Wednesday, December 26, 2012
PRODUKSI GAS: Lapangan Ruby Blok Sebuku Operasi 2013
Rachmad Subiyanto
September 23, 2012
BALIKPAPAN: Produksi gas dari Lapangan Ruby di Blok Sebuku oleh Pearl Oil (Sebuku) Ltd diperkirakan bisa dimulai pada pertengahan 2013 seiring dengan telah dimulainya penggelaran pipa sepanjang 312 kilometer menuju Senipah.
Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Kalimantan dan Sulawesi Ngatijan mengatakan penggelaran pipa telah dimulai pada 20 September 2012. Dari total sepanjang 312 kilometer, 300 kilometer pipa terletak di area laut lepas.
Ngatijan
Pemasangan pipa ini, imbuhnya, merupakan upaya pengembangan untuk meningkatkan kapasitas produksi gas. Persetujuan plan of development (POD) telah diperoleh dan produksi diperkirakan bisa dimulai pada pertengahan 2013.
Mengenai proses perizinan dan sosialisasi, imbuhnya, pihaknya sudah selesai melakukan kepada nelayan yang kerap beroperasi di jalur tersebut kendati jarak pemasangan pipa terdekat sekitar 18 mil laut. Jarak tersebut berada di luar wilayah kewenangan kabupaten/kota yang mencapai 4 mil laut ataupun kewenangan provinsi yang berada di antara 4 mil laut – 12 mil laut.
Perkiraan produksi gas yang dihasilkan oleh Lapangan Ruby mencapai 100 juta standar kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day / MMSCFD). Nantinya, gas yang diproduksi tersebut untuk mensuplai kebutuhan gas bagi industri pupuk di pabrik Pupuk Kaltim-5. “Ini untuk ketahanan pangan nasional karena pupuknya akan didistribusikan kepada petani yang mendukung program pangan. Jadi, ini memang 100% untuk kontribusi gas dalam negeri,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (22/9/2012).
Berdasarkan catatan Bisnis, pembangunan pabrik Pupuk Kaltim V merupakan salah satu program revitalisasi industri pupuk. Pabrik ini diproyeksikan untuk menggantikan pabrik Pupuk Kaltim-1 yang beropeasi lebih dari 25 tahun.
Diperkirakan pabrik ini akan menjadi pabrik urea terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas produksi pabrik mencapai 1,15 juta ton urea granul per tahun dan 850.000 ton amoniak per tahun. Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur Aas Asikin Idat menambahkan konsumsi gasnya juga lebih efisien dibandingkan pabrik Pupuk Kaltim-1 karena hanya memerlukan gas sebesar 26 MMBtu/ton.
Pembangunan pabrik yang dilakukan di Kawasan Industri Pupuk Kaltim Bontang oleh konsorsium dari PT Inti Karya Persada Teknik (IKPT) dan Toyo Engineering Corporation (Toyo) dimulai pada September 2011 dengan target pengerjaan selama 33 bulan atau diperkirakan selesai pada Juni 2014.
Gas yang dipasok ke dalam pabrik pupuk itu nantinya akan digunakan seluruhnya sebagai bahan baku pupuk karena boiler yang dibangun berbahan bakar batubara. Hasil ini tentu akan ada peningkatan kapasitas produksi pupuk oleh pabrik tersebut.
Pabrik yang diproyeksikan menjadi pengganti Pabrik Pupuk Kaltim-1 tersebut diharapkan memiliki umur ekonomis lebih dari 20 tahun dengan konsumsi energi yang relatif rendah yang akan berdampak pada penurunan biaya produksi. Sementara dari sisi kapasitas akan meningkatkan kapasitas produksi urea sebesar 1.375 ton per hari yang diharapkan mampu meningkatkan daya saing perusahaan.(msb)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment