Sabtu, 16 Maret 2013
Oleh: Aco Ahmad
Mamuju (Antara News) - Sengketa batas wilayah antara Pemerintah Sulawesi Barat dengan Pemerintah Kalimantan Selatan, tidak akan mempengaruhi rencana pengelolaan cadangan gas pada blok Sebuku.
"Sengketa batas wilayah menjadi ranah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Artinya, pengelolaan lapangan gas Rubu Blok Sebuku tetap berjalan,"kata Kepala SSK Migas Wilayah Kalimantan-Sulawesi, Ngatijan saat berada di Mamuju, Sabtu.
Menurutnya, sengketa batas wilayah antara Sulbar-Kalsel mengemuka ketika diketahui bahwa ada cadangan gas besar yang dapat dikelola hingga 10 tahun.
"Potensi cadangan gas blok Sebuku sangat besar dan ini menjadi areal rebutan kedua provinsi bertetangga ini," ungkapnya.
Karena itu kata dia, pemerintah kedua provinsi tersebut diharapkan tetap membangun komunikasi yang baik untuk memecahkan persoalan konflik wilayah.
"Sekali lagi kami dari SSK Migas tidak akan terlibat dalam persoalan sengketa wilayah. Pastinya, blok Sebuku ini akan tetap digarap untuk memenuhi ketersediaan gas di dalam negeri,"katanya.
Ia menyampaikan, cadangan gas dalam negeri dari tahun ke tahun semakin meningkat dan bahkan melampaui dari yang ditargetkan.
Lain halnya dengan cadangan minyak kata dia, justeru semakin menurun sehingga pemerintah sekarang ini terus melakukan upaya pencarian cadangan migas.
Ngatijan menyampaikan, pemerintah telah merekomendasikan agar gas blok Sebuku ini digarap langsung perusahaan Mubala Developmen CO milik investasi Pemerintah Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
"Mubala telah menyiapkan dana investasi untuk mengelola gas yang ada di blok Sebuku. Perusahaan asal Uni Emirat Arab ini telah mendapat persetujuan pemerintah Indonesia sejak Juli 2008 silam,"kata Ngatijan saat berada di Mamuju, Jum`at.
Bahkan saat ini kata dia, perusahaan ini telah memasang pipa sepanjang 300 kilometer dari fasilitas produksi Lapangan Ruby ke Lapangan Senipah yang dikelola Total E&P Indonesie di Kalimantan Timur.
"Potensi cadangan gas di blok Sebuku segera dikelola dan rencananya akan mulai berproduksi pada pertengahan tahun 2014 mendatang," ungkap Ngatijan.
Editor : N Sunarto
No comments:
Post a Comment