Mamuju (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat membantah keras adanya anggapan bahwa PT Marathon Oil yang melakukan pengeboran pada sumur minyak dan gas di Blok Pasangkayu Mamuju Utara gagal menemukan cadangan migas.

"Tidak, tidak benar PT Marathon yang melakukan ekplorasi pada Blok Pasangkayu gagal. Hanya saja, pada pengeboran titik sumur ternyata cadangan migas yang ditemukan sangat sedikit sehingga perusahaan mencari titik lain pada blok yang sama karena diyakini masih memiliki cadangan migas di perairan itu," kata Kepala Dinas Pertambangan Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sulbar, Ir Agus Salim Tamaodjoe di Mamuju, Jumat.

Menurut dia, Marathon Oil mulai mencari titik minyak di Blok Pasangkayu sejak 2009 dan hasilnya memang belum memuaskan.

"Saat ini perusahaan tersebut masih mencari dimana titik kandungan migas yang konon memiliki cadangan yang sangat besar. Kita berharap, dalam waktu dekat bisa mendapatkan titik sumur minyak di blok Pasangkayu," kata Agus.

Demikian pula dengan hasil yang didapatkan PT Exxon Mobile di Blok Surumana Kabupaten Mamuju Utara dan PT Conoco Philips di Blok Kuma perbatasan Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara mengalami nasib yang sama.

"Tiga perusahaan asing ini terus mencari kandungan minyak pada tiga blok. Mereka sangat optimis akan bisa menemukan tetesan migas untuk dilakukan tahap ekploitasi," urainya.

Ia mengatakan, dengan kegagalan sementara yang dialami perusahaan tersebut untuk dapat menemukan migas bukan berarti peluang pemerintah di Sulbar untuk mendongkrak pertumbuhan ekonominya melalui investasi dengan mengandalkan sektor investasi dari sektor migas akan kandas.

"Meski tiga perusahaan asing yang melakukan pengeboran untuk mencari migas tersebut terancam gagal, namun masih ada perusahaan migas lainnya yang berpeluang mendapatkan migas pada sepuluh blok migas yang dikelola perusahaan asing lainnya di Sulbar," katanya.

Ia mengatakan, saat ini sudah ada satu perusahaan yang telah berhasil menemukan gas, yakni Pearl Oil yang mengelola pada blok Sebuku.

Perusahaan migas Pear Oil ini merupakan perusahaan Uni Emirat Arab dan akan mulai mendapatkan hasil paling cepat 2012 dan paling lambat 2013.

"Perusahaan ini berhasil menemukan gas. Sekarang tinggal sedot gas dari perut bumi untuk dijual ke PT Pupuk Kaltim melalui jalur pipa Bontang Exsport Manifold," katanya.

Ia mengatakan, potensi gas pada Block Sebuku cukup banyak sehingga kelak akan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan di daerah.

"Hasil produksi gas ini tentu akan memberikan dampak bertambahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) terlebih untuk Kabupaten Majene dan Pemprov Sulbar. Kabupaten lain pun akan kebagian tetapi jumlahnya tidak sama dengan penghasilan Majene selaku pemilik wilayah," tutur Agus.

Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Sulbar Harry Warga Negara mengatakan, ketika Pearl Oil telah melakukan eksploitasi di Blok Sebuku dan berhasil, sekitar 30 persen produksinya akan diberikan ke Sulbar.

Ia mengatakan, Pearl Oil akan melakukan eksploitasi di Blok Sebuku yang terletak di perairan Sulawesi dan masuk dalam wilayah perairan Sulbar pada 2013.

Menurut dia, dari 30 persen produksi Pearl Oil yang akan diberikan ke Provinsi Sulbar, sekitar 12 persen dari bagi hasil migas untuk Sulbar itu, akan diberikan kepada kabupaten penghasil yakni Kabupaten Majene.

Sementara itu, kata dia, pemerintah Sulbar akan mendapatkan sekitar 6 persen dan seluruh kabupaten lain di Sulbar juga akan mendapatkan 12 persen dibagi secara merata.

"Bagi hasil migas untuk Sulbar sekitar 30 persen dari gas Blok Sebuku itu diatur dalam Undang Undang Nomor 33 tahun 2009, dan akan dimanfaatkan meningkatkan pembangunan daerah," katanya. (T.KR-ACO/S023)