23 Januari 2013 Jakarta – Statoil Indonesia bersama Pertamina Hulu Energi memutuskan untuk mengembalikan seluruh wilayah kerja (WK) di blok Karama, Selat Makassar, Sulawesi Barat. Alasannya, meski telah berupaya optimal, hasil evaluasi yang telah dilakukan mengindikasikan tidak ditemukannya cadangan hidrokarbon di WK tersebut.
Menurut Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas, SKK Migas, Hadi Prasetyo, selama enam tahun, Statoil telah melakukan seluruh komitmen kegiatan eksplorasi dan kewajiban yang disebutkan dalam perjanjian kontrak bagi hasil. Adapun kegiatan Eksplorasi yang telah dilakukan adalah studi geologi dan geofisika, seismik 3D, dan pengeboran tiga sumur (sumur Gatot Kaca, Anoman, dan Antasena). Seluruh kegiatan eksplorasi di WK tersebut diperkirakan telah memakan biaya sebesar US$ 271 juta.
Hadi Prasetyo
“Seluruh biaya yang telah dikeluarkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor, karena tidak menemukan cadangan yang ekonomis,” kata Hadi.
Statoil, perusahaan asal Norwegia memiliki participating interest sebesar 51 persen. Sisanya, dimiliki Pertamina Hulu Energi, anak perusahaan Pertamina (Persero).
No comments:
Post a Comment