Monday, March 25, 2013

MIGAS SULBAR: Gagal, Enam Investor Asing Akhirnya “Angkat Kaki”


Oleh Newswire on Thursday, 14 March 2013



MAKASSAR–Kepala Perwakilan SKK-Migas Wilayah Kalimantan-Sulawesi Ngatijan menyampaikan setelah gagal menemukan tetesan migas, enam perusahaan asing yang melakukan tahap eksplorasi di Sulbar mulai “Angkat Kaki” karena gagal menemukan cadangan tetesan migas.

“Enam blok migas yang dilakukan tahap eksplorasi telah berhenti karena gagal menemukan cadangan migas. Praktis, tinggal tiga blok masih memungkinkan bisa mendapatkan tetesan migas,” kata Ngatijan saat berada di Makassar, Kamis (14/3).

Menurut Ngatijan, beberapa investor asing telah meninggalkan Sulbar ini diantaranya PT Marathon International Petroleum Indonesia Limited yang telah bekerja di perairan lepas pantai Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara (Matra) sejak 4 Agustus 2009.

Kemudian, katanya, blok Kuma oleh PT Conoco-Phillips Indonesia, blok Karama dikerjakan PT Star Oil-Pertamina, blok Karama Mamuju oleh Stat Oil, Blok Pasangkayu oleh Exon Mobil dan beberapa blok lainnya.

Sedangkan blok migas yang diharapkan mampu menghasil devosit cadangan migas, kata dia, yakni blok Mandar, Blok Malunda dan Blok Budong-Budong dan termasuk blok Sebuku yang saat ini berpolemik sengketa kepemilikan pulau antara Sulbar dan Kalsel.

“Setelah enam perusahaan migas yang telah menghentikan tahap pengeboran maka kita harapkan ada lagi perusahaan lain untuk melakukan tahap eksplorasi sehingga ada harapan temuan cadangan migas dari daerah Sulbar,” ungkapnya.

Ngatijan menyampaikan, saat ini negara Indonesia kekurangan cadangan migas. Ini karena tingkat produksi migas dalam negeri tak sebanding dengan tingkat kebutuhan.

Karena itu, kata dia, BP Migas telah mencanangkan 2013 sebagai tahun pengeboran migas yang diharapkan mampu mendapatkan tetesan migas.

“Tahun ini BP Migas akan melakukan pengeboran hingga mencapai 250 sumur. Wilayah prioritas pengeboran rata-rata berada di kawasan timur Indonenesia,” ungkapnya.

Pengeboran sumur migas di Indonesia, kata dia, gencar dilakukan dalam mendukung beban target peningkatan produksi migas 900 ribu barel/hari.

“Saat ini negara Indonesia hanya mampu menghasilkan produksi migas sekitar 850 ribu barel/hari. Ini tentu masih defisit dari jumlah target yang telah dicanangkan,” ujarnya. (Antara/juanda)

No comments:

Post a Comment