Tuesday, 20 March 2012
MAMUJU– Lima blok minyak dan gas (migas) bumi yang berada di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) belum tentu dieksploitasi perusahaan pemenang tender.
Sebab, hingga triwulan I/2012 ini, belum ada satu pun titik di setiap blok yang ditemukan migas. Menurut Kepala Dinas Pertambangan Energi dan Sumber Daya Mineral (PESDM) Sulbar Agussalim Tamadjoe, walaupun di lima blok tersebut terdapat kandungan migas yang cukup besar, harus dicari titik yang tepat untuk mendapatkan kandungan migas. ”Meskipun ada, nilai ekonomisnya tidak menguntungkan mereka.
Benar, Sulbar memiliki kandungan migas yang cukup besar.Namun, harus dicari titik yang lebih tepat mendapatkan migas yang menguntungkan. Artinya, kandungannya besar dan bisa dieksploitasi dalam waktu lama,” ujar dia di Mamuju,kemarin. Diakui, semua perusahaan multinasional yang bergerak di migas yang memenangkan tender itu tetap berusaha mendapatkan titik yang pas untuk kemudian dieksploitasi.
Mereka terus melakukan eksplorasi berdasarkan hasil survei. Bahkan mereka berani memperpanjang kontrak hingga satu tahun ke depan.Izin eksplorasi yang diberikan kepada perusahaan itu selama enam tahun,terhitung sejak 2007. ”Potensi migas di Sulbar berada di cekungan Lariang,di Selat Makassar. Namun saat pengeboran, tidak ditemukan kandungan sesuai yang diharapkan sehingga mereka kembali melakukan pemetaan,” katanya.
Agussalim mengatakan bahwa setiap eksplorasi yang dilakukan perusahaan yang mendapatkan izin eksplorasi dipastikan mengeluarkan biaya triliunan rupiah.”Itu semua dana mereka sendiri,” tuturnya. Karena itu, wajar jika mereka tidak menyerah dan mencari titik yang tepat dan menguntungkan. Sebab berdasarkan penelitian, Sulbar positif memiliki kandungan migas yang besar.
Saat ini yang sedang dieksplorasi, yaitu Blok Suremana yang dilakukan Exxon Mobile dengan areal seluas 5.339 kilometer persegi. Selain itu, Blok Pasangkayu oleh Marathon Oil dengan luas areal 4.707 kilometer persegi serta Blok Kuma oleh Conoco Philips dengan luas areal 5.086 kilometer persegi.”Semuanya berada di Kabupaten Mamuju Utara (Matra),”ujar dia.
Sementara di Kabupaten Majene,ada Blok Mandar yang dieksplorasi Exxon Mobile dengan luas areal 4.196 kilometer persegi. Blok Budong-Budong oleh Tatteli NV dengan luas areal 5.494 kilometer persegi di Kabupaten Mamuju. Dari semua blok tersebut, hanya Blok Budong-Budong yang berada di darat atau biasa disebut dengan offshore.
Eksplorasi juga dilakukan Statoil di Blok Karama dengan luas areal 4.287 kilometer di Kabupaten Mamuju. ”Blok Budong-Budong, dari data seismik menunjukkan bahwa kandungan migas di dalamnya sangat besar. Setelah dibor,ternyata kandungan gasnya yang lebih besar,” papar dia. Blok yang hampir berhasil dan menunggu eksploitasi adalah Blok Malunda oleh PTTEP Thailand dengan luas areal 5.148 kilometer persegi.
Perusahaan pemegang izin blok ini juga akan mengelola Blok South Mandar dengan luas areal 3.882 kilometer persegi. Kemudian Blok Karama oleh Pearl Oil dengan luas areal 5.389 kilometer persegi. Kelemahan kinerja semua perusahaan itu adalah pada kapal eksplorasi. Kapal yang beroperasi di Indonesia hanya satu unit sehingga pemakaiannya harus bergiliran. herman mochtar
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/479277/
No comments:
Post a Comment