Monday, January 14, 2013

Pertamina, Harvest, dan Budong-Bodong

Berita penjualan Harvest kepada Pertamina Jumat kemarin telah mengangkat harga saham Harvest di bursa saham New York hingga 83,6% menjadi US$ 8,96. Untuk apa Pertamina membeli perusahaan yang merugi itu?

oleh Rusdi Mathari


Pertamina membeli Harvest Natural Resources Inc. seharga US$ 725 juta lewat SPA [perjanjian pembelian saham] untuk mengambilalih kepemilikan 32% saham Petrodelta, S.A., Venezuela. Itu pembelian perusahaan terbesar yang pernah dilakukan sepanjang sejarah Pertamina. Lewat perjanjian itu, Pertamina otomatis juga mengakuisisi 80% saham HNR Energia BV.

Siapa sebetulnya Harvest?


Harvest adalah perusahaan kecil yang berbasis di Houston, Texas Amerika Serikat dan tercatat di bursa saham New York. Perusahaan itu memulai eksplorasinya di Venezuela sejak 2 tahun lalu di tengah ancaman nasionalisasi perusahaan minyak. Hingga dibeli oleh Pertamina, Harvest diketahui memiliki utang yang cukup besar menyusul kesulitan melakukan eksplorasi di negara Presiden Hugo Chavez itu.


Sebelum dibeli oleh Pertamina, Harvest melaporkan produksi minyak mentahnya hanya sekitar 32.700 barel per hari hingga Maret tahun ini. Perusahaan itu juga diketahui telah menjual aset mereka di Utah, Amerika seharga US$ 215 juta.


Selain di Venezuela, Harvest mengeksplorasi ladang minyak di Oman, Gabon, China dan Amerika Serikat. Di Indonesia, Harvest mengeksplorasi blok Budong-Bodong di Sulawesi Barat sejak tahun lalu lewat Tately Budong-Budong N.V. dengan jumlah saham 64,4%. Pendapatannya tahun lalu mencapai US$ 11,3 juta atau sekitar US$ 0,33 per saham.


Namun sejak Januari tahun ini, Harvest melakukan evaluasi untuk perencaanan lpemboran di Budong-Bodong. Langkah ini dilakukan menyusul rencana Harvest untuk blok Budong-Bodong tidak diperpanjang, sehingga biaya pemboran mereka dilaporkan juga membengkak menjadi $14.0 juta. Risikonya pada kuartal keempat 2011, Harvest mengalami kerugian sebesar US$ 44,7 juta atau US$ 1,30 per saham, jika dibandingkan kerugian tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 4 juta atau US$ 0,12 per saham. Namun, konon, kini Harvest dalam proses meminta perpanjangan 4 tahun pada akhir masa 6 tahun pertama di blok Budong-Bodong yang akan berakhir 16 Januari 2013.


Bagaimana dengan Petrodelta?


Petrodelta adalah operator dan pemegang hak konsesi dari pemerintah Venezuela hingga 2027 untuk Lapangan Uracoa, Bombal, Tucupita, El Salto, El Inseno, dan Temblador, dengan total luas 1.000 km2. Berdasarkan sertifikasi Ryder Scott 2012 yang berpedoman kepada US Securities and Exchange Commission, disebut-sebut lapangan Petrodelta mengandung cadangan terbukti dan mungkin [proven & probable atau 2P] sekitar 486 juta barel setara minyak. Menurut situs Harvest, hingga akhir tahun 2010, cadangan Petrodelta mencapai 103,6 juta barel setara minyak.


Petrodelta juga melaporkan, pendapatan mereka selama kuartal pertama tahun ini sebesar US$ 52,5 juta. Sebagian [US$ 16,8 juta] adalah pendapatan bersih dengan tingkat suku bunga 32% untuk Harvest berdasarkan Standar Pelaporan Keuangan Internasional [IFRS]. Artinya, setelah dilakukan penyesuaian, pendapatan Petrodelta sebenarnya hanya $ 13,4 juta.


Dengan fakta semacam itu, Pertamina setuju untuk membayar US$ 7 per barel dari cadangan 2P milik Petrodelta. Ini harga yang terlampau mahal sebetulnya, jika dibandingkan dengan pembelian serupa oleh perusahaan lain. Agustus tahun lalu misalnya, OEL membeli saham 14,2% Minyak Galoc di Filipina untuk US$ 11,5 per barel dari cadangan 2P & 2C [sumber cadangan]. Pekan lalu, Iona Energy Company [Inggris] sepakat mengakuisisi ladang minyak Orlando di Laut Utara [blok 3/3b] seharga US$ 6,7 per barel dari cadangan 2P termasuk biaya akuisisi sebesar US$ 4 per barel.


Kini lewat transaksi dengan Pertamina itu, Harvest akan mengantongi keuntungan paling sedikit US$ 525 juta. Berita penjualan Harvest kepada Pertamina Jumat kemarin itu juga telah mengangkat harga saham Harvest di New York hingga 83,6% menjadi US$ 8,96. Lalu kata Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan, dengan mengakuisisi Harvest, Pertamina berharap bisa bekerja sama lebih erat dengan perusahaan migas nasional milik Venezuela, etrĂ³leos de Venezuela, S.A.


Itu pernyataan standar, yang tidak menjawab tentang orang-orang yang berada di belakang pembelian Harvest oleh Pertamina, atau mereka yang berada di belakang Tately Budong-Budong N.V. yang jadi operator di blok Budong-Bodong. Dan Karen juga anggota DPR Komisi VII [bidang energi] yang kini berada di Venezuela, tentu saja perlu ditanya soal itu.

No comments:

Post a Comment