Saturday, August 20, 2011

Ada 39 Cekungan Migas di KTI


Ada 39 Cekungan Migas di KTI
REPORTER: MAHBUB AMIRUDDIN

EDITOR: BUYUNG MAKSUM

JAKARTA, FAJAR -- Pemerintah akan memfokuskan pencarian lapangan minyak dan gas (migas) di kawasan timur Indonesia (KTI). Selain karena memiliki potensi besar, pengeboran minyak yang lebih difokuskan di Indonesia bagian barat secara alamiah akan mengalami proses penurunan produksi.

DIREKTUR Pembinaan Usaha Hulu Migas, A Edy Hermantoro, menjelaskan, pemerintah memang semantara fokus ke KTI. "Banyak potensi migas di KTI," kata Edy dalam keterangan pers, Minggu, 31 Juli.

Berdasarkan data Ditjen Migas, total cekungan migas di KTI berjumlah 39 titik. Cekungan yang telah beroperasi adalah Seram, Salawati, Bintuni dan Bone. Sedangkan cekungan yang telah dibor namun belum berproduksi adalah Banggai, Sula, Biak, dan Timur.

Cekungan yang belum dieksplorasi adalah Lombok Bali, Flores, Gorontalo, Salabangka, Halmahera Selatan, Weber Barat, Weber, Waropen, Tiukang Besi, Tanimbar, Sula Selatan, Buru, Buru Barat, Halmahera Utara, Halmahera Timur, Halmahera Selatan, Obi Utara, Obi Selatan, Seram Selatan dan Jayapura.

Selain itu terdapat sembilan cekungan yang telah dibor namun tidak ada penemuan. Kesembilan cekungan itu adalah Akimegah, Buton, Manui, Makassar bagian Selatan, Missol, Palung Aru, Sahul, Sawu, Waipoga dan Lairing.

Sejalan dengan rencana pengembangan di Indonesia bagian barat, banyak peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan investor. Antara lain, pengembangan small scale LNG carrier and receiving terminal dan dan pengembangan industri yang menggunakan migas. Misalnya, pembangunan kompleks industri petrokimia di dekat lokasi sumber gas, seperti yang pernah diusulkan mantan Wapres RI, HM Jusuf Kalla.

Menurut Edy, sebagian besar lapangan migas di KTI terletak di laut dalam. Beberapa lapangan migas yang telah dikembangkan adalah Lapangan Tangguh, Masela dan Donggi Senoro. "Masih banyak lapangan lain yang belum dikembangkan," tambah Edy.

Sebagian besar wilayah kerja migas yang ditawarkan pada tahun ini, lanjut Edy, juga berada di KTI. Dari tahun ke tahun, jumlah kontrak kerja sama (KKS) wilayah kerja migas di kawasan itu, terus bertambah. Pada tahun 2008 dan 2009, tercatat masing-masing sembilan kontrak ditandatangani. Sedangkan pada 2010, ditandatangani lima kontrak. (fmc)

http://www.fajar.co.id/read-20110801001120-ada-39-cekungan-migas-di-kti

No comments:

Post a Comment