Majene, Sulbar (ANTARA News) - Pemkab Majene, Sulawesi Barat, melalui Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Majene, mengaku belum mengetahui aktivitas perusahaan minyak asal Norwegia, Statoil, yang berencana beroparasi di Blok Mandar dan Malunda.

"Memang benar saya pernah mendengar ada informasi, Statoil akan melakukan pengeoran minyak di perairan Majene, namun hingga saat ini kami belum mengetahui kapan mereka beroperasi," ungkap Kepala Distamben Majene, Ahmad Rafli Nur di Majene, Kamis.

Sebelumnya, terdapat informasi Statoil akan melakukan uji seismik di dua blok tersebut untuk mengukur kadar serta kandungan minyak sekaligus mengambil contoh kandungan minyak untuk diuji dan menetapkan langkah selanjutnya, yaitu pengeboran.

Namun, Rafli mengaku, uji seismik maupun rencana pengeboran hingga saat ini belum diterima dari pihak perusahaan yang pada dasarnya memiliki tanggungjawab dan kewajiban menyampaikan hal itu kepada Pemkab Majene.

Pemberitahuan diharapkan untuk memberikan informasi kepada para nelayan guna menghindari terjadinya kecelakaan saat beberapa peralatan pengeboran minyak milik Statoil itu dioperasikan di lepas pantai.

"Seharusnya bukan kami yang mencari informasi tapi pihak perusahaan yang harus proaktif memberikan informasi kepada kami," singkatnya.

Sementara itu, nelayan di Kelurahan Pangaliali Kecamatan Banggae Timur, Majene, Sukirman mengaku belum mengetahui akan ada rencana pihak perusahaan minyak, termasuk Statoil untuk melakukan seismik maupun pengeboran di perairan Majene.

"Kami tidak mengetahui jika ada perusahaan minyak yang akan melakukan pengeboran. Kami berharap agar perusahaan memberi informasi agar kami bisa menghindari bahaya dari proses pengeboran tersebut," tuturnya.
(T.KR-AHN/S006)