JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Hulu Migas (SKK Migas) menyatakan bahwa PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan Statoil Indonesia telah memutuskan untuk mengembalikan seluruh wilayah kerja (WK) Blok Karama, Selat Makassar, Sulawesi Barat.
Alasannya, tidak terdapat potensi cadangan hidrokarbon di WK tersebut. Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini mengatakan, selama enam tahun, Statoil telah melakukan seluruh komitmen kegiatan eksplorasi dan kewajiban yang disebutkan dalam perjanjian kontrak bagi hasil.
Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini
Adapun kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan adalah studi geologi dan geofisika, seismik 3D, dan pengeboran tiga sumur (Gatotkaca, Anoman, dan Antasena). “Seluruh kegiatan eksplorasi di WK tersebut diperkirakan telah memakan biaya sebesar USD271 juta.
Tapi karena tidak menemukan cadangan yang ekonomis, seluruh biaya eksplorasi yang telah dikeluarkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor,” ungkap Rudi dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOkemarin. (nanang wijayanto)
No comments:
Post a Comment