Sabtu, 01 Desember 2012 18:11 WITA | Sulbar
Mamuju (ANTARA News) - Perusahaan asal Negara Norwegia, Statoil, menghentikan pencarian sumber minyak dan gas pada Blok Karama, Mamuju, Sulawesi Barat, setelah tidak menemukan sumber migas di wilayah itu.
"Kandungan migas yang dicari-cari di Blok Karama Mamuju, ternyata tidak dapat ditemukan setelah dilakukan tahap ekplorasi selama bertahun-tahun lamanya," kata Presiden Direktur Statoil Indonesia Tor Fjaeran di Mamuju, Sabtu.
Menurut dianya, perusahaan tersebut sesungguhnya sejak Agustus 2012 sudah menghentikan ekplorasi di lepas pantai Mamuju. Hal itu dilakukan, karena kandungan migas dicurigai berada di 3.000 meter di bawah laut. Tapi sumber migas yang dicari ternyata tidak ada.
"Tapi biasalah. Dalam industri perminyakan memang seperti ini konsekuensinya. Kami ini mencari sesuatu yang ada di dalam tanah, jadi tidak bisa dipastikan ada atau tidak kalau dieksplorasi. Tapi kami tidak merasa rugi, karena semua upaya telah kita lakukan. Walaupun hasilnya akhirnya nihil," kata Fjaeran.
Pria asal Norwegia ini menjelaskan, sejak seismic survey tahun 2008 hingga tahap akhir eksplorasi atau pengeboran pada Agustus 2012, Statoil telah menghabiskan dana 250 juta dolar AS. Itu belum termasuk biaya teknis hingga penyerahan signature bonus atau Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNPB) yang diserahkan kepada pemerintah pusat saat penandatanganan kontrak kerja pada 2007 silam.
"Berinvestasi memang sudah begini. Tapi kami tidak rugi, sebab di beberapa blok yang kami kelola di negara lain telah menemukan minyak seperti di Brazil, Tanzania, dan di Norwegia," ungkap Tor Fjaeran.
Setelah menghentikan pengeborannya di Blok Karama Mamuju, Statoil akan pindah ke Blok Halmahera II guna mencari potensi migas.
Blok baru ini, kata dia, mencakup wilayah tiga kabupaten di Papua, masing-masing Kabupaten Hamahera Selatan, Halmahera Tengah, dan Kabupaten Raja Ampat.
"Semoga saja di tanah Papua kami menemukan apa kami cari. Ini juga menjadi harapan semua masyarakat" katanya. (T.KR-ACO/S023)
COPYRIGHT © 2012
No comments:
Post a Comment