Tuesday, August 23, 2011

Mahasiswa Pertanyakan Komitmen Perusahaan Migas Berdayakan Masyarakat


Kamis, 16 Juni 2011
Mamuju (ANTARA News) - Komitmen perusahaan asing PT Tately NV yang melakukan pengeboran minyak dan gas di daratan Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, untuk memberdayakan masyarakat, dipertanyakan para mahasiswa.

"Tidak mungkin sebuah perusahaan besar milik asing yang bergerak di bidang minyak dan gas seperti PT Tately NV, mampu memberdayakan masyarakat yang ada di Kecamatan Tommo yang sangat penuh keterbatasan dari sumber daya manusia," kata Pimpinan Kota Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) Kabupaten Mamuju, Nirwansyah, di Mamuju, Rabu.

Ia mengatakan, masyarakat di Kecamatan banyak yang tidak menyandang predikat pendidikan tinggi bahkan banyak yang tidak pernah mengecap pendidikan, sehingga tidak mungkin masyarakat di Kecamatan Tommo akan mampu diberdayakan PT Tately NV yang akan melakukan pengeboran migas di Kecamatan Tommo.

"Masyarakat Kecamatan Tommo tidak punya keahlian untuk dapat bekerja diperusahaaan, sehingga kami pertanyakan bagaimana bentuk pemberdayaan masyarakat, yang akan dilakukan PT Tately NV yang telah dijanjikan kepada masyarakat, karena sangat kontradiksi antara, pekerjaan PT Tately NV yang sangat modern, dengan kondisi masyarakat yang masih sederhana dan tidak mengenal teknologi," katanya.

Menurut dia, perusahaan Tately tidak akan mampu memberdayakan masyarakat untuk dipekerjakan diperusahaannya, sehingga butuh kejelasan mengenai seperti apa tenaga kerja yang akan dibutuhkan Tately.

"Jangan sampai Tately hanya menjanjikan masyarakat pekerjaan sementara tidak ditepati, karena kondisi masyarakat yang terbatas dari segi sumber daya, sehingga harus jelas pemberdayaan masyarakat yang dijanjikan Tately," katanya.

Ia juga mempertanyakan bentuk konkrit dari pemberdayaan masyarakat lainnya yang ada di Kecamatan Tommo, karena belum ada fasilitas bantuan yang diberikan kepada masyarakat dari Tately NV, untuk fasilitas pendidikan kesehatan dan pemerintahan, tetapi justru PT Tately NV hanya menyisakan sejumlah masalah yang ada masyarakat di Kecamatan Tommo.

"Masyarakat Tommo IV mempersoalkan ganti rugi jalan yang dibangun PT Tately NV, karena jalan yang dibangun perusahaan tersebut, dibangun dengan mengambil tanah perkebunan milik masyarakat sementara tidak diganti rugi dengan layak," katanya.

Menurut dia, PT Tately hanya memberikan ganti rugi pembangunan jalan sekitar Rp3.000 per meter sehingga membuat masyarakat protes tanpa ada upaya penyelesaian yang dilakukan Tataly NV, akibatnya masyarakat sangat dirugikan.

"Apalagi ganti rugi itu tidak akan cukup bagi masyarakat, karena anggaran ganti rugi itu hanya habis untuk mereka makan, sehingga mestinya ada bentuk pemberdayaan yang lebih konkrit yang dilakukan Tately kepada masyarakat agar mereka dapat hidup lebih layak," katanya.

Menurut dia, persoalan ganti rugi lahan antara Tately dan masyarakat telah menimbulkan konflik antara masyarakat yang sepakat dan tidak sepakat dengan ganti rugi yang dijanjikan Tately sementara Tately lepas tangan atas masalah itu.

Ia mengatakan, kalau Tately NV tidak mampu memberdayakan masyarakat Kecamatan Tommo setelah melakukan pengeboran migas sesuai komitmennya, dan hanya menimbulkan masalah berupa konflik antara masyarakat yang mempersoalkan ganti rugi maka sebaiknya pemerintah di Sulbar segera melakukan evaluasi dan segera meminta Tately NV angkat kaki dari daerah ini.

"Masyarakat daerah ini tidak ingin hanya dikeruk kekayaan alamnya seperti migas untuk kepentingan perusahaan asing tanpa ada dampak positif bagi masyarakat, apalagi kalau perusahaan asing hanya menyisakan dampak kerusakan alam setelah melakukan pengeboran migas, kalau seperti itu lebih baik Tately meninggalkan daerah ini," katanya.

Menanggapi itu General Manager Tately Dr Geas mengatakan, Tately telah membangunkan jalan masyarakat di kecamatan Tommo, untuk menjadi sarana transportasi masyarakat kecamatan Tommo, yang selama ini terisolir dan sulit menyalurkan hasil buminya itu sudah merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat.

Selain itu kata dia, juga membantu mengatasi bencana longsor yang menutup jalan di Kecamatan Tommo.
(T.KR-MFH/F003)

http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/28995/mahasiswa-pertanyakan-komitmen-perusahaan-migas-berdayakan-masyarakat

No comments:

Post a Comment