Int
Ilustrasi
MAJENE, FAJAR -- Guna mempertahankan Pulau Lerek-lerekang, Pemkab Majene berencana membangun rumah tinggal di sana. Bahkan, pemkab bakal membuat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).Ilustrasi
Pembangunan rumah tinggal dilakukan setelah Pemkab Majene melakukan penanaman puluhan bibit kelapa di pulau yang memiliki kandungan minyak dan gas itu. Hal ini dimaksudkan agar kelak ada aktivitas tetap oleh masyarakat nelayan di pulau yang orang Makassar menyebutnya Pulau Lari-lariang.
Bupati Majene, Kalma Katta senang atas apresiasi masyarakat sangat tinggi berpatisipasi dalam mempertahankan Pulau Lerek-lerekang. Dia mengatakan akan melakukan pendataan siapa -siapa yang berminat tinggal di pulau tersebut.
"Saya sangat berterimah kasih kepada masyarakat nelayan yang sangat antusias. Bahkan saat-saat keberangkatan gelombang pertama banyak yang mendaftar ingin ikut rombongan. Jumlahnya bahkan sampai 10 kapal. Namun kami batasi cuma lima kapal saja," ujar Kalma, Jumat, 8 Juni.
Bupati Majene dua periode ini mengingatkan kepada masyarakat yang ingin berangkat dan tinggal di pulau tersebut tidak perlu khawatir. Dia mengatakan, pemberangkatan tahap kedua akan kembali dilakukan untuk agenda pembangunan rumah tinggal sebanyak tiga unit.
Terpisah, Sekretaris Kabupaten Majene, Syamsiar Muchtar mengaku, untuk penanaman bibit kelapa dan pembangunan rumah tinggal telah dianggarkan dalam APBD 2012. Menurutnya, memang perlu adanya tindakan penguasaan fisik atas pulau Lerek-lerekang.
"Ini dalam rangka membentuk opini secara nasional. Untuk teknis pembangunan rumah, warga yang siap ditempatkan di sana akan kita bantu, tapi mereka tidak selamanya di sana. Tiga bulan- tiga bulan kita tarik karena di sana jauh dari daratan," jelas Syamsiar.
Sementara itu, rombongan Pemkab Majene yang diberangkatkan ke pulau tersebut telah tiba kembali ke Majene. Rombongan itu terdiri atas lima anggota Satpol PP, tujuh orang anggota LSM, dua anggota dari Bagian Humas Setda Majene dan kurang lebih dua puluh kapal kapal bersama anak buah kapal.
"Untuk sampai ke pulau, perjalanan normal sekitar 12 jam. Kami berangkat Selasa pagi, (5 Juni, red). Karena kami menginap di tengah laut untuk memancing, jadi rombongan sampai di sana sekitar Rabu pagi," kisah Ashadi, salah seorang staf Bagian Humas yang ikut dalam rombongan.
Menurut Ashadi, di pulau tersebut, rombongan menanam sekitar 50-an bibit kelapa. Dia mengatakan, rombongan berada di pulau tak berpenghuni itu selama kurang lebih tujuh jam.(far/ars)
No comments:
Post a Comment