Sunday, March 17, 2013

Pengamat: Produksi Migas Indonesia Kian Terpuruk

Albi Wahyudi

Pengamat Perminyakan John S. Karamoy (Jaringnews/Albi)

Pemerintah perlu segera menemukan solusi menyeluruh, terkoordinasi dan terintegrasi.

JAKARTA, Jaringnews.com - Kalangan praktisi perminyakan menilai kondisi produksi minyak dan gas bumi (migas) Indonesia dalam situasi terpuruk karena masih banyak cadangan migas belum tergarap atau belum ditemukan. Padahal Indonesia memiliki potensi cadangan migas yang besar.

Pengamat Perminyakan John S. Karamoy mengatakan, cadangan minyak bumi di perut bumi Indonesia diperkirakan mencapai 80 miliar barel, sementara produksi nasional baru 23 miliar sejak 1884 sampai 2010. Sedangkan gas bumi yang belum digarap, berjumlah lebih dari 100 TCF.

"Sering berubahnya perundangan dan regulasi serta aturan main mengurangi minat investasi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas, sehingga produksi nasional terus menurun," kata John dalam Peluncuran buku "Inspiration From the Oil Man, Visi Pemimpin," di Jakarta, Sabtu (16/3).

Selain itu, John menjelaskan, proses ganti rugi lahan dan gangguan operasional, akibat kepentingan politik sesaat, sering mengabaikan prinsip hukum dan ketertiban.

"Karenanya, pemerintah harus serius mengawal ini dan penegakan hukum harus di tegakkan," tutur John.

Oleh sebab itu, John Karamoy mengusulkan agar pemerintah bergerak cepat menjamin kepastian hukum dan aturan main. Aparat Pemerintah Pusat dan Pemda yang bertugas dalam pembebasan lahan, ganti rugi tanah, dan perlindungan lingkungan, harus betul-betul mengutamakan kepentingan bangsa.

"Kita masih akan menghadapi kenyataan bahwa produksi minyak bumi nasional akan terus menurun. Untuk mengurangi laju penurunan produksi, kita perlu melakukan terobosan yang signifikan, dan cepat mendorong pelaku di sektor hulu agar meningkatkan pencarian cadangan migas baru," jelas John.

Disamping itu, mendorong dan memberikan insentif fiskal serta kemudahan bagi usaha-usaha yang melakukan pengembangan sumber-sumber energi non fosil.

Masalah di sektor hulu migas nasional memang sudah sering dikupas. Namun, menurut John, walaupun sudah agak terlambat, pemerintah perlu segera menemukan solusi menyeluruh, terkoordinasi dan terintegrasi, termasuk dengan mengembangkan perusahaan migas nasional yang bertaraf dunia, baik BUMN maupun swasta.

John berharap adanya pemahaman tantangan, strategi, dan langkah yang sama agar mampu memenuhi tuntutan bangsa di masa depan. "Hanya dengan eksplorasilah kita dapat meningkatkan produksi minyak," tukasnya.(Alb / Ara)

No comments:

Post a Comment