Monday, September 24, 2012

MIGAS–Pertamina Hati-Hati Setelah Kehilangan US$100 Juta di Sulbar



JAKARTA—PT Pertamina (Persero) hati-hati menggarap proyek yang tergolong baru dan berisiko tinggi setelah kehilangan US$100 juta akibat pengeboran yang ternyata dryhole di dua sumur eksplorasi di Blok Karama, Sulawesi Barat.

Direktur Hulu Pertamina Muhamad Husen mengatakan untungnya porsi Pertamina dalam blok tersebut hanya setengahnya (49%) sementara mayoritasnya adalah Statoil (51%).


 Muhamad Husen

“Untung kami cuma setengahnya, makanya hilangnya hanya US$100 juta kurang lebih. Coba kalau 100%. Makanya untuk hal baru seperti ini, kelihatannya kami tidak ingin langsung besar dulu. Kami mengukur kekuatan sendiri, risiko sendiri,” ujarnya, hari ini.

Husen mengatakan Blok Karama merupakan proyek migas laut dalam (deepwater) yang tergolong baru bagi Pertamina dan memiliki risiko yang sangat tinggi. Untuk proyek-proyek seperti ini, Pertamina memperhitungkan segala kemampuan, termasuk finansial.

“Untuk risiko-risiko yang tinggi seperti ini, strategi kami berpartner dengan orang yang sudah advance di situ. Jadi kami ngga mau jadi operator dulu, biarkan yang sudah berpengalaman di situ dan kita sambil belajar dari mereka. Tapi Pertamina serius ingin menyiapkan diri untuk mampu beroperasi di laut dalam, karena itu salah satu masa depannya kita,” jelasnya.

Untuk proyek baru dan berisiko tinggi lainnya, yakni proyek pengembangan gas di East Natuna, Kepulauan Riau, Pertamina juga hati-hati. Meski Pertamina ingin menjadi operator di blok tersebut, namun porsi sahamnya tidak 51% di antara kedua partnernya yakni Esso Natuna Ltd dan Total E&P Activities Petrolieres.

“Maunya mayoritas Pertamina dan kami jadi operator juga. Tapi berapa persen-nya belum bisa ngomong, kalau dikasih porsi besar juga kan saya harus menghitung. Untuk hal baru seperti ini, kelihatannya kami tidak ingin porsinya langsung besar,” ujarnya.

No comments:

Post a Comment