplorasi di Blok Budong-budong, Mamuju Utara, Sulawesi Barat yang hingga kini belum tuntas. Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Agus Suryono mengatakan kegiatan pengeboran dua sumur eksplorasi yang menjadi komitmen Tately bersama mitranya, Harvest Natural Resources Inc seharusnya sudah bisa dilakukan paling lambat tahun ini.

Hal itu merupakan bagian dari komitmen kegiatan eksplorasi 3 tahun pertama sesuai dengan kontrak Januari 2007. Namun, Agus mengakui terdapat persoalan yang harus segera diselesaikan kedua kontraktor terkait dengan mobilisasi perangkat pengeboran yang akan digunakan.

Menurut dia, investor dan Pemprov Sulbar memiliki perbedaan pendekatan untuk memobilisasi alat berat berupa rig pengeboran, yang kini masih tertahan di Pelabuhan Pantoloan, Palu. Perusahaan kontraktor pengeboran yang ditunjuk Tately berkeinginan memobilisasi alat lewat darat. Akan tetapi, yang menjadi perhatian Pemprov Sulbar adalah kondisi jalan dari Palu ke Mamuju Utara. "Ada keterbatasan load badan jalan maupun jembatan," katanya pekan lalu.

Agus mengatakan karena kekhawatiran terjadinya kerusakan badan jalan dan jembatan, Pemprov Sulbar menyarankan mobilisasi alat dilakukan melalui laut ke Pelabuhan Belang-belang, Mamuju, yang lebih dekat dengan lokasi pengeboran. Hanya saja, katanya, investor beralasan opsi mobilisasi darat ditempuh karena Pelabuhan Belang-belang dinilai belum siap.

"Tetapi Gubernur Sulbar menyatakan kalau pelabuhan itu sudah siap, baik untuk sandar maupun untuk unloading. Kami berpegang pada penjelasan Gubernur tersebut," katanya. BP Migas, tuturnya, ingin agar persoalan tersebut segera selesai karena menyangkut target waktu eksplorasi. Dia menjelaskan kecepatan pelaksanaan eksplorasi itu menjadi tanggung jawab Ta-telu selaku operator Blok Budong-budong.

"BP Migas sudah sampaikan bahwa ini tanggung jawab Tately karena apabila target waktu tidak tercapai, ada sanksi untuk perusahaan itu," katanya. Kontrak Blok Budong-budong yang terletak di perbatasan Mamuju Utara (Matra) dan Mamuju itu ditandatangani pada awal Januari 2007 dengan kontraktor awal, yaitu perusahaan asal Malaysia Tately bermitra dengan TGS Nopec dan Gema Tera. Tately NV bertindak selaku operator selama masa eksplorasi.

Entitas terkait

No comments:

Post a Comment