Reporter : Saugy RiyandiRabu, 23 Januari 2013 15:54:32
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan Statoil Indonesia bersama Pertamina Hulu Energi telah mengembalikan seluruh wilayah kerja (WK) di blok Karama, Selat Makassar, Sulawesi Barat. Alasannya, meski telah berupaya optimal, hasil evaluasi yang telah dilakukan mengindikasikan tidak ditemukannya cadangan hidrokarbon di WK tersebut.
Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas, SKK Migas Hadi Prasetyo mengatakan selama enam tahun, Statoil telah melakukan seluruh komitmen kegiatan eksplorasi dan kewajiban yang disebutkan dalam perjanjian kontrak bagi hasil. "Adapun kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan adalah studi geologi dan geofisika, seismik 3D, dan pengeboran tiga sumur yaitu sumur Gatotkaca, Anoman, dan Antasena," ujar Hadi kepada wartawan di Jakarta, Rabu (23/1).
Hadi Prasetyo
Akibat gagal menemukan cadangan hidrokarbon tersebut maka Statoil diperkirakan mengalami kerugian sebesar USD 271 juta (Rp 2,6 triliun) dan tidak dimasukkan ke dalam biaya pergantian investasi migas (cost recovery/CR). "Seluruh kegiatan eksplorasi di WK tersebut diperkirakan telah memakan biaya sebesar USD 271 juta. Karena tidak menemukan cadangan yang ekonomis, seluruh biaya eksplorasi yang telah dikeluarkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor," tegas dia.
No comments:
Post a Comment